LAPANGAN BASKET LUAR SEKOLAH

679 43 0
                                    

"Van van!" Teman tamannya kini heboh saat melihat kehadiran vano di warung belakang sekolang.

"Apa?"

"Lo, lo beneran ngomong kayak gitu sama ega? Gi lo!" Teman temannya kini tak percaya atas apa yang vano lakukan kepada ega.

"Van!" Kini axel mulai membuka suara.

"Lo pernah mikirin diri lo gak sih? Lo tau kan ega itu seseorang yang berpengaruh dalam keluarga lo, dan lo, gue gak habis pikir sih, gimana kalo dia ngadu sama bokap lo?"

"Gitu? iya"

Axel langsung menganggutkan kepalanya.

"Ya gue sih bodo amat, lo taukan dia udah bikin sakit hati untuk pertama kalinya, dan dia udah bikin kecewa, sampai kapanpun sifat gue gak akan pernah berubah sama ega!"

"Justru itu bakal bahayain tistha, lo tau kan ega benci sama tistha!" Axel kini mulai menatap vano ragu. Dan vano tampak mengerutkan keningnya seperti berfikir.

"Ohhh lo, astaufiruloh van, lo suka sama tistha, anjay!"

"Pak budi makan salak, anjay lo suka ya sama tistha!" Pantun yoga benar benar tidak bermutu.

"Bu nining ke pasar, gak nyambung!" Balas vano.

"Terus gimana kabar lo sama cewek yang lo taksir!" Imbuhnya menanyai axel. Sementara bryan dan yoga sedari tadi sudah mengangakan mulutnya tak percaya.

"Lo-lo, suka sama cewek hahahahaha becanda lo ya, van jangan bilang ini bener!" Sekarang bryan benar benar tidak percaya.

Sementara orang yang sedang di bicarakan hanya memasang wajah datar seperti tak tau apa apa.

"Emang lo liat gue boong!"

"Ya nggak, seorang axel daren wijaya, suka sama cewek, naksir, wahhh hebat, xel salut gue sama elo!" Kata bryan sambil bertepuk tangan dan menaboki pundak temennya itu.

"Gak usah kebay!" Katanya datar.

"Yahh udah punya gebetan, kayaknya gue bakal kesalip deh, terus gue kapan punya cewek gitu, bosen jomlo gue!" Yoga memasang wajah memelasnya. Teman temannya langsung tertawa melihat eksresi yoga.

Tak lama cewek yang tak diinginkan keberadaanya mengganggu pemandangan vano.

"Van!" Mata ega kini sudah sembap, tidak tau sedari kapan ia menangis.

"Kenapa matanya mba, bintitan?" Ledek yoga yang langsung dibalas dengan lirikan tajam ega.

"Van, maafin gue ya, gue gue salah, gue gak suka aja lo deket deket sama tuh cewek!"

Vano hanya mendengus kesal. Sementara teman temannya berlagak seperti muntah.

"Udah gue maafin, tapi kalo lo masih cari masalah sama tistha, gue juga bakal ikut campur!"

"Harus banget lo belain tistha, gue lo anggap apa sih van?"

Tak mau menghiraukan ucapan ega, vano langsung pergi. Sementara ega, matanya kini mengkilat seperti ada sesuatu yang akan ia rencanakan.

Satu notifikasi berhasil mengalihkan perhatiannya dari semangkuk bakso hangat maknyus di kantin sekolah.

Cowok gila
"Buruan ke perpus, gue udah di sini sekarang!"

"Vi, gue duluan ya, gue mau ngerjain soal!"

"Bakso lo juga belum abis lo mau pergi!"

"Udah buat lo aja!"

Tiatha segera berlari ke perpus dan mendapatkan cowok itu berada disana sedang mengerjakan soal.

"Olimpiadenya di majuin, lusa!"

DEVANO [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang