"Gi maaf lama nunggu." Suara Ayu yang terdengar di balik punggung Gio membuat Gio menoleh untuk menemukan seseorang yang telah ia tunggu kehadirannya sejak satu jam yang lalu.
Gio langsung tersenyum melihat calon istrinya dengan balutan kemeja berbahan satin berwarna krem dan celana bahan hitam yang menutupi hingga mata kaki. Rambutnya terurai rapih dan sebagian rambutnya dijepit menjadi satu ke bagian belakang.
Melihat Gio yang terus memandangi Ayu sambil tersenyum, Ayu menyipitkan matanya kebingungan. "Kenapa? Ada yang salah dari muka ku?"
"Enggak." Gio menggeleng sebelum melanjutkan perkataannya. "Aku suka liat muka kamu yang lagi capek tapi keliatan seneng... Bener gak?"
"Iya. Hehe capek banget sejujurnya tapi aku lagi seneng banget karena pasien ulkus DM ku yang tadi kontrol udah bagus banget sekarang lukanya. Yang awalnya gak mau sama sekali minum obat, sekarang dia yang selalu ngingetin istrinya buat kasih dia obat." Cerita Ayu sambil tersenyum.
"Ya udah, karena sekarang kamu lagi seneng, ada request gak kamu mau makan sore apa?"
"Hm... Apa ya? Gak kepikiran. Terserah kamu aja."
"Tuh kan terserah lagi. Ayo tentuin. Aku ikut apa aja yang lagi kamu pengenin." Ujar Gio sambil meraih kedua tangan Ayu yang bebas dan menggenggamnya erat.
"Bener? Apa aja?"
Gio mengangguk-anggukan kepalanya beberapa kali, membuat poni yang ia tata naik ke atas ikut bergerak.
"Kamu lagi capek gak?"
"Satu jam yang lalu capek. Sekarang udah enggak."
"Udah cukup istirahat di kafenya?"
"Bukan. Udah ada yang nemenin soalnya sekarang. Hehe. Yaudah jadi gimana? Kok kamu malah alihin topik?"
"Itu memastikan bahwa permintaanku akan baik-baik saja tau. Hehe aku pengen makan pasta buatan kamu. Tapi artinya kamu harus masak. Capek gak?"
Gio buru-buru menggelengkan kepalanya dan bangkit berdiri dari kursi.
"Gak capek sama sekali. Yuk aku masakin."
"Semangat amat..."
"Iya lah. Hm your place? My place?"
"Hmm kalau di apartemenku, kita harus beli-"
"Oh iya. My place then. Mama udah stok banyak bahan makanan kemarin sebelum pergi. Yuk, aku udah gak sabar."
"Dasar aneh! Direpotin kok malah gak sabar!" Ujar Ayu sembari menepuk pelan pundak Gio.
"Haha habis kamu jarang mau ngerepotin aku. Kalo kamu mau ngerepotin aku, berarti kamu udah lebih manja. Bener gak?"
Ayu mendelik ke arah Gio. "Jadi, aku manja?"
"Haha! Gak usah sok cemberut gitu. Kamu tuh jarang banget manja ke aku. Jadi kalo kamu manja, aku seneng-seneng aja." Jawab Gio santai.
"Ya... aku kan gak-"
"Pasti mau bilang gak enak." Potong Gio. Gio menghela napas sebelum melanjutkan kalimatnya. "Jangan gak enak gitu. Kita udah mau nikah masa masih gak enak. Aku udah pernah bilang kan, repotin aku. Kamu harus repotin aku." Ujar Gio.
"Iya. Aduh aku bingung habisnya.. Bukannya mau sok tangguh atau independen ya Gi.. Kamu tau sendiri kan aku emang orangnya gak suka kalau ngerepotin orang."
"Yaudah. Latihan. Latihan supaya kamu gak merasa gak enak ke aku."
"Latihan? Gimana caranya?"
"Hm.. mulai dari detik ini sampai 24 jam kedepan, kamu harus minta tolong aku apapun itu." Ujar Gio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospitalship
Romance"Love is as unpredictable as cases coming to emergency unit" An alternate universe; telling you a story: when an accident becomes an incident, when it's not only diseases being cured, but also your feeling of love being secured."