HARUS BERPISAH

638 31 0
                                    

Hari ini matahari terlihat sangat terik. hari senin lebih tepatnya. barisan rapih berseragam putih abu abu itu sedang hormat terhadap bendera kebangsaan. rasanya kurang sekali tidak melihat sosok vano di dalam barisan sebrang. hanya terlihat beberapa teman temannya.

tistha terlihat di barisan paling belakang bersama kiki, karena mereka bertugas menjadi pmr.

"tha, denger denger, vano bunuhh nathan, apa bener?"

mendengar itu membuat suasana hati tistha tambah tidak mood.

"vano bukan pembunuh"

"denger denger juga__"

belum selesai berbicara, omongan kiki langsung dipotong oleh tistha.

"bisa nggak sih sekali aja lo nggak usah kepo, nggak usah tanya tanya tentang ituu, berita yang ada di pikiran lo itu semua nggak bener"

kiki langsung merasa bersalah telah berbicara seperti itu kepada tistha.

sekarang amanat pembina upacara sedang berlangsung, semua mata tertuju kepada pak Sapto yang sedang memberikan nasehat tidak jelas khasnya.

namun ada satu pengumuman yang langsung membuat seluruh siswa terkejut.

"untuk pengumuman selanjutnya adalah, silahkan untuk anak anak yang kemarin ikut dalam insiden pengroyokan gedung alita maju untuk maju ke depan"

anak anak yang berdominan di kelas ipa itu maju, sekitar 10 anak tepatnya, namun sialnya lagi lagi wajah yang ia cari tidak ada. tistha hanya menatap mereka dengan datar.

"anak anak di depan kalian semua ini adalah contoh anak anak perusak generasi bangsa kita, jadi tidak patut untuk di contohh! bahkan nama sekolah kita tercoreng atas tindakan yang kalian buat"

anak anak itu hanya tertunduk.

"bahkan anak baru yang kita kenal dengan nama nathan menjadi korbannya, sekarang dia sudah di makamkan dengan layak"

terpampang senyuman singkat dari bibir axel.

"nggak bener!" suara keras itu terdengar dari barisan kelas ips.

"semua yang bapak omongin itu nggak bener" semua mata tertuju kepada cewek berambut panjang itu. elvin.

"nathan nggak mati pak, cuma kondisinya kritis dan harus di rujuk ke luar negri, mungkin berita yang menyebar mengatakan bahwa nathan meninggal, sama seperti yang bapak bicarakan"

"vi!" tistha berusaha mencegah elvin untuk berbicara lebih.

"tapi nyatanya tidak, nathan masih hidup, bahkan dalang dari kejadian ini semua adalah nathan, dimana sang korbanlah yang menjadi dalangnya!"

tistha tersenyum melihat aksi temannya itu. sementara dari barisan paling depan axel menatap elvin dengan tatapan kagum.

"cukup penjelasannya, yang jelass insiden ini jangan sampai terulang kembali karena memakan banyak korban, apa hanya 10 anak ini yang terlibat?"

betapa kagetnya semua anak yang menyaksikan seorang cewek maju ke barisan yang berada di depan.

"tistha!"

"udah pak, udah lengkap"

"DASAR CEWEK PEMBAWA MASALAH!" teriakan itu terdengar begitu keras. lalu selanjutnya terdengar sorakan dari siswa lain.

"NGGAK TAU MALU!"

tistha berusaha menahan tangisnya agar tidak pecah di depan teman temannya.

axel menatap tistha yang berdiri di sampingnya.

DEVANO [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang