Enam Belas

891 133 13
                                    

Hujan mengguyur lebat kota seoul ketika minho pulang dari rumah seonghwa untuk mengerjakan tugas kelompok bersama changbin dan wooseok.

Petir menyambar nyambar dengan hujan yang lebat membuat jarak pandang minho memendek. Apalagi mata minho sudah minus.

Mau tak mau minho harus melambatkan laju mobilnya dengan mata menyipit guna memperjelas penglihatan nya.

Manik kelam minho yang menyipit guna melihat sekitar jalan yang dilaluinya terpaku ke satu titik.

Minho menghentikan mobilnya dibahu jalan. Maniknya terus memperhatikan seseorang yang duduk meringkuk disebuah toko yang sudah tutup.

Dari gerak gerik orang itu minho tahu kalau orang itu dalam keadaan tidak baik baik saja.

Tolong tidak ya?, pikir minho.

Minho kembali menoleh kearah toko dimana seseorang berjongkok seorang diri itu. Minho kembali menajamkan penglihatan nya.

Baju itu?, Rambut itu?, postur tubuh itu?, minho seperti mengenalnya?.

Jisung? Itu jisung?

Itu jisung!!

Minho segera melajukan mobilnya lebih dekat ke toko dimana jisung berada.

Ia bergegas turun dari mobil dan tanpa babibu minho langsung memeluk jisung. Ia tahu anak itu tidak baik baik saja. Minho tidak perduli jika nanti dirinya akan diamuk oleh jisung.

Minho merasakan tubuh jisung menegang. Tapi ia tak bergeming, tetap memeluk jisung erat. Sekalian menyalurkan rasa rindu kepada tupai kecilnya.

Sungguh minho sangat rindu jisung. Jisung memang masih selalu berputar putar disekitarnya tapi tak bisa ia sentuh. Sentuh dalam arti dekat seperti dulu lagi.

Minho mengeratkan pelukan nya."Tenang, ji. Kamu akan baik baik aja"Ucapnya menenangkan jisung.

Tubuh jisung semakin menegang ketika mendengar suaranya. Minho berinisiatif mengelus surai coklat jisung guna menenangkannya.

Perlahan tubuh jisung menerima perlakuannya. Samar dirinya mendengar isakan jisung.

"Sssstt, ji. Ga usah takut. Kamu aman sekarang"Ucap minho.

"Ayo kita pulang"ajak minho.

"S-sseungmin"lirih jisung.

Minho terdiam mendengar lirihan dari jisung. Cukup satu nama itu membuat pelukannya mengendur.

Tapi hanya sesaat, setelah nya minho membawa tubuh jisung berdiri dan menuntun masuk ke mobilnya.

Minho mendudukan jisung dijok depan. Setelah nya minho lari memutar dan masuk ke jok kemudi.

Ia menoleh ke samping. Jisung tampak menggigil. Pasti lelaki manis itu kedinginan. Minho segera menghidupkan mesin penghangat.

Melirik ke jok belakang, tangan kekar itu meraih sebuah selimut yang terlipat rapi lalu menyerahkan nya ke jisung.

"Pake ini, ji. Biar anget"ucap minho.

Jisung melirik sedikit selimut yang disodorkan minho. Ia menggeleng pelan.

Minho menghela nafas. Tanpa persetujuan, minho langsung memasangkan selimut hangat itu ke tubuh jisung. Jisung hampir saja melontar protes tapi minho menyela cepat.

"Pake aja, ji. Kakak tau kamu kedinginan" sela minho.

Jisung terdiam mendengar ucapan minho. Ia lebih baik mengalah membiarkan minho menyelimuti tubuhnya.

Tikung 《MinSungChan》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang