5. Misteri Baju Jaga yang Tertukar

560 54 1
                                    

"One of the first duties of the physician is to educate the masses not to take medicine."

- William Osler

Dua chief berbeda departemen itu sedang menaruh barang mereka masing-masing di loker yang bersebelahan.

"Dok, maaf, ini saya lupa harus tanda tangan 1 kali lagi" panggil petugas kunci loker kepada keduanya.

Gio mengunci lokernya dan datang lebih dulu ke meja petugas kunci loker untuk tanda tangan, kunci lokernya diletakkan di atas meja. Tidak berapa lama kemudian, Juno menyusul, meletakkan kunci lokernya di samping kunci loker Gio.

"Jaga juga lo, Gi?"

"Iya, Jun. Jaga aman ya."

"Amin. Perasaan gue agak gak enak tapi, kenapa ya..."

"Ihsan jaga."

"Ah, kan."

Gio hanya tersenyum miris. Keduanya mengambil kunci loker di atas meja, kemudian bersamaan menuju lift. Tanpa sadar, kunci loker keduanya telah tertukar.

---

"Iya yu. Jadi gitu ceritanya kurang lebih kenapa akhirnya ketuker kunci gue sama Gio. Aduh Yu maaf ya, gue gak sadar. Jadi lo malah pakai bajunya si Gio."

Wajah Juno yang menunjukkan rasa bersalah membuat Ayu tidak tega. Walau sempat keki setengah mati, apalagi ketika Gio memergokinya secara langsung, wajah memelas Juno saat ini memunculkan sisi Ayu yang memang soft-hearted dan lemah akan cowok pintar nan manis seperti Juno.

"Iya gapapa Bang hehe daripada gak ada sama sekali Bang abis ketumpahan urin."

"Iya kemarin gue udah minta maaf ke Gio langsung, malah jadi baju jaga dia yang dipake."

Ah? Juno ngomong ke Gio? Gio bales apa ya?

"Gio bilang gapapa sih. Nanti lo balikin langsung ke Gio aja ya dia jaga kok besok malem. Samperin aja ke IGD." jawab Juno, seakan dapat membaca pikiran Ayu yang penasaran dengan tanggapan Gio.

Percakapannya pagi tadi dengan Juno membuat Ayu berada disini sekarang, di IGD, walaupun ia tidak jaga malam. Ayu sengaja menunggu untuk pulang agak sore, mendekati jam jaga untuk dapat mengembalikan baju jaga Gio yang kemarin tidak sengaja dipakainya. Ayu berpura-pura melewati meja jaga bedah untuk mencari keberadaan Gio dan malah mendapatkan informasi dari hasil curi dengar dua residen bedah yang sedang bercakap-cakap bahwa Gio sedang di kafe sebelah rumah sakit untuk membelikan kopi untuk mereka. Merasa bersyukur dengan Tuhan karena telah memberikan informasi tersebut, Ayu langsung melesat keluar untuk mendatangi kafe yang dimaksud.

Kafe itu sudah Ayu hapal. Tempatnya tidak begitu luas, namun suasananya sangat nyaman. Mungkin karena tempatnya yang strategis, dekat dengan rumah sakit, bioskop, dan tempat makan lain. Dari kejauhan, Ayu melihat Gio sedang berdiri di kasir membayar pesanannya. Ayu berlari lebih cepat, rasanya ingin cepat-cepat mengakhiri waktu ini karena malu dan nervous.

Entah mengapa, Ayu merasa dirinya nervous untuk bertemu dengan Gio, hanya berdua, apalagi di luar rumah sakit. Tapi ini lebih baik daripada ia harus dilihat banyak orang mengembalikan baju jaga itu ke Gio.

"Maaf Dok. Ini..." ucap Ayu yang berdiri di sebelah Gio, sembari memberikan paper bag berisi baju jaga di tangan kanannya.

"Atas nama Gio?"

Belum sempat mengeluarkan ekspresi kaget karena tiba-tiba ada sosok perempuan yang berdiri di sebelahnya, Gio harus mengalihkan kembali pandangannya ke arah barista yang baru saja menyebutkan pesanannya yang sudah siap untuk diambil.

HospitalshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang