Tiga Puluh Sembilan

671 117 15
                                    


Jisung menatap lurus kedepan. Menatap felix yang duduk tertunduk sedari tadi. Teman teman mereka yang lain termasuk minho tidak ada ditempat.


Mereka sengaja meninggalkan dua orang yang masih bisa dibilang sahabat atau tidak itu meluruskan kesalah pahaman diantara mereka didalam ruangan osis itu. Tentu saja jisung yang meminta itu.

Jisung masih diam menunggu sahabatnya? Itu untuk mengutarakan apa saja yang mengganjal sehingga tega menusuk dirinya dari belakang.

"G-gue__ G-gue g-gue___

Manik yang sudah memerah itu akhirnya menjatuhkan luquid bening yang sedari tadi menggantung dipelupuk mata lelaki berfrecless itu.

"Maaf"

Akhirnya hanya itu yang keluar dari bibir tipis itu. Matanya mengerjab hingga air matanya kembali mengalir.

Jisung masih setia menatap lurus kedepan menatap felix dan masih diam tak berkata kata.

"Maafin gue, ji. Maaf...."

Jisung masih bungkam seolah menunggu felix mengatakan alasan dia melakukan semua itu selama ini.

Tapi tundukan felix semakin dalam. Tidak sanggup menatap manik jernih sahabat yang telah ia sakiti selama ini.

"Siapa?"

Felix sontak mendongak ketika jisung memberikan sebuah pertanyaan. Hanya satu kata tapi mampu membuat felix mengangkat kepalanya yang sedari masuk hanya tertunduk.

Raut wajah felix jelas menunjukkan kalau dirinya tengah bertanya. 'Siapa'  apa maksud dari pertanyaan jisung.

Jisung yang paham akan kebingungan nya felix kembali membuka mulut.

"Kali ini___ untuk siapa?"

Mata felix mengerjab. Ia paham betul maksud dari pertanyaan dari jisung.

Felix kembali menundukkan kepalanya. Takut untuk kembali mengangkat kepalanya.

"Lix?"

"...."

"Lix?"

"....."

''Lix bilang----"

"Dia minta gue" sela felix cepat. Mendongak sekilas lalu kembali menunduk dalam.

Jisung terdiam. Menunggu kelanjutan ucapan felix. Tapi setelah ditunggu hingga beberapa menit felix belum membuka mulutnya kembali. Bibir itu kembali terkatub rapat.

Jisung membuang nafas pelan. Lumayan jengah dengan keterdiaman felix.

"Siapa?"


"Gue ga perlu kasih tau pun gue rasa lo tau persis siapa orang nya"sela felix cepat.

Mulut jisung terkatub seketika.


"Dia minta gue nyelakain lo---"

"Sungguh?"potong jisung dengan manik membola.

Felix mengangkat kepalanya menatap jisung tepat dinetranya lalu tersenyum miris.

"Dia bahkan lebih gila dari ini"timpal lelaki berfrecless itu. Kepalanya kembali tertunduk.

Setelahnya hening. Mereka sibuk bergelut dengan pikiran masing masing atau lebih tepatnya jisung yang menunggu apalagi yang akan disampaikan oleh felix.

Tikung 《MinSungChan》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang