14. "Si Dokter Singapore mana?"

543 57 0
                                    

"I will follow that system of regimen which, according to my ability and judgement, I consider for the benefit of my patients, and abstain from whatever is deleterious and mischievous."

― Hippocrates


Hari itu hari pertama perjanjian Ayu dan Gio dimulai. Semalaman Ayu sudah berpikir macam-macam terkait permintaan Gio.

"Paling suruh kerjain tugasnya." tebak Giani.

Ayu kini sedang berada di lantai 3 IGD, tempat pasien-pasien Obgyn. Ayu terpaksa untuk memperpanjang waktu kerjanya karena banyaknya jawaban konsul yang harus ia tulis di lembar konsul. Seperti sekarang ini, Giani sedang mengonsulkan pasiennya yang akan dioperasi kepada Ayu dan Ayu sedang menulis hasil pemeriksaannya.

"Yah mana gue ngerti tugas bedah, Ia..."

"Ya paling tugas-tugas yang kayak fotokopi, cari buku, cari jurnal... dia kan lagi bikin tesis harusnya."

Ayu menghela napas panjang. Membayangkannya saja sudah melelahkan.

"Kalau dipikir-pikir enak juga ya punya budak kalah taruhan, tugas gue banyak banget nih.." ucap Giani sambil menyeruput es kopinya, tanpa empati. "Gue taruhan juga ah, sama siapa ya enaknya?"

"Ia, liat status Nyonya Rahmi gak ya?" tiba-tiba seniornya, James, datang. Walaupun sedang jaga, penampilannya masih sangat rapi. Rambutnya tetap disisir teratur dan tidak ada sedikit pun kekusutan pada pakaiannya.

Heran.

"Oh ini lagi ditulis hasil konsulannya Kak, mau buat apa?" tanya Giani. Ayu hanya bisa menunduk menahan senyuman sambil melanjutkan tulisannya. Jelas sekali sahabatnya itu mendadak kikuk. Sepertinya memang benar gosip kalau Giani dan James ada apa-apa.

"Oh engga, itu buat bahas kasus sama koas.. Kasian soalnya, biar bisa tidur cepet..." jawab James.

Padahal masih jam 7 malam. Gue aja kalau gak jaga tidur jam 10.

"Sebentar ya Dok, ini saya tulis sedikit lagi" ucap Ayu.

"Oh gapapa Yu, santai aja.. Nanti kalau udah selesai kasih ke gue aja ya, gue diskusi di samping kok." James tersenyum sambil menunjuk kursi kosong di sebelah meja yang sedang dipakai Ayu untuk menulis.

James mulai menarik kursi-kursi di ke depan meja, membuat lingkaran kecil. Tidak lama kemudian, ia pergi dan kembali membawa 3 orang koas.

"Dok.." sapa ketiga koas itu saat melewati Ayu dan Giani. Keduanya menyapa balik. Ayu mengenali 2 dari 3 orang koas itu.

"Eh, Surya ya!" sapa Ayu kepada koas berbadan paling tinggi.

"Iya Dok, hehe, panggil Subin aja Dok." ucap koas itu.

"Sama... Kai ya? Satu lagi namanya siapa?"

"Taufik, Dok." ucap koas yang baru dikenalnya.

"Kalian sering jaga bareng ya?"

"Ada 2 lagi nih Yu. Bambang sama Yoga. Nge-geng mereka. Geng TikTok hahaha." jelas James. Ketiga koas di depannya hanya tertawa malu-malu.

James memang residen yang paling akrab dengan koas. Selain paling hapal nama, ia juga terkenal sebagai residen yang paling senang membagikan ilmu dan sangat perhatian. Mau IGD seperti kapal pecah pun, ia akan tetap meminta koas untuk tidur... di bawah jam 9 malam... membawa bekal jajanan yang dibelikan olehnya.

Saking enaknya, jaga-dengan-dokter-James juga dijadikan salah satu pertimbangan pembagian jadwal jaga di kalangan koas Obgyn. Biar adil tentunya, semua koas harus merasakan indahnya jaga dengan James.

HospitalshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang