42. Piala Oscar

311 37 0
                                    

Hari yang sangat ditunggu-tunggu adalah hari dimana Lisa juga jaga di saat Ihsan jaga. Indahnya melihat keadaan IGD hari ini. Sepi, bersih, bahkan lantai pun sangat mengkilap. Bayangkan saja, IGD hanya terisi 3 bed, itu pun stabil semua. Semua residen dapat duduk-duduk santai dan bercanda tawa di meja jaga masing-masing. Begitu pula perawat, satpam, cleaning service, petugas administrasi, petugas laboratorium, semuanya dapat menghela napas panjang dan menikmati malam yang indah. Ini suasana IGD atau suasana desa bahagia di ending film-film Disney?

Sebenarnya sih yang membuat wangi justru uring-uringan karena dipaksa jaga pada malam spesial itu. "Orang gue mau nonton dengan damai di rumah, kenapa sih?!" Lisa sempat protes.

"Yah Sa, lo doang yang bisa nangkal pasien. Please Sa, kali iniii aja. Lo gak kasian sama anak-anak IGD? Kan mereka juga mau nonton, Sa..." Ucap residen radiologi yang bertanggung jawab mengatur jadwal jaga bulan itu. Sebelum ia pun, entah sudah orang yang membujuk Lisa hari itu. Mau bagaimana lagi? Merayu Lisa lebih gampang daripada mengusir Ihsan. Akhirnya Lisa mengalah juga.

Akhirnya di sini lah Lisa duduk, di atas kursi paling bagus dan empuk se-IGD yang repot-repot dicarikan oleh para residen bedah. Saking bersyukurnya para residen lain akan kehadiran Lisa, mereka sampai mentraktirnya makan malam sebagai ucapan terima kasih.

Kewangian jaga hari itu sungguh spesial, karena malam itu adalah malam yang cukup ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Malam itu terjadwal acara Pengumuman Penghargaan Piala Oscar. Semua residen bedah duduk melingkar dengan satu laptop ditaruh di tengah untuk mengamati acara.

Ada satu finalis yang paling mereka tunggu-tunggu.

Zivana Denia Fara. Seorang penyanyi dan aktris yang sebenarnya sudah terkenal sejak dulu. Baru-baru ini ia memainkan peran di sebuah film yang disutradarai oleh seorang sutradara baru Indonesia yang sedang naik daun. Film berjudul thriller berjudul 'Ticking' itu sukses mendapatkan berbagai penghargaan dari banyak festival film dan meraih predikat box office.

Sejak namanya dan nama filmnya diumumkan masuk nominasi Oscar, berita tentang Ziva tidak henti-hentinya disiarkan di media. Wajar jika banyak orang yang menantikan orang Indonesia pertama yang masuk nominasi untuk memenangkan Piala Oscar ini.

Sebenarnya bisa saja sih, menonton di layar masing-masing, tapi kan tidak seseru ketika menonton bersama. Apa lagi, ada momen kebanggaan bangsa di dalamnya. Ibaratnya ini seperti menonton Indonesia yang bertanding di Piala Dunia, serunya jika ditonton ramai-ramai.

"Wahh.. gue bener-bener berharap Ziva menang best actress sih. Keren banget dia di Ticking. Sumpah dia aktris favorit gue sepanjang masa." Ihsan yang cukup up-to-date, sangat menggebu-gebu untuk menyaksikan acara malam hari itu. Ia pun mengambil tempat duduk di tengah yang paling dekat dengan laptop.

"Cantik banget sih dia, gila. Bener-bener harta, tahta, Zivana." Komentar Wildan yang juga menjadi pahlawan malam itu karena menyumbang koneksi internetnya yang 'super sekali' kalau kata Jaka.

Ihsan mengangguk-angguk bersemangat.

"Gak depan cewek lo juga, San!" Ucap Farid, residen bedah lainnya.

"Gak, gak. Sumpah. Kalau Ihsan ninggalin gue karena Ziva, gue ikhlas sih. Mengerti gue." Lisa mengibas-ngibaskan tangannya.

"Hah serius, Sa?" Wildan mengerutkan alisnya, menatap Lisa yang duduk di sampingnya dengan tidak percaya.

Lisa mengangguk mantap. "Iya. Sama kayak Ihsan yang harus ikhlasin gue kalau Hoseok suka sama gue."

Giani yang duduk di samping Lisa tertawa. Efek wangi Lisa memang bukan hanya di 1 lantai IGD, tapi di 1 gedung IGD. Residen obgyn yang bertugas di lantai IGD yang berbeda saja bisa bersantai ikut menonton di bawah. Pasien obgyn malam itu? Nol.

HospitalshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang