GUE JUGA BERHAK JAGA DIA

662 43 0
                                    

OY OY OY, UDAH HARI SENIN AJA NIH, YAK SAATNYA GW UP PART TERBARU DARI CERITA INI. HAPPY READING
.
.
.
.
.

Vano menekatkan diri menemui daniel di markas Atlantis. Walau emosinya belum stabil ketika menemui sang ketua geng itu.

Terlihat semua orang sudah memegang senjata untuk bertempur dan seperti sedang merancang strategi.

"Niel!"

Daniel, yang sedang fokus langsung teralihkan kepada vano yang datang tak diundang.

"Gede juga nyali lo, belum juga kita samperin udah datang duluan, mana anggota lo hah, nggak berani?"

"Maksud lo apa?" Vano benar benar tidak tau apa yang dikatakan daniel.

Semua anak di markas itu tertawa heboh.

"Nggak usah berlagak polos deh lo, kalo lo emang berani sama kita, nggak usah lo suruh suruh orang buat serang kita!"

Mata vano mendelik seketika, niatnya kini terkubur.

"MAKSUD LO APA!"

"Gays, gimana nih, enaknya diapain?"

"Niel, gue kesini nggak mau ngajak ribut!"

"BACOTTT!"

Daniel lalu menerjang vano sampai keluar dari markasnya dan memukulinya hingga babak belur, pukulan selanjutnya ia tangkis.

"Tistha"

Daniel lalu langsung memukul wajah vano dengan keras.

"LO APAIN ADEK GUE HAH! LO APAIN!"

"Dia lagi di ugd sama temen temen gue! Dan lo mau apain gue terserah, lo mau bunuh gue juga terserah lo niel, tapi gue mohon satu sama lo, jangan pernah lo bentak bentak, atau marahin tistha, karena ini salah gue!" Katanya dengan mata yang sudah meneteskan air mata, ternyata pertahanannya untuk tidak terlihat lemah, jebol juga.

"Lo siapa hah! Lo kira lo siapa?"

"Gue juga berhak jaga dia!"

Daniel lalu melongoskan kepalanya. Vano bangkit begitu juga daniel yang sudah bersiap menaiki motornya untuk pergi ke rumah sakit. Namun yang terjadi adalah, savana berlari ke arah vano dan menikam vano tepat di perutnya.

"BRENGSEK!"

Seketika darah segar mengalir, melewati belati dan tangan mereka.

"Lo pantes kayak gini van!" Kata savana dengan mata yang sudah merah.

Daniel terkejut melihat savana yang arogan seperti itu.

"Savana! Cukup!"

Daniel lalu turun lagi dari motornya dan memukul savana keras hingga tersungkur.

"Lo apa apaan hah!"

Daniel melirik, vano yang sedang berlutut memegangi perutnya.

"ARGHHHH!"

Daniel mengumpat banyak untuk hal ini, dia mengutuki dirinya dan savana. Sampai akhirnya vano terbaring lemas di rumput hijau itu.

Daniel pikirannya masih kalap memikirkan adiknya dan tambah tambah kondisi vano. Dia melihati cowok yang sepertinya sedang sekarat itu. Sementara para anggota Atlantis, syok melihat kejadian itu, tapi juga tak sedikit yang merasa puas.

"Van, vano!" Dia sempat menyebutkan namanya untuk memastikan dia masih hidup.

Daniel memutuskan menghubungi axel. Dan meninggalkan Vano tergeletak disana sendirian.

DEVANO [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang