AKHIRNYA GUE TAU RUMAH LO

700 49 1
                                    

Akhirnya kemenangan kembali berpihak kepada tistha dan vano. Saat kembali kedalam bis, disana dipenuhi ucapan selamat kepada jagoan sma garuda. Dan akhirnya mereka kembali kesekolahan.

Tistha duduk sendirian, hanya ingin menenangkan pikirannya setelah kejadian tadi. Namun lamunannya dibuyarkan oleh cowok disampingnya.

"Kenapa? Masih sakit tangan lo?"

Tistha yang menghadap jendela langsung menatap cowok disampingnya itu.

"Segitu khawatirnya lo sama gue, suka sama gue!"

"Biasa aja, alesan gue nggak mau lo sakit, itu karena nanti gue nggak ada temen ribut!"

"Bisa ribut sama yang lain kan"

"Kalo sama yang lain beda"

Tistha langsung melongos kembali menikmati pemandangan diluar bis.

"Oh iya, berhubung kita juara, gue mau lo tepatin janji gue, lo harus dateng ke pertandingan gue"

"Kap__" belum selesai pembicaraan tistha langsung di potong oleh vano.

"Lusa, lo harus dateng dan nonton di barisan paling depan!"

Tistha lalu melototkan matanya.

"Lusa? Barisan paling depan? Oke, tapi lo juga harus tepatin janji lo!"

"Kalo soal itu lo nggak usah khawatir, gue bisa atasin kok!"

"Bagus deh kalo gitu!"

"Btw, kok lo bisa berurusan sama cowok songong itu?"

"Maksudnya lo?"

"Cowok yang bikin lo terluka, savana!"

"Bukan urusan lo!"

"Urusan lo juga urusan gue!"

Tistha menatap vano aneh. Dan tiba tiba bis yang dikendarai mereka berhenti mendadak. Dan ada hal yang mengejutkan, bagaimana tidak, tistha yang hendak membentur kursi di depannya tidak jadi karena ada seseorang yang menahannya, yaitu pelukan vano, entah sejak kapan cowok itu sigap.

Siswa yang berada di bis itupun langsung menatap mereka.

"Maaf semua ada kucing lewat barusan!" Ujar pak supir.

"Apaan sih lo, lepasin!" Tistha langsung melepas pelukan vano dengan paksa.

"Bukannya bertrimakasih malah ngegas, untuk kepala lo nggak benjol!"

"Dihh siapa juga yang suruh lo nglindungin gue!"

Vano lalu menatap tistha. Dan mendekat tepat di telingannya dan berbisik.

"Gue yang mau!"

Detik selanjutnya vano pergi duduk di tempat lain.

Dan pada akhirnya bis yang mereka kendarai sampai di sekolahan.

"Vanoo!" Ega langsung memeluk tangan vano saat vano baru turun dari bis.

"Lepasin gue!"

Ega pun langsung melepaskan pelukannya.

"Selamat ya, lo menang" katanya sambil menjabat tangan vano.

"Lo hebat van, buat ngrayain kemenangan lo, gimana kalo kita makan malem entar!"

Tistha yang melihat vano sedang bersama ega, entah kenapa merasa kesal.

"Dih ngapain juga gue kesel"

Tunggu tunggu, kesel, kesel atau cemburu, ahh tisthaaaa.

"Boleh, tapi karena gue nggak sendiri menangnya, gue akan ajak tistha"

DEVANO [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang