48. Austria

447 30 0
                                    


"Aku baru selesai sidang!" Ujar Ayu dengan nada semangat. Setelah keluar dari ruangan sidang tesisnya, Ayu buru-buru menelepon Gio. Ia sudah janji bahwa Gio akan menjadi orang pertama yang ia kabari setelah orang tuanya.

Walaupun berakhir tidak memuaskan pun, Ayu sudah berjanji akan tetap mengabari Gio.

Nyatanya, Ayu sangat bahagia saat ini. Sidangnya berjalan dengan lancar. Seluruh penguji menyukai presentasinya, bahkan memujinya. Hal itu membuat Ayu, yang awalnya pesimis dengan konferensi yang akan ia ikuti bulan depan untuk mempresentasikan tesisnya, semakin percaya diri.

"I knew it." Jawab Gio di seberang telepon tetap tenang. Namun, entah mengapa Ayu dapat merasakan bahwa Gio juga ikut tersenyum di sana.

"Aku lega banget. Tadi aku dikasih beberapa masukan supaya bisa bawain tesisku dengan lebih baik pas konferensi di Austria nanti. Aduh, aku jadi deg-degan sekarang." Ayu merasakan debaran di dadanya, tidak sabar mengikuti konferensi internasional pertamanya itu. Tidak sabar, tapi juga takut.

"Dasar norak. Masih juga sebulan lagi, deg-degannya udah dari sekarang."

"Dasar jahat. Ini kan diluar kontrol aku!" Ayu sewot mendengar ucapan Gio. Sudah tau bahwa pacarnya yang satu ini memang mudah khawatir dan pemalu. Ujian tesis tadi saja sudah membuatnya keringat dingin.

"Mau dibuat lebih tenang gak?"

"Maksudnya?"

"Iya biar lebih tenang pas konferensi nanti. Mau gak?"

"Ngapain emangnya?" Tanya Ayu mengernyitkan dahinya, walaupun Gio juga tidak dapat melihat ekspresi wajahnya sekarang.

"Hm... bentar."

Terdengar Gio menjauhkan handphone dari telinganya. Selang dua menit, Gio kembali menyahut.

"Yu, aku harus balik ke Poli*. Lanjut WA aja ya?"

*Poli: poliklinik


"Ih, kok aku digantungin?"

"Talk to you later. Jangan lupa makan siang."

Klik.

Sambungan telepon diputus secara sepihak. Ayu menggerutu. Kadang terheran dengan sikap Gio yang suka bertindak semena-mena. Semenit sebelumnya bilang X, setelahnya bertindak Y.

Sebelum Ayu melanjutkan langkahnya untuk menemui Giani yang sudah menunggu di kantin Bu Neneng, Ayu membuka pesan dari Gio yang muncul di bagian kolom notifikasi.

Mata Ayu melebar melihat pesan yang dikirimkan oleh Gio. Sebuah foto dan keterangan singkat.

 Sebuah foto dan keterangan singkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HospitalshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang