TEAM: 40: PEACE?

1.6K 194 62
                                    

Isn't it lovely? all alone
Heart made of glass, my mind of stone
Tear me to pieces, skin to bone

Billie Eilish ft Khalid - Lovely

⚠⚠⚠

HAPPY READING

...

"Ibu ucapkan selamat atas terpilihnya kamu sebagai ketua OSIS tahun ini, Aurel." Kepala Sekolah tersenyum hangat di ruangannya usai penamatan ketua OSIS resmi pagi tadi. 

Sekarang wanita bersanggul itu meminta Aurelie bertemu secara pribadi dengannya.

"Ibu sudah menduga kalau kursi kepemimpinan itu akan selalu diisi oleh Sevenor. Ah, rasanya sudah lama sekali keluarga kamu selalu membawa sekolah ke ranah positif. Tolong, sampaikan salam Ibu pada Professor Gerald. Bilang kalau Ibu sangat bangga dengan keluarganya."

Aurelie tersenyum. "Terima kasih, Bu. Nanti Aurel sampaikan."

Kepala Sekolah memutar setengah kursinya, meraih jepitan perak yang terletak di kotak mini dan bangkit mendekati Aurelie. "Tapi, sebagai ketua OSIS rasanya kurang sempurna kalau tidak ada benda berharga ini, 'kan?"

Kali ini Aurelie hanya mengerjap tanpa arti. Agak heran juga dengan wanita bersanggul ini. Padahal kemarin mengancam mereka akan didiskualifikasi jika melepas PIN sembarangan atau menolak perintahnya, sekarang lihatlah ... malah meminta mereka untuk kembali seperti ini.

Sangat tidak konsisten.

"Terima kasih juga untuk tidak membesar-besarkan masalah program PIN kemarin pada keluarga Sevenor."

"Kenapa Ibu masih minta kita kembali?"

Apa lagi? Karena kalian sumber kebahagian sekolah wahai anak-anak bodoh. Kepala Sekolah tersenyum lebar. "Karena kamu masih membutuhkan ini. Persainganmu dengan Adly belum berhenti sampai di sini, Aurel."

Kepala Sekolah memang benar. Mereka masih punya satu tujuan yang sama atas tuntutan keluarga; untuk meraih PIN emas. PIN penjamin masa depan yang hanya bisa dimiliki satu orang setiap tahun.

Tapi, sampai dalam pemilihan ketua OSIS saja, Aurelie sudah merasa cukup puas bisa mengalahkan Adly. Cowok itu jarang bisa dikalahkan. Entah apa kurangnya Adly selain mulutnya yang sadis itu? Semua yang ada pada Adly adalah kelebihan. 

Saat ini Aurel yakin cowok itu sedang kecewa dan berdiam diri di rumahnya, karena Adly tidak masuk sekolah.

Atau mungkin gerah juga melihat penamatan ketua OSIS hari ini.

Aurel masih menatap ragu jepitan itu. Seandainya tidak hidup dalam keluarga Sevenor, pasti jepitan itu bukan apa-apa untuknya. Pasti ... Aurel hanya akan jadi murid biasa yang akan menikmati masa SMA-nya dengan banyak bermain tanpa mengingat jam belajar atau tidur sepuasnya tanpa jadwal yang ketat.

"Tenang saja, Aurel. Kalau kekhawatiranmu tentang program PIN akan disogok Sun Shiera, Ibu jamin gadis itu takkan bisa melakukannya."

Seketika, Aurel mengalihkan pandangannya ke arah Kepala Sekolah. "Jadi memang benar yah, Bu, Sunny akan gabung ke program PIN?"

"Memang kenapa? Semua siswa-siswi di sekolah ini punya hak untuk gabung ke sana ... yah, kalau mereka memang mau usaha."

Omong kosong. Padahal yang sudah dipastikan lolos hanyalah orang-orang yang mencetak prestasi.

"Walaupun usahanya dengan sogokan?" tanya Aurelie, tertarik untuk berlaku seperti Prity yang bisa dengan mudah membuat Kepala Sekolah tertohok. 

Sayangnya, gadis itu takkan bisa seperti Prity yang tak peduli perkataannya bisa membuat orang lain tersinggung atau tidak. Aurelie masih memegang image dan itu yang lebih penting. Beda dengan Prity.

Team ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang