TOK TOK TOK!
Pintu apartemen Gio malam itu diketuk dengan sangat kencang. Terlalu kencang hingga Gio tau siapa yang mengetuk.
Begitu Gio membuka pintu, ia langsung menghindar dari jalan masuk. Sudah pasti keenam orang yang ditunggunya ini akan langsung menyerbu masuk.
"SELAMAAAAT LULUS SP-1* KAMI UCAPKAAAN! SELAMAAAT LULUS SP-1 KITA KAN DOAKAAAN!" James langsung menyeruak masuk dengan kue tart di tangannya. Di sekelilingnya ada Ihsan, Luthfi, Jaka, Jin, dan Juno. Keenamnya menyanyikan lagu ulang tahun yang dimodifikasi paksa, merusak keindahan lagu itu di telinga Gio. Mereka sudah memakai kaos bola klub favoritnya masing-masing, memang acara-nonton-bola-bareng-sambil-melepas-Gio-dan-Juno ini sudah direncanakan sebelumnya.
*Sp-1: gelar untuk lulusan spesialis pertama. Pada nama orang yang mendapatkan gelar ini, ditambahnya 'Sp.X' sesuai dengan bidang keilmuan yang diambil. Contoh: dr. Gio, Sp.B (Spesialis Bedah); dr. Juno, Sp.PD (Spesialis IPD); dr. Luthfi, Sp.GNTGBGT (Spesialis Ganteng Banget). Yang terakhir gelar fiktif yang diberikan kepada Luthfi ketika dia memenangkan voting PPDS terganteng sejagad rumah sakit.
Seperti rumah sendiri, keenamnya menempati sofa di ruang tengah, melewati Gio. James meletakkan kuenya di tengah-tengah meja.
Gio bisa melihat tulisan:
'Selamat mengabdi dr. Gio, Sp.B dan dr. Juno, Sp.PD.'
tertulis di salah satu sisi kue bundar itu, kemudian tulisan:
'Walau sudah berbeda gelar, dilarang sombong.*
*Kita tau banyak rahasia kalian'
di atas batangan cokelat putih di sisi lainnya. Gio bisa membayangkan James, Luthfi, Jaka, Jin, dan Ihsan yang sudah pasti berdebat mengenai pesannya di toko kue.
"Adek-adek lo ribut banget nih, Gi." Juno menggeleng-gelengkan kepalanya, pusing. Tangan kanannya memegang buket bunga pemberian kelima juniornya yang baru dibeli di Pasar Bunga Cikini sorenya. "Hebohnya lebih-lebih pacar."
Juno sendiri sudah lebih dulu digedor kamarnya sebelum akhirnya ditarik ke kamar Gio yang terletak di satu apartemen.
Acara formal kelulusan Jin dan Gio sudah dijalankan kemarin, masing-masing pun sudah bertemu dengan kedua orang tua yang bangga bukan main. Gio menjadi lulusan terbaik di Departemen Ilmu Bedah, sedangkan Juno diumumkan sebagai PPDS dengan IPK tertinggi. Dalam pidato sebagai wakil seluruh PPDS, Juno tidak lupa menyebutkan nama teman-temannya ini, bahkan termasuk Bu Neneng (yang setelah diceritakan oleh Jaka langsung terharu dan menyumbang 7 tumpeng mini untuk selametan mereka hari ini).
"BANG GIO CEPET TIUP DULU LILINNYA!" Seru Jaka yang sudah tidak sabar mencolek kue di depannya, dari tadi sudah dilarang Jin. Jaka memberikan buket bunga yang mirip dengan yang dipegang Juno kepada Gio dengan terburu-buru, tidak ada manisnya sama sekali, kemudian menarik tangan Gio untuk berlutut di depan sofa di samping Juno.
Kedua dokter spesialis baru itu menutup mata untuk berdoa. Seruan "AMIN!" dari James, Luthfi, Ihsan, Jin, dan Jaka menggema di kamar Gio ketika keduanya membuka mata.
Seruan "TIUP! TIUP!" Jin, James, dan Luthfi bercampur dengan demonstrasi Jaka "LAPAR! LAPAR!". Ihsan sendiri sibuk tertawa sambil merekam semua momen yang terjadi dengan handphonenya.
---
Setelah puas menonton bola dan saling hina-menghina klub masing-masing (Gio, Luthfi, James sebagai pendukung Chelsea FC; Juno, Jin, dan Jaka sebagai pendukung Manchester United FC; dan Ihsan yang ikut tertawa saja dan menempatkan dirinya sebagai 'wasit'), sebagai yang punya hajatan, Gio dan Juno memesan pizza dengan berbagai topping dan side dish.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospitalship
Romance"Love is as unpredictable as cases coming to emergency unit" An alternate universe; telling you a story: when an accident becomes an incident, when it's not only diseases being cured, but also your feeling of love being secured."