TEAM: 78: PURPOSE

1.4K 215 71
                                    

HAPPY READING

...

"Kalau kita menggunakan sistem pendaftaran dan test, yang akan terpilih pasti Adly Nirlangga, kalau kita menggunakan sistem voting pasti yang akan terpilih Aurelie atau Leon, tapi tetap saja, Aurelie yang punya kualifikasinya karena dia ketua OSIS di sini." 

Walaupun belum disebutkan, Adly yakin mereka semua hanya berpikir pada satu nama di kelas ini. Siapa lagi yang akan mendapatkan PIN emas itu kalau bukan dia? The one and only princess yang masuk ke program PIN dengan gampang ...

"Sun Shiera," tegas Liana. "Ya, kalau berdasarkan ketetapan saya sejak awal, dia adalah pemegang PIN emas tahun ini."

Kepala Sekolah ikut stagnan dengan gestur terkejut di tempatnya. Meski sudah tau pasti nama itu yang akan disebut, tetap saja Kepala Sekolah tak tau apa yang sebenarnya dipikirkan Liana.

"A—aku?" tanya Sunny.

Semua yang ada di kelas meliriknya. 

"Yeah untuk kamu. Selamat, Nona Sunny, PIN emas tahun ini jadi milik kamu."

Sunny masih mengernyit, berharap Liana akan memberi jawaban yang lebih masuk akal. 

"Kenapa dia?" tanya Adly pada akhirnya.

Liana tersenyum. "Oh, pertanyaan yang bagus! Kenapa Sunny? Kenapa bukan kamu, Adly?"

"..."

"Kamu udah sering nunjukin prestasi kamu ke semua orang. Selalu jadi nomor satu di manapun. Kamu ahli di semua bidang—sampai melacak data-data privasi pun kamu selalu bisa. Kamu belajar itu semua dari kecil. Kamu nyaris nggak ada kekurangannya, kecuali sopan santun."

Terdiam, seolah menebak apa point dari perkataan Liana mengenainya ini.

"Kenapa juga bukan Aurel?" Liana beralih ke gadis itu. "Ah, Aurelie, kamu tau kalau kamu itu ... payah?"

Payah?

"Dari dulu kamu selalu berusaha nunjukin kemampuan kamu, tapi semakin kamu tunjukin kamu malah semakin keliatan payah. Bukannya ngalahin Adly, tapi peringkat kamu malah turun. Kamu gampang menyerah. Dan tiba-tiba kamu mau berdamai dengan Adly hanya karena merasa kamu akan gagal di PIN emas nanti?" Liana menyeringai. "Kamu tak sehebat Sevenor yang lain, kamu lemah."

Aurelie juga hanya bisa diam.

"What about Airin Clark?"

Airin yang namanya disebut pun seketika meneguk saliva.

"Ketua kelas. Selalu mengandalkan solidaritas dengan teman-temannya. Yang paling bersemangat di kelas ini." Liana beralih ke arah Airin. "Kamu jadi pintar dadakan dan berhasil membuat gempar seisi sekolah. Sayangnya, kamu nggak berhasil ngambil hati mereka kayak Aurelie. Kamu malah jadi kayak Adly yang dibenci banyak orang karena menggeser posisi Aurel. Kamu punya ambisi ada di titik sekarang itu hanya karena mau terkenal kayak Leon dan Arian 'kan?"

Walaupun kenyataan itu benar, Airin tak bisa berkata-kata. Dia hanya bingung kenapa Liana mendeskripsikannya seperti itu.

"Leonardo Alisatya." Liana beralih ke arah Leon. "Sebenarnya saya heran, apa yang orang-orang idolakan dari kamu? Standar ketampanan anak-anak zaman sekarang itu rendah banget yah. Membosankan."

Leon mengernyit. 

"Ah, mungkin karena kamu itu hebat main basket yah? Well, lumayan masuk akal sih. Tapi kalau mereka sadar gimana keadaan keluarga kamu, mungkin mereka akan berhenti idolain kamu. Kamu bukan cowok yang tepat untuk dikagumi."

"Selera Bu Liana sendiri gimana?" sela Prity pada akhirnya. "Ow, pasti yang tampangnya kayak Brad Pitt yah? Trus kaya tujuh turunan dan bisa menguasai dunia? Wow. Pasti standarnya lebih tinggi dari langit."

Team ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang