CIUMAN TAK SENGAJA

796 36 1
                                    

Malam itu tistha sedang memainkan handphone nya,kegiatannya tak lain adalah rebahan santai dan menyekroll beranda instagramnya karena terlalu gabut. Tiba tiba satu nama yang tertera di layar handhphonenya membuatnya langsung terduduk kaget.

"VANO?" Dia langsung melihat sekelilingnya takut takut nanti kakaknya datang dan memarahinya.

"Ishhh ngapain sih"

Tistha lalu menerima panggilan itu.

"Hallo?"

"Lo di kamar lo kan?"

"Kenapa?"

"Turun sekarang, temenin gue latian basket! Gue di depan rumah lo!"

Tistha lalu mendelik kaget, dia langsung bangun dan mengintip melalui jendela kamarnya, dan benar saja motor dan pemiliknya sudah bertengger disana.

"Buruan!"

"Ihh iya iya!" Tistha panik dan hanya mengambil sweater miliknya dan turun menemui vano.

"Lo ngapain jemput gue disini, kan lo bisa tunggu di lapangan ntar gue nyusul!" Kata tistha sambil melihat sekeliling rumahnya.

"Kenapa, takut ketahuan!" Kata vano sambil memakaikan helm di kepala tistha. Tistha hanya menatap vano kesal.

"Udah naik!" Serunya. Tistha lalu menaiki motor itu dan segera melaju ke lapangan basket.

"Jangan jemput gue di depan rumah gue lagi?"

"Kenapa, takut kakak lo? Ntar gue yang bicara sama kakak lo biar diizinin!"

"Yang ada lo nggak diizinin, malah lo abis di hajar sama kakak gue lah!"

"Bagus dong!"

"Kok bagus?"

"Ya ntar kalo gue dihajar, lo belain gue, terus kalau gue terluka nih, lo bakal bakal ada di samping gue!"

"Vanoo!" Kata tistha memukul punggung vano.

Tak lama mereka akhirnya sampai, tistha masih merasa takut.

"Udah kenapa? Lo takut?"

"Ng-nggak! Lagian lo ngapin malem malem kesini serem banget, kan lo juga baru sembuh!"

"Udah ngomongnya! Tinggal lo duduk manis doang apa salahnya sih!"

"Ya kenapa harus gue yang nemenin lo, kan bisa temen temen lo!"

"Gue maunya lo!"

"Lagian lo nggak marah lagi sama gue?"

"MASIHH!" katanya dengan menghentakan bola di lantai.

"Kenapa lo suruh gue jauhin lo, sedangkan lo sendiri yang nggak bisa jauh dari gue!"

Vano baru saja memasukan bolanya kedalam ring basket, lalu menatap tistha sinis.

"Karena gue tau lo siapa tistha!" Gumannya dalam hati.

"PD! Gue mau lo jauhin gue karena lo itu penyakitan, gue nggak mau lo nularin itu ke gue!"

"Ihh rese lo! Gue nggak penyakitan!"

Vano kembali melirik tistha.

"Penyakit sial kalo deket deket lo!"

Tistha mempout outkan bibirnya, sementara vano masih vokus dengan bolanya. Setelah cukup lelah vano duduk di samping tistha dan meminum pocary dingin miliknya.

"Thanks!" Kata vano sambil mengacak acak rambut tistha. Tiatha masih terdiam.

"Kenapa? Marah lo sama gue? Atau lo mau bener bener jauh dari gue!" Tistha masih diam dan memainkan handphonenya.

DEVANO [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang