Tikung 《MinSungChan》

Tiga puluh Empat

Dua insan yang masih terbaring lemah dengan nafas yang terengah engah setelah kegiatan panas itu saling merengkuh.

Alas kasur sudah tak berbentuk lagi. Tangan sang dominan mengelus lembut surai sang submissive.

"Kamu yakin lix mereka belum tau kalau kamu pelaku pendorong jisung?"tanya sang dominan.

Si manis tersenyum sambil menggeleng lemah dalam dekapan bangchan.

"Belum. Kata hyunjin si jeno dikerjain sama teman nya itu. Lagian ya kak, ga mungkin data yang udah lama dihapus bisa ditemukan lagi??"jawab si manis.

Bangchan tampak berpikir sejenak lalu mengangguk seolah membenarkan pernyataan itu.

"Bener juga. Bego emang mereka"sahut chan.

Felix tersenyum lalu mendongak guna menatap wajah sang dominan.

"Btw. Gimana perasaan kakak sama kak minho?. Masih sama?"tanya felix dengan kelopak mata mengerjab lucu membuat satu kecupan gemas mendarat dipucuk hidungnya dari sang dominan.

Chan berdehem sebentar sebelum menjawab pertanyaan dari felix. " Ntahlah. Makin kesini makin ngeselin dia"jawabnya.

Ya masih lah pake nanya lagi lo. Lo pikir gue bakal suka sama lo? Gue make lo karena minho udah ga bisa gue tidurin lagi_umpat chan dalam hati.

"Aku bakal buat kakak lupain kak minho. Ngapain sih ngarepin orang yang udah ga ngarepin kita lagi. Ya kan, kak?" Ucap felix.

"Iya sayangnya kakak. Makasih ya udah sayang sama kakak udah cinta sama kakak"balas chan.

Idih amit amit. Cinta sama lo? Sayang sama lo?. Sampe detik ini perasaan gue Masih buat seungmin ya bangsat tua_batin felix.

Najis amat gue disukai sama makhluk kek elo ! Minho masih ngisi sepenuhnya hati gue asal lo tau ya njing!,batin chan.

"Kamu terus aja beracting didepan mereka ya sayang?"ucap bangchan. Felix mengangguk menanggapi.

Satu sudut dibibir masing sama sama tertarik.

Bodoh !

Bodoh !

_____

Dengan tubuh yang masih lemah jisung mencoba bangkit. Punggung nya sudah mati rasa karena sudah hampir seminggu dirinya hanya berbaring dibrangkar.

Bunda mina bergegas menghampiri anaknya ketika melihat sang anak bungsu mengalami kesulitan untuk bangkit.

"Kalau belum kuat ga usah bangun dulu, dek" ucap bunda sambil menahan tubuh jisung.

Jisung menghela nafas lemah.

"Jisung bosan baring terus, bun" cicit jisung pelan.

Bunda menatap anak bungsunya itu. Tatapan itu sangat tajam tapi yang ditatap tak menyadarinya.

"Bunda tau kamu nyembunyiin sesuatu, nak" cicit bunda mina pelan.

Jisung sontak menoleh guna menatap sang bunda. Sorot matanya menyiratkan rasa takut.

Apa maksud bunda?.

Ibu dan anak itu saling menatap. Jisung dengan tatapan bertanya dan bunda yang menatap dengan tatapan menuntutnya.

"Apa yang kamu sembunyikan, nak?. Apa yang kamu tutupi?"

Jisung tambah bingung.

"A-apa maksud bunda?"