WELLCOME BACK

659 40 0
                                    

Mereka sampai di rumah sakit.

"Tistha nggak ikut?" Ketiga sahabatnya langsung saling bertatapan.

"Tadi sih naik taxi, mampir dulu kemana gitu!"

Pandangannya beralih kepada cowok yang sedari tadi berdiri diam sambil menampakan wajah datar.

"Lo kenapa?" Axel hanya diam dan hanya melihat vano sekilas. Yoga dan Bryan lalu saling menatap, tidak mungkin juga mereka memberi tahu vano kalau axel telah menghajar savana.

"Biasa van, kayak nggak pernah lihat tuh orang kayak gitu aja!" Ujar yoga berbabibu.

"Tadi ega dateng kesini sama orang tuanya!"

Pandangan axel kini beralih.

"Terus?" Akhirnya cowok itu kini membuka suara.

"Ya dia minta maaf ke gue, nangis nangis, tapi tetep aja yang dia lakuin itu salah, jadi biarin dia sadar dulu!"

Mereka hanya mengangguk anggukan kepalanya.

"Kabar baik kalau gue boleh pulang hari ini!"

"Serius?" Mereka tampak bahagia akhirnya temannya ini sebentar lagi akan kembali.

◇◇◇

Tistha sampai di rumahnya, di lemparnya tasnya di atas kasurnya dan segera mengganti baju untuk kemudian menemui vano.

Setelah siap dia turun ke bawah dengan membenarkan sling bagnya.

"MAU KEMANA?" Suara berat itu mengintrupsi telinganya.

"Bukan urusan lo!"

"Lo mau kemana itu juga urusan gue juga, karena lo adek gue!"

"Nggak penting juga lo ngatur ngatur hidup gue!"

Tistha lalu pergi meninggalkan daniel yang masih dengan tangan mengepal kuat.

Tistha segera menaiki taxi yang ia pesan dan menuju rumah sakit. Tak lama cewek yang sedari tadi di tunggu datang, dengan memakai celana jeans yang dipadukan dengan kaos putih.

"Nah kebetulan nih dateng, tha lo bantu vano beres beres ya!" Ujar yoga.

"Beres beres? Emang mau kemana?"

"Vano udah dibolehin pulang hari ini!" Jelas bryan.

Vano sudah memakai baju biasa dan sudah siap pulang. Mereka akhirnya keluar dari rumah sakit itu.

"Xel pinjem motor lo!" Katanya saat sudah berada di parkiran.

"Gila lo! Lo kan baru sembuh, mau bawa motor?" Ujar tistha

"Udah gue bilang gue nggak papa juga!"

"Nggak! Maksud gue, ntar kalo jatuh gimana?"

Vano masih bertekat untuk untuk menaiki motor itu. Sementara teman temannya sudah berpamitan untuk pergi ke markas.

"Buruan naik!"

"Nggak, gue nggak mau! Tangan lo pasti masih lemes kan, udah turun! Turun vano!"

Vano akhirnya menurut.

"Terus kita pulang pakek apa, taxi!"

"Nggak!"

"Terus?"

"Tetep pakek motor!"

Tistha memakai helm full facenya, dan menaiki motor yang tadi.

"Naik!"

DEVANO [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang