64. Beautiful day

309 37 3
                                    

Part kemarin ada kesalahan, seharusnya umur Hana 15. Latar cerita ini 2020 tanpa adanya corona. Maaf ya atas kecerobohan author.

Typo itu manusiawi kawan.

Sesampaimya di rumah Chenle, Hana langsung menekan bell rumah itu, dan munculah wanita paruh baya saat pintu terbuka. Itu ibunya Chenle.

"Ah, Bibi, selamat malam," ucap Hana menggunakan bahasa China.

"Wah, Hana, selamat malam, ayo masuk," ucap ibu Zhong.

Hana mengangguk lalu masuk ke rumah keluarga Zhong itu. Bukan pertama kedua kalinya Hana kemari, Hana sering kemari hanya sekedar untuk mengobrol dengan ibu Zhong. Bagi Hana, mengobrol dengan ibunda dari Chenle ini dapat mengurangi rasa rindu dengan bundanya yang berada di Indonesia.

Hana langsung dituntun untuk menuju meja makan.

"Ini untuk Bibi, maaf hanya bisa membawa ini," ucap Hana memberi bingkisan kepada ibu Zhong.

"Seharusnya aku yang memberimu hadiah, selamat ulang tahun cantik," ucap ibu Zhong.

"Terima kasih Bibi," ucap Hana.

"Sama-sama," ucap ibu Zhong.

"Oh iya bibi, apa Chenle ge belum datang?" tanya Hana.

"Aku disini," ucap Chenle yang baru saja tiba di ruang makan sembari membawa sebuket bunga.

"Untukmu," ucap Chenle memberi bunganya.

Hana tersipu malu, bagaimana tidak? Chenle melakukan itu dihadapan ibu Zhong!

"Anakku sudah besar," ucap ibu Zhong.

Chenle tersenyum bangga sedangkan Hana setengah mati menahan malunya.

"Duduk," ajak ibu Zhong.

Lalu mereka bertiga duduk dimeja makan yang berbentuk kotak, dengan posisi Chenle dan Hana bersebalahan, berhadapan dengan ibu Zhong.

"Chenle sudah menceritakan semuanya, apa alasan kamu mau menerima anak nakal ini?" tanya ibu Zhong.

"Mama~" rengek Chenle.

"Mau jawab jujur atau bohong bibi?" tanya Hana bercanda.

"Hana~" kesal Chenle, ibu Zhong dan Hana hanya terkekeh melihat tingkah laku nayi satu ini.

"Panggil saja Mama," ucap ibu Zhong.

"Baik Mama," ucap Hana.

"Jadi apa alasanmu?" tanya Chenle.

"Alasanku? Entahlah, sepertinya kau memakai sihir agar aku menerimamu," ucap Hana bercanda.

Lalu mereka tertawa.

'Banyak alasannya, bahkan aku tak bisa menyebutkannya satu persatu,' batin Hana disela tawanya.

"Ya sudah, lebih baik sekarang kita mulai makan malamnya," ucap Mama memulai makan malamnya.

Mereka makan malam dengan hangat.

SEOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang