GENG MOTOR TERNYATA

1.3K 65 2
                                    

Sesampainya di rumah, ia mendapati ruangan besar itu kosong, tidak ada siapapun.

Satu panggilan masuk ke telepon Tistha. Tistha yang sudah selesai mengganti bajunya dengan celana jeans dipadukan dengan atasan putih polos oversize. Segera saja dia mengangkatnya.

"Apa?" Tanyanya ketika baru mengangkat, berhubung yang menelepon adalah Elvin jadi tidak ada salahnya dia berkata seperti itu.

"Jalan yuk, lama gue gak jalan"

"Ke mana?"

"Ngafe yuk"

"Yaudah"

"Ntar gue share log ya"

Tanpa menjawab Tistha langsung menutupnya. Saat ingin keluar dia hanya memadukan pakaiannya dengan jaket berwarna biru muda dengan slingbag yang terlihat meching.

Segera saja dia memesan taxi dan menuju tempat yang sudah di kirim oleh Elvin. Ternyata di Gedung kopi mereka akan datang.

Tampak terlihat cewek berambut panjang sudah menunggunya.

"Lama lo!" Ujar Elvin saat Tistha baru saja sampai.

"Sorry!"

Tanpa mau menunggu lagi. Mereka langsung masuk dan duduk di kursi bernomer sepuluh.

"Lo beneran pulang bareng vano?" Tanya Elvin ketika mereka baru duduk.

"Vi, gak ada pertanyaan lain gitu?" Tanya tistha balik.

"Ya gue penasaran tau. Gila mimpi apa lo bisa di bonceng sama tuh kapten basket!" Ujarnya.

"Lo kira gue seneng di bonceng dia? Gak ada seneng senengnya. Lo gak tau dia bawa motornya kaya gimana sih vi. Asalkan lo tau, gila udah kaya angin aja dia bawanya. Brutal" ujar Tistha.

"Ah yang bener lo!"

"Oh jadi lo gak percaya? Dia tuh bukan niat boncengin gue. Balas dendam lebih tepatnya" ujar Tistha sedikit menaikan nadanya.

Setelah mengobrol obrolan yang menurut Tistha tidak penting itu, mereka kemudian memesan makanan.

Tak lama sebuah pasta dan jus pun datang ke meja bernomer sepuluh itu.

◇◇◇

"Van gak salah lo ngajak tistha balik bareng lo?" Tanya Bryan penasaran.

Mereka sekarang sedang berkumpul di caffe yang tak asing.

"Nggak, gak salah kok!"

"Itu berati masalah lo sama tuh cewek udah selesai dong!" Ujar Yoga ngotot.

"Kenapa lo ngotot gitu hah?" Tanya vano penuh penekanan.

"Ah gak asik lo van. Padahal kan gue mau deketin dia!" Kata Yoga memasang wajah memelas andalannya.

"Lo punya kaca gak sih yog di rumah. Ya kali modelan kaya lo ini mau deketin Tistha. Ngaca dulu yog, ngaca!" Ejek Bryan.

"Iya lagian lo kepedean lah nyet!" Tambah Axel.

"Oh maksud kalian ini gue jelek?" Tanya yoga tak trima.

"Lo tau sendiri yog, jangan tanya kita" kata Bryan.

"Anjir!"

Sekarang vano malah senyum senyum sendiri.

"Tuh lihat, miris gue lihatnya bro, udah mulai kesambet, bentar lagi nih pasti kesurupan!" Ujar yoga berbisik kepada axel.

DEVANO [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang