Empat Puluh Enam

1K 94 29
                                    






Mina dan brian duduk termenung diranjang. Punggung mereka senderkan pada headboard.

Brian tampak sangat terkejut akan fakta yang baru saja ia ketahui. Mina melirik sekilas suaminya lalu terkekeh.

Brian ganti melirik istrinya." Kenapa ketawa, hmm?"tanya nya.

"Hihi muka mu lucu"jawab mina.

Brian menghela nafas lelah. Menggosok gosok punggung tangan nya.

"Aku ga nyangka dia begitu,sayang".lirih brian. Lelaki tampan paruh baya itu menoleh kesamping menatap istrinya."kamu__udah tau ini?"

Lagi mina terkekeh lalu mengangguk. Brian menatap istri nya dengan muka penasaran." Sejak kapan?"tanya nya.

Mina menoleh membalas tatap sang suami.

"Dari dulu__ dari mereka masih kecil tepatnya. Aku udah ngerasa kalau chan ini  eumm gimana ya ceritanya"ungkap mina bingung.


Brian menggeser tubuhnya jadi menghadap sang istri."ngomong aja. Ga apa apa, sayang"


Mina mengangguk."Dari mereka masih disekolah dasar." Mina menghela nafasnya." Chan selalu menyukai apapun yang disukai oleh jisung."


"Inget? Pas kita belanja ke mal. Kita nawarin mereka sepatu. Kita nawarin sepatu yang sama tapi chan nolak. Dia ga mau sepatu yang sama seperti jisung. Akhirnya chan minta yang lebih mahal dan kita ngabulin. Tapi apa yang dia lakuin ketika sampai dirumah? Dia minta sepatu yang ada sama jisung tapi dia ga mau ngasih sepatu yang ada sama dia ke jisung."

Mina mengulum senyum getirnya."Bodohnya kita waktu itu malah mengambulkan keinginan nya tanpa mikir gimana perasaan jisung."

Manik jernih mina menerawang pada kejadian yang terjadi sembilan tahun silam.


"Jisung menyerahkan sepatu baru nya dengan senyum lebar .Bukan nya kita membelikan sepatu baru sebagai ganti sepatu dia yang udah dia serahin ke chan tapi kita malah diam saja biarin dia pakai sepatu usangnya. Aku pikir waktu itu dia baik baik aja"

Mina mengambil air yang terletak dinakas sampingnya lalu meminumnya untuk membasahi tenggorokan nya. Setelahnya menaruh kembali gelasnya dan lanjut bercerita.

"Dan pas penerimaan nilai hasil semester. Kita sibuk membangga kan chan tapi kita ngabaiin jisung yang waktu itu juga dapet nilai bagus. Bahkan kebih bagus dari chan. Lagi lagi aku mikir jisung baik baik aja. Tapi semua pemikiran itu sirna waktu___

Mina menatap suaminya yang kini juga tengah menatap nya dengan tatapan penyesalan.


__ Aku mergokin jisung nangis sendiri dikamarnya sambil memeluk nilai semesternya. Tangis yang bener bener bikin aku sakit, brian!"lanjut mina dengan pipi yang mulai basah.

Jari lentik wanita itu menghapus air mata yang masih saja turun tanpa henti. Matanya kini kembali menatap lurus kedepan.

"Kamu tau dia bilang apa disela tangisnya?"tanya mina pada brian. Tentu lelaki itu menggeleng karena dia memang tidak tahu.

"Ji ga pa pa. Ji baik baik aja. Kak chan hebat ji bodoh. Ayah bunda pasti malu punya anak kayak ji. Ji jelek ji bauk.kenapa ji harus ada? Ayah bunda pasti malu punya anak kayak ji."mina menirukan ucapan jisung berserta aksen yang waktu itu jisung ucapkan ketika masih berumur tujuh tahun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tikung 《MinSungChan》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang