MINE

726 40 1
                                    

"Kalo gue suka sama lo boleh?"

Otak tistha membeku seketika, terasa jantungnya nerdegup begitu kencang, wajahnya tampak tercengang di balik helmnya.

"Ma- maksud lo apa?"

"Gue suka sama lo tha, perlu gue perjelas lagi?"

Diatas motor yang melaju di jalanan yang tak terlalu ramai itu, untuk pertama kalinya tistha merasakan hal unik dalam hidupnya, bagaimana tidak cowok angkuh dan tempramental seperti vano justru kini mengeluarkan kata kata yang aneh, kata kata yang membuat otak tistha berhenti berfikir.

"Kalo gue nggak?"

"Okey, first gue nggak suka lo deket deket sama cowok lain, termasuk anak baru itu yang belum gue tau menau latar belakangnya, kedua lo harus jadi pacar gue!"

"Kok, kok lo maksa!"

"Gue nggak maksa, gue cuma ngomong, dan lo ngerti sendiri, gue nggak suka di bantah, jadi mulai hari ini gue mau lo jadi pacar gue, ngerti!"

Entah kebetulan atau tidak, justru senyum merekah indah di wajah tistha.

"Lo diem gue anggep lo mau jadi pacar gue!"

Tistha masih terdiam, ia tidak bisa menolak, bagaimanapun dia tidak bisa membohongi perasaannya yang selama ini entah datang dari mana tapi ada rasa suka dan nyaman ketika ia berada di sampingnya.

"Gue juga tau lo juga suka kan sama gue, ngaku deh lo!"

"Tau dari mana kalo gue suka sama lo!"

"Tau lah dari gerak gerik lo, gue tau kalo gue nggak ada di samping lo, lo khawatirin gue, dan lo selalu gugup sama gue kalo gue mergokin lo sama cowok lain"

Dan perkataan vano saat itu, berasa menjadi pernyataan yang tidak bisa tistha elak.

"Jadi hari ini, lo resmi jadi milik gue. Tistha!"

Tistha menganggukan kepalanya, kali ini bukan terpaksa, melainkan dengan rasa suka. Vano menarik tangan tistha agar melingkar di pinggangnya.

Tak lama motor vano menepi tepat di depan rumah tistha.

"Kok sampe sini?"

"Mau aja, nganter lo sampai depan rumah, nggak boleh emangnya?"

"Tapi.."

"Daniel? Gue bisa ngomong kok sama dia"

"Nggak! Gue mau lo diem aja jangan sampai kakak gue tau!"

Vano menatap mata tistha, terlihat ada sinar ketakutan disana. Vano turun dari atas motornya dan menatap tistha. Dia melepaskan helm yang masih tertemel di kepalanya.

"Masuk, istirahat, kalo anak baru itu dateng ke rumah lo, bilang sama gue!"

"Harus banget?"

"Ini perintah"

Tistha masih menatap vano.

"Dihh lama!"

Vano akhirnya menggandeng tangan tistha dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"Asalamualaikum!" Katanya ketika memasuki rumah.

"Waalaikumsalam, ehh!"

"Bi, titip tistha ya, jagaiin buat istirahat, oh satu lagi kalau ada cowok nggak di kenal dateng ke rumah jangan bukain ya, maling biasanya!"

"Ohh iya, siap!"

"Udah, masuk ke kamar, istirahat!"

"Yaudah pulang sana lah ngapin lu masih disini!"

DEVANO [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang