"It's true that laughter really is cheap medicine. It's a prescription anyone can afford. And best of all, you can fill it right now."
- Steve Goodier
Suasana di IGD hari itu cukup ramai, terutama untuk IPD. Hampir seluruh bed di triase kuning dan merah penuh dengan pasien IPD. Sedangkan, pasien yang menjadi tanggung jawab departemen lain hanya mengisi kekosongan beberapa bed.
"Padahal gak ada Bang Ihsan ya, tapi kenapa rame banget." gerutu Ayu pada diri sendiri sambil sibuk mengoplos obat-obatan dibantu oleh perawat. Gerutu Ayu didengar oleh perawat yang berdiri di sebelahnya yang kemudian menanggapi perkataan Ayu.
"Kalau ada Dokter Ihsan, yang rame semua departemen, Dok. Lebih parah lagi."
Ah iya benar juga. Ayu mengangguk-angguk hanya bisa meratapi nasib kenapa hari ini hanya IPD yang kebanjiran pasien.
"Yu, udah belum siapin obatnya? Ini ada pasien baru lagi. Perempuan 25 tahun, datang dengan sesak. Coba anamnesis dulu ya, Yu" ujar salah satu senior Ayu yang bertugas jaga dengannya hari ini.
"Dokter kesana aja, ini biar saya yang lanjutin." Ujar kakak perawat yang dibalas dengan ucapan terima kasih dari Ayu.
"Selamat pagi Mbak. Saya Dokter Ayu ya.. Mbak bisa dengar jelas suara saya?" tanya Ayu saat menghampiri pasien yang baru tiba.
Pasien itu hanya mengangguk.
"Mbak dengan Mbak Arini, tanggal lahir 12 Maret 1994 ya"
Pasien hanya mengangguk kembali.
"Apa yang dirasakan sekarang Mbak?"
"Saya berasa sesak Dok.. dada saya gak enak, apa-apa jadi gampang capek. Tadi saya lari sore di GBK, biasanya 5 keliling saya kuat, ini baru setengah lapangan rasanya kok saya kaya mau mati, Dok."
"Keluhan ini pernah dirasakan sebelumnya, Mbak? Atau sebelum kejadian ini, apakah sempat ada sakit sesuatu? Demam, batuk, flu, sakit tenggorokan?"
"Sesek kaya gini gak pernah Dok. Baru sekali. Saya juga biasa lari GBK 3 hari sekali, minimal 5 keliling. Memang udah dua minggu ini saya belum lari lagi. Soalnya 2 minggu kemarin saya demam Dok, tenggorokan gak enak banget. Serek, nyeri buat nelen. Terus gak lama, saya pegal-pegal, terutama di ankle dan lutut kaki sini Dok. Kulit saya juga merah-merah tapi anehnya hilang timbul, kaya nanti pindah tempat gitu merahnya. Makanya saya gak lari. Cuman saya berasa gak sehat aja karena belum lari 2 minggu, saya paksain.."
Mendengar cerita pasien, otak Ayu berputar untuk menentukan kemungkinan diagnosis. Saat ini, sepertinya mengarah ke penyakit jantung rematik. Ayu kembali menanyakan berbagai macam hal untuk mengeksklusi diagnosis-diagnosis banding yang terpikirkan olehnya.
"Mbak, sekarang saya periksa dulu ya.."
"Udah gak demam yah Mbak. Saya izin periksa yang lainnya ya.."
Ayu mengeluarkan stetoskop dan menaruhnya pada dada pasien.
Duh friction rub*?? Murmur sistolik**?
*friction rub: suara pada pemeriksaan jantung, menandakan bahwa ada infeksi pada lapisan jantung (epikarditis)
**murmur sistolik: suara tambahan jantung, menandakan adanya masalah dalam katup jantung
"Mbak kan sesek yah. Ada ga pas tidur kebangun karena sesak? Atau sesaknya enakan dengan bantal dinaikin? Atau sesak kalau tidur miring? Atau sesaknya hanya pas beraktivitas saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospitalship
Romance"Love is as unpredictable as cases coming to emergency unit" An alternate universe; telling you a story: when an accident becomes an incident, when it's not only diseases being cured, but also your feeling of love being secured."