Dua Puluh Tiga

945 109 46
                                    

Warn !!!⚠

Part ini ada adegan 🔞, kalau kurang nyaman, harap diskip saja




Selamat membaca~~









Minho kini tengah melamun dikamar nya. Kejadian menjijikan tadi membuat pikiran nya suntuk.

Bagaimana tidak? Karena kejadian itu? Jisung kembali tak memperdulikan nya. Acuh kepadanya. Dia tidak suka itu!.

Dia tak habis pikir kenapa chan sampai mampu melakukan hal menjijikan itu di toilet sekolah? Begitu rendahkah harga dirinya?.


Minho duduk ditepian ranjangnya. Mengusak rambutnya frustasi. Sesekali bibirnya berdecak kesal.


"Gue harus apa biar si manusia pucat itu berhenti gangguin gue atau pun jisung?"


Helaan nafas berat terdengar. Minho kembali mengusak rambutnya asal.


"Apa gue harus lakuin itu biar dia berhenti mengganggu gue terutama jisung?"


Minho mengangguk angguk pelan. Dia harus menjatuhkan pilihannya. Ya, pilihan untuk lelaki pucat itu agar jera menyakit jisung lagi.

Dia melirik ponselnya yang terletak dinakas. Menggeser posisi duduknya lebih dekat ke nakas lalu meraih ponselnya.


Minho mengutak atik ponselnya sekejap lalu menempelkan ke telinganya.



Tutttt Tuuttttt__



"Halo, ho? Kenapa?"

"Bin, lo bisa tolongin gue, kan?"


_____




Chan mematut pantulan dirinya dicermin. Menyisir rambut dengan rapi. Memperhatikan penampilannya dari kepala hingga kaki.


Sudut bibir nya terangkat membentuk sebuah seringaian. Ia melangkahkan tungkainya menuju almari tempat koleksi berbagai topi miliknya.


Sedikit memilah, akhiranya pilihan nya jatuh ke topi hitam bermerk ceklis.

"Ga nyangka ciuman tadi ngebuat lo jadi tambah binal, ino" gumamnya senang.

"Tunggu gue, sayang. Gue bakal bikin lo ketagihan. Gue bakal bikin lo kertergantungan akan permainan ranjang gue, agar lo lupain itu si tupai bodoh!"


Setelah sedikit mengoceh, chan membawa tungkainya pergi dari kamar bercat putih gading itu.




_____




Tampak seorang pria pucat memasuki sebuah hotel yang terbilang mewah. Siapa lagi kalau bukan bangchan?.


Chan menghampiri seorang resepsionis dengan senyum lebarnya.


"Ada yang bisa dibantu, tuan?"Sapa sang resepsionis dengan ramahnya.


Chan kembali mengulas senyum." Kamar yang dipesan atas nama Lee minho, nomor berapa ya?"Tanya chan  yang ikut ramah.



"Oh? Anda tamu Tn. Lee?. ____



Chan mengangguk.



___ Kalau begitu anda sudah ditunggu. Silahkan langsung saja ke kamar nomor 325, tuan"ucap si petugas.


Tikung 《MinSungChan》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang