SALTING BRUTAL

627 38 0
                                    

sepulang sekolah, vano sudah menunggunya di depan gerbang.

"ihhh nggak tau orang masih marah apa?"

tistha berjalan berpura pura tidak melihat vano.

"buta ya? gue disini"

tistha menghentikan langkahnya, dan membalikan badannya.

"naik"

"ngapainn sihhh"

"gue anterin pulang"

"gue bisa pulang sendiri, pake taxi, angkot, bis, yang penting nggak sama lo"

"masih marah? cemburu?"

"yapikir aja sendiri"

"naik, gue makasa, mau gue gendong biar lo naik"

dengan malas tistha langsung naik ke atas motor vano. sepanjang jalan tistha hanya diam.

namun vano melewati rumahnya.

"van rumah gue disana, kok lo malah lewatin"

"lupa janji lo? temenin gue latian basket"

tistha hanya pasrah. setelah sampai mereka duduk di pinggir lapangan. tistha melihat vano yang menggunakan kaos putih dan celana abu abu sma itu, sedang memainkan bola.

setelah dirasa cukup vano duduk di samping tistha.

"masih marah lo sama gue?" tistha hanya melirik vano tajam.

vano beralih menatap tistha, beralih dari samping sekarang sudah di depannya.

"kenapa natap gue gitu?"

vano langsung memeluk tistha dengan kencang.

"ihh vano, lu bauuu!" dumelnya.

"biarinn, udah maafin?"

"iyah udah" vano lalu melepaskan pelukannya.

"lagian yang salah bukan lu, tuh anak kenapa rekcokin teruss sihh, kesel lama lama, kalo aja dia nonjok gue gitu, udah gue bales!" imbuhnya.

"ututuu kasiann, sini pelukk"

"ihh nggak, lo bauu vanoo, jorok"

"ohhh jorok!" vano lalu meraih tangan tistha dan langsung menggosok nggosokannya ke rambutnya.

"vanoo" lalu mereka tertawa bersama.

"udah sore, pulang yuk, thanks your time!"

tistha hanya menganggukan kepalanya.

"pake, cuacanya dingin"

"nggak usah, lo pake aja kan lo juga pake kaos doang"

"udah lo aja, harus nurut!"

tistha mendengus kesal akhirnya tistha memakainnya dan pulang kerumahnya.

◇◇◇

elvin tampak masih di kelasnya, menyapu lantai karena hari ini adalah jadwal piketnya.

"belum selese?"

elvin yang sedang menyapu di bawah meja lalu terjungkit dan kepalanya terbentur meja.

"awww!"

axel lalu duduk menatap elvin yang sedang memegangi kepalanya di bawah kolong meja.

"sorry, lo nggak papa kan?"

"axel? ekhem, nggak kok, nggak papa"

mereka lalu bangkit dan salin berhadapan. axel mendekat dan mengelus elus kepala elvin yang terbentur.

DEVANO [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang