"Gi, dr. Rania masih sering kontak kamu?" Tanya Ayu, melirik sebentar ke arah Gio yang baru duduk di sampingnya.
Awalnya Gio duduk di seberang Ayu, sama-sama makan di jam istirahat jaga mereka. Setelah menyelesaikan makannya duluan tadi, Gio pergi ke loker yang berada tidak jauh dari tempatnya makan, sekarang ia sudah kembali dengan sebotol air minum di tangannya. Di ruang makan itu hanya ada mereka berdua. Maklum, sudah jam 2 malam.
"Kenapa tiba-tiba?" tanya Gio mengerutkan alisnya sambil mengeluarkan satu sachet madu dari kantong baju jaganya, kemudian menggigit salah satu ujungnya. Ia mengeluarkan 1 sachet lagi dari kantongnya, kemudian meletakkannya di depan Ayu.
"Enggak." Jawab Ayu. Fokus kembali dengan makannya.
"Bohong."
"Beneran, gapapa."
Gio melirik sekilas ke arah handphone yang tadi ditinggalkannya di atas meja. "Kamu barusan lihat ada chat masuk dari Rania ya?"
Ayu tidak dapat mengelak lagi. Memang benar barusan ia tidak sengaja melirik ke handphone Gio saat notifikasi pesan masuk dari Rania muncul.
"Iya, gapapa."
"Cemburu?"
"Enggak."
"Yang bener?"
"Enggak."
"Iya, kan?"
"Enggak."
"Iya."
"Enggak!"
"Iya."
"Enggak."
"Iya."
"ENGGAK!"
"Enggak."
"IYA!" Ayu baru menyadari kesalahannya. "Eh! Enggak!"
"Iya apa enggak?" tanya Gio lagi iseng. Ia masih menghisap madu sachet, ujung bibirnya baik. Senang sekali Gio memang membuat Ayu bingung dengan jawabannya sendiri.
"Gak tau ah! Lupain aja." Ayu memajukan bibir bawahnya, kesal karena merasa dijahili oleh Gio.
"Ini, Rania cuma mau ngucapin salam sebelum aku pergi pengabdian nanti abis lulus. Nih baca chatnya."
"Ngapain. Orang aku gak jealous! Lagian itu privasi kamu." Ayu memalingkan wajahnya, menolak untuk membaca layar yang Gio sodorkan di hadapannya.
"Yaudah aku bacain chatnya. Biar kamu gak penasaran." Dasar Ayu jaim! Walaupun tidak yakin 100%, Gio kurang lebih dapat memahami gelagat seorang wanita yang sedang cemburu. Ia pun mungkin akan melakukan hal yang sama bila memergoki Ayu mendapat chat dari lelaki lain, Keanu misalnya.
Gio berdeham, meletakkan madu sachetnya yang kini sudah kosong di atas meja, kemudian mengangkat handphonenya, " 'Gi jadi habis lulus langsung pengabdian ya? Take care ya Gi. Jaga kesehatan di sana.' Tuh isinya. Udah jangan cemburu." ucap Gio dengan nada datar, 11-12 dengan nada speech Google Translate.
"Gak gitu nadanya!" Ayu protes, menarik pelan tangan Gio yang sedang memegang handphone untuk dilihatnya. Gio hanya mengerutkan alisnya menatap Ayu.
Ayu melihat layar handphone Gio dan menghela napas panjang, " 'Giii,' " ucap Ayu dengan nada yang manis, mengulang bacaan chat yang sama. "Jadi habis lulus langsung pengabdian yaaaa? Take care ya Giiii, jaga kesehatan di sanaaa." Ayu melirik Gio, tidak ada senyuman di wajahnya. "Gitu nadanya."
Gio tertawa singkat. "Apaan sih, manja banget. Masa gitu?" Ia sampai melihat kembali chatnya. Tidak ada bayangan nada seperti itu sama sekali di benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospitalship
عاطفية"Love is as unpredictable as cases coming to emergency unit" An alternate universe; telling you a story: when an accident becomes an incident, when it's not only diseases being cured, but also your feeling of love being secured."