SIAL

2.2K 100 3
                                    

Semua anak OSIS tampak sudah berkumpul di ruang osis sekarang.

"Oke kita mulai rapat kali ini, guna untuk mempersiapkan acara bulanan" Kata Tistha membuka rapat hari itu.

"Oh kak, acaranya di planing dulu, atau kakak udah punya ide kegiatan" Tanya anggota osis yang merupakan adek kelas.

"Nggak, kita kayak biasanya aja, acara bulanan kali ini kita adain pertandingan basket antar sekolah aja, kita buat tiga hari dan undang tiga sekolahan aja gimana?"

Semua tampak setuju atas pernyataan sang ketua OSIS itu.

Tampak Tistha sedang mengemasi peralatannya.

"Mau dianterian gak?" Tawar Kiki.

"Nanya ke gue?" Tanya Tistha menunjuk dirinya sendiri.

"Ya iya lah kampret, masa sama bangku"

"Oh"

"Gimana?"

"Gak, ogah gue pulang sama lo yang ada gue muntah kali di jalan"

"Yeah gini gini gue wangi kali. Mandi kembang tujuh rupa gue setiap malem di jamin wangi"

"Dih maksa nih"

"Iya"

"Gak. Ajak adkel aja tuh, siapa tau mau sama lo"

Tanpa berdosa Tistha pergi meninggalkan Kiki sendirian di ruang OSIS.

◇◇◇

"Gimana tetep tunggu tuh cewek?" Tanya Yoga kepada Vano.

"Lo kira? Gila kali gue lepasin tuh cewek gitu aja. Dia udah bikin gue kayak gini"

Sungguh Vano sangat kesal saat itu.

"Gue penasaran sama tuh cewek, gue kira sih gak cantik cantik amat, soalnya wajahnya aja berpaling sama seorang se most Vano, buta kali tuh cewek ya?" Yoga dengan penuh keheranannya.

"Diem ah Yog, gak liat tuh muka Vano galak gitu, dimakan bau tau rasa lo" Perintah Bryan yang mendengar celotehan Yoga.

Vano lalu melirik tajam ke arah Bryan.

"Lama banget dah, kayak nunggu besan" Keluh Axel.

"Ih ngeluhan lu xel, kayak bukan cowok"

"Lu kira urusan gue cuma ini doang apa?"

"Yehhh sok sibuk"

"Mending sok sibuk daripada lo rebahan mulu, lihat tuh perut lo, buncit gitu, cacingan?"

"Sialan lo xel, tega lo" sekarang Yoga malah berlagak seolah menangis.

"Ih jamet, jijik gue, mau muntah" kata Bryan sambil berlagak layaknya orang muntah.

"BISA DIEM GAK!" Bentak Vano.

"Ih jangan galak galak Van, ngeri gue liatnya" lagi lagi Yoga meledek. Lalu Vano mendelik ke arah Yoga. Sekejap Yoga langsung menutup mulutnya rapat rapat.

◇◇◇

Sementara dari kejauhan Tistha berjalan santai, sampai dia melihat Vano dan teman temannya seperti sedang menunggu seseorang.

DEVANO [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang