Dua Puluh satu

911 122 27
                                    



Minho memarkirkan mobilnya di garasi rumah changbin. Seperti permintaan changbin sebelum berangkat dari rumah jisung tadi. Changbin minta berkumpul dulu di rumah changbin.


Setelah mematikan mesin mobil, minho bergegas membuka seatbelt nya. Dia menoleh ke jisung yang tengah melamun.

"Kita udah sampai, ji?"

Jisung tersadar dari lamunannya lalu menoleh ke samping dimana minho tengah menatapnya.

"Kita udah sampe"Ulang minho.

Jisung mengedarkan penglihatannya. Ternyata benar mereka telah sampai tujuan. Ini rumah besar changbin.

Setelahnya jisung mengangguk lalu membuka seatbelt nya segera. Minho tersenyum tipis melihatnya.

Mobil mewah changbin baru sampai ketika minho dan jisung keluar dari mobil.

Mobil mewah changbin berhenti tepat disebelah mobil minho parkir. Belum lagi changbin memarkirkan mobilnya dengan sempurna, wooseok dan seonghwa sudah teriak histeris.

Pintu mobil terbuka secara automatis. Seonghwa dan wooseok segera keluar dari mobil.


"WOAAAH ANJENG KAYA BENER LO YE , BIN!!" Seru seonghwa dengan mata membelalak sambil matanya berpendar kesegala penjuru rumah changbin.


"SUKSES PERSUGIHAN NYA YA, BIN?!" Ini wooseok dengan segala otak magis nya.

Seonghwa menoleh cepat menatap wooseok. " Jadi ini hasil persugihan ? Gue kira hasil ngepet!"sambut seonghwa.

Changbin membelalak mendengar ucapan kedua teman bodohnya.


PLAK


PLAK


Changbin menampol kepala kedua temannya bergantian dengan tatapan kesal.


"Anjim bener lo berdua ya?! Ngatain emak gue persugihan ngatain bapak gue ngepet!"marah changbin.


"Awas lo berdua, gue aduin ke emak gue hu hu hu MAAAKKK ABIN PULAANG EMAKKK! TEMEN TEMEN ABIN JAHAD, MAK" teriak changbin sambil berlari kedalam rumahnya.


Minho dan jisung cengo melihat kelakuan ketiga manusia absurd itu. Minho tahu changbin, wooseok dan seonghwa gila. Tapi ga nyangka kalau mereka bertiga juga bego. Padahal ini bukan pertama kali mereka ke rumah changbin( kecuali jisung) . Tapi tetap aja norak setiap melihat rumah changbin.



Wooseok dan seonghwa cuma cengengesan.


"Yeuu kang aduan"ledek seonghwa.


"Yaudah yuk masuk"ajak wooseok.


Mereka masuk bersama sama ke rumah changbin. Ketika sampai di depan pintu utama terdengar suara changbin yang masih tengah mengadu ke mama nya sambil menangis.



"Selamat malam tante seo!"sapa minho, wooseok dan seonghwa bergantian.

Mama seo menyambut dengan senyum ramahnya. Jisung celingak celinguk melihat isi rumah changbin yang ngga main main. BARANG MAHAL SEMUA BOR!!.


"Ma itu ma, wooseok dan seonghwa, ma. Marahin ma!"seru changbin.


Papa seo yang baru datang dari dapur memutar matanya malas. Anaknya ini, udah besar, otot pun besar. Kenapa masih seperti bocah?.


"Diomongin apalagi kali ini changbin nya hwa? Seok? Sampe ni bocah nangis begini?"tanya papa seo.

Ngga. Papa seo ga marah kok. Dia udaj biasa melihat putra nya dikerjai terus terusan oleh teman temannya itu kecuali minho.


Tikung 《MinSungChan》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang