TEAM: 62: PERINGKAT 2

1.4K 234 26
                                    

HAPPY READING

...

Sebenarnya Airin tak perlu bersembunyi terlalu lama di bilik kamar mandi ini dengan alasan takut menghadapi dunia luar. Tapi, ternyata mau membuka pintu saja mentalnya jadi ciut, apa lagi baru saja mendengar sekumpulan gadis bergosip tentang hasil peringkat. 

"Kok bisa yah Aurel jadi peringkat tiga?"

"Airin Clark itu siapa sih?"

"Nggak tau, dia nggak terkenal. Jangan-jangan dia nyogok lagi."

Lagian, bukan salah Airin juga 'kan kalau dia peringkat dua? Selama ini, Airin hanya mengerjakan soal ujian semester yang sudah ia pahami di luar kepalanya dan mengeluhkan waktu ujian yang terasa cepat. Lalu, berharap peringkatnya bisa naik sedikit. 

Iya, sedikit.

Airin mendengkus. Ia tak bisa juga berlama-lama di sini karena perutnya keroncongan. Jadi, dengan seluruh tekad dan mental kerupuk, ia pun membuka pintu pelan. Berjalan dengan sangat cepat melewati sekumpulan gadis bergosip itu. Anehnya mereka tak sadar kalau orang yang mereka bicarakan baru saja lewat di belakang mereka.

Aneh cuma buat Airin, sampai ia menyadari tentu saja mereka tak sadar. Mereka kan cuma tau namanya tanpa tau orangnya yang mana. Airin sedikit diuntungkan dalam hal ini. 

Begitu juga di setiap sudut koridor sekolah, mereka yang masih membicarakan soal peringkat tak sadar kalau orang yang dibicarakan ada di sekitar mereka. Meski sebenarnya Airin kepingin menghilang sekarang juga.

Ayolah, nggak mungkin seburuk ini, Rin. 

Maju. Hadapin. Maju. Hadapin. Airin hanya menguatkan batinnya sendiri dengan kepala setengah menunduk. 

Tanpa sengaja Airin melihat Adly yang melintas tak jauh dari tempatnya berada sekarang. Gadis itu pun cepat-cepat menghampiri Adly dan berjalan di sampingnya.

"Anu—gue mau tanya ...," bisik Airin. 

Adly meliriknya sekilas.

"Cara ngitung peringkat tuh dari mana sih?"

Lelaki itu kembali menghadapkan wajah ke depan dengan santai. "Mau pamer peringkat?"

"Nggak, nggak gitu." Airin masih berbisik. "Gue cuma heran peringkatnya dinilai dari mana?"

"Dari nilai."

Ya, Airin juga tau jawabannya akan begitu. Tapi, pertanyaan spesifiknya itu begini lho; bagaimana bisa nilainya ada di tingkatan yang sepadan dengan Aurel bahkan mengalahkan gadis itu?

"Ck, ah percuma ngomong sama lo," ucap Airin. Sadar kalau bicara dengan Adly yang menyebalkan dalam situasi begini takkan membantu. Ia pun kembali mempercepat langkah dengan wajah cemberut. 

Awalnya Adly membiarkan gadis itu mendahuluinya. Pandangannya sedikit beralih ke setiap orang yang ada di sekitar masih membicarakan tentang kemisteriusan peringkat Aurel yang turun hari ini. Dan juga tentang 'siapa Airin' Masih terut berlanjut dalam pembahasan mereka.

Aneh 'kan? Namanya tak pernah muncul di manapun. Bukan anggota five lamination face, tapi mendadak namanya bisa melambung tinggi begitu.

Adly menyeringai. Dasar, padahal orang yang dibicarakan itu baru saja melewati mereka. 

"Airin Clark!"

Sontak Airin yang langkahnya sudah agak jauh, terpaku dengan mata yang membulat sempurna. Seketika bisik-bisik yang memenuhi sekolah mulai surut, mengikuti arah pandang Adly yang baru saja menyebutkan nama Airin Clark.

Team ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang