MARKAS ATLANTIS

640 52 2
                                    

Markas Atlantis
Terpantau suasana saat itu sangat chill, semuanya tampak tersenyum lepas seperti tak ada masalah.

"Woy woy woy!" Teriak salah satu anggota begitu masuk ke markas.

"Apa sih, dikroyok orang lo, ngos ngosan gitu!"

"Niel, gue barusan, gue, gue!"

Daniel yang mendengar itu kesal akan perkataan temannya yang tak kunjung usai.

"Ngomong apa sih, kalo nggak jadi ngomong mending nggak usah deh, bikin gue penasaran aja lu!"

"Gue tadi liat vano di depan rumah lo!"

BRAK!
Daniel langsung menggebrak meja yang di depannya.

"Berani juga dia main main sama gue!"

Dia segera mengambil jaketnya dan bergegas pulang menemui adiknya.

"Gue ikut niel!" Ujar savana, sementara daniel hanya mengangguk setuju.

◇◇◇

Vano barusaja sampai di markas.

"Widihhh, abis ngedate nih kayaknya!" Ledek sogi.

"Ada oleh oleh juga van, buat gue?" Harap yoga dengan mata pupinya.

"Najis lo, kalo lo mau lo ambil aja!"

"Yess, sayang anaknya pak  damar pokoknya!"

Yoga terkejut ketika membuka isinya adalah jam tangan merek terkenal yaitu casio, yang harganya berjuta juta.

"Fuck men, anaknya pak damar nih boss, senggol dong!" Teriak yoga sambil mememerkan jam tangan baru miliknya.

"Van kenapa nggak lo kasih ke gue, gue pasti mau banget itu mah!" Bryan mengemis.

"Lo udah keseringan gue kasih! Kartu gue mana?"

"Nih!" Ujar bryan judes, dia kesal karena jam tangannya tidak di berikan kepadanya.

"Axel mana?"

"Udah pulang, katanya mau ngerjain tugas!"

"Ohh!"

◇◇◇

Tistha masih gelisah di dalam kamarnya.

"Tapi nggak seharusnya vano tau rumah gue, dan dia nganterin gue, giaman kalo ketahuan sama kakak gue!"

Terdengar suara melengking dari lantai  bawah.

"TISTHA!!"

Tistha yang sedang santai di kamarnya terjungkit kaget.

"Ngagetin aja sih, punya kakak satu kenapa kagak bisa diem sih!"

Tistha memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan menemui kakaknya. Ditatapnya wajah itu, dua wajah yang tak asing baginya. Dan sekarang kedua wajah itu sedang menatapnya tajam.

"Kenapa liatin gue kayak gitu?"

Dia heran kenapa kakaknya terlihat marah padanya, padahal dia tidak melakukan kesalahan apapun, bahkan dia baru saja memenangkan olimpiade.

"Pulang sama siapa?" Tanyanya jutek.

"Kenapa? Bukannya ucapin selamat buat gue yang baru aja menang olimpiade!"

"Gue bilang pulang sama siapa?" Tanyanya lagi dengan nada sedikit menekan.

"Kenapa sih?" Tistha langsung melirik savana yang menunjukan wajah yang sama dengan kakaknya.

DEVANO [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang