Empat Puluh Tiga

575 100 13
                                    







Lee taeyong melangkahkan tungkai jenjangnya menuju dapur dimana kedua orang tua nya yang masih sibuk menceritakan sikap felix tadi.


Kakak felix itu menduduk kan bokongnya disisi sang ibu. Nyonya lee menoleh lalu mengubah mimik wajahnya yang tadi nampak kesal kini tergantikan dengan wajah yang berseri.

"Pagi anak kesayangan mama"sapa nyonya lee dengan senyum lebarnya.

Taeyong menoleh sekilas lalu menatap piring yang masih kosong. Nyonya lee mengambil piring itu lantas menyendokkan nasi goreng dan beberapa toping lalu menyerahkan padang anak sulungnya itu.


Taeyong menerima piring itu dengan bibir bergumam 'terima kasih'.


Suasana kembali hening. Hanya terdengar suara denting piring yang beradu dengan sendok. Suasana yang tadi hening sedikit terusik ketika tuan lee berdehem. Taeyong mengangkat kepalanya sekilas lalu kembali fokus kemakanan nya.


"Ehekm. Gimana pekerjaan mu, nak?. Perusahaan aman?"tanya tuan lee.

Taeyong menyelesaikan kunyahan nya lalu meminum air.

"Baik, pa. Banyak invertor yang nanam saham ke perusahaan kita---"

"Perusahaan kamu"sela tuan lee.

Taeyong menatap papa nya dengan kening berkerut samar. Pertanda bahwa lelaki tampan itu tengah bingung. Tuan lee yang paham segera menyunggingkan senyum bangga nya.

"Perusahaan itu bukan punya papa lagi tapi punya kamu. Papa udah ganti nama kepemilikan perusahaan atas nama kamu, nak"jelas tuan lee



Nyonya lee menganggapi ucapan suaminya dengan senyum mengmbang sambil mengelus rambut belakang anak sulungnya.

Taeyong mengangguk kecil" Makasih, pa." ucapnya pelan.

Tuan lee mengangguk. "Kamu pantas mendapatkan nya. Karena kamu anak papa yang paling pintar yang paling papa banggakan"


Taeyong menarik sudut bibirnya samar. "Felix juga pintar, pa"celetuk nya.

Senyum tuan dan nyonya lee meluntur. "Apa?"ucap tuan lee.

Taeyong mengangkat kepalanya. Menatap telak manik yang sorotnya mulai mengabur milik papa nya.

"Aku bilang felix juga pintar"

"Ga!. Ga. Anak itu tak pintar sama sekali---"

"Anak itu? "Sela taeyong. Dengusan samar keluar dari bibir tipisnya.

Tuan dan nyonya lee menatap heran anak sulung mereka.


"Papa nyebut felix dengan panggilan ' anak itu'. ?"ulang taeyong. Tuan dan nyonya lee tidak menjawab.


"Ntar pulang kerja aku bakal pergi ke panti asuhan. Mau tau dimana papa sama mama ngambil felix"jelas yang paling muda.


"Maksud kamu?"Bisik tuan lee yang mulai paham arah pembicaraan anaknya.


Taeyong tersenyum paksa." Kalian mungut felix dari panti mana? Ma? Pa?. Aku rencananya mau balikin felix kesana aja. Kasian dia disini  Ga ada bahagia bahagianya"tanya taeyong yang menatap orang tua nya bergantian.


Tikung 《MinSungChan》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang