KEBERUNTUNGAN YANG TAK MEMIHAK

724 49 0
                                    

Beberapa motor sudah terparkir rapi di suatu tempat bertuliskan ALASKA itu.

"Van, pulang pagi ya" kata bang savi saat melihat vano.

"Maaf bang, aku harus belajar, mau olimpiade soalnya" vano melirik jam di tangannya, waktu sudah menunjukan pukul 20.45.

"Pergi dulu ya bang, maaf nggak bisa kumpul bareng" pamitnya.

"Ohh gitu, iya oke, hati hati!"

Vano langsung pergi dari tempat itu dan menjemput Tistha, karena ia sudah berjanji akan menjemputnya malam ini.

Terlihat cewek tak asing itu sudah berdiri. Derum motor yang semakin lama semakin mendekat membuat tistha tersadar bahwa cowok itu terlambat.

"Lama banget sih, gue nungguin sampe kesel"

Tanpa meladeni, vano langsung memberikan helemnya kepada tistha.

"Gak usah banyak ngomong, naik!"

Tistha dengan berat hati harus naik ke atas motor vano dan segera melaju ke tempat yang entah dimana vano akan membawanya.

"Mau kemana sih?"

"Ntar juga tau!"

Mereka tiba di sebuah gedung besar. Perpustakaan, ya mereka pergi kesana. Sambil mencopot helemnya, tistha menatap vano aneh.

"Lo bawa gue kesini?"

Vano hanya menganggukan kepalanya lalu berjalan masuk, sementara tistha masih terpaku memandangi bangunan itu.

"Mau masuk nggak, atau mau masuk angin!"

Dengan kesal Tistha berjalan di belakang vano. Tistha duduk di kursi itu. Sementara vano sibuk mencari buku buku.

Dan tak lama vano membawa setumpuk buku dan meletakan dengan kasar di atas meja.

"Ini semua yang harus kita pelajari!"

Vano juga mengeluarkan kertas yang berisi kisi kisi untuk olimpiade. Tistha mendengus kesal.

"Dan ini soal latihannya!" Vano menyodorkan kertas lainnya kepada tistha.

Mereka kini mulai mengerjakan soal soal yang diberikan oleh guru mereka. Karena bosan tistha menggunakan inpodsnya dan mendengarkan musik sambil mengisi soal matematika itu.

"SELESAI!" Sorak vano bangga dirinya sudah selesai mengerjakan soal miliknya. Vano melihat tistha sedang asik mengangguk anggukan kepalanya. Vano langsung mencopot inpods di sebelah telinga tistha.

"Kerjain yang bener!"

"Gue udah selesai kok!"

Vano lalu menggunakan inpods curiannya itu ke telingannya, lagunya lumayan asik. Vano segera merebut lembar kerja tistha dan meneliti jawabannya. Dia menganggut anggutkan kepalanya.

"Gimana?" Tanya tistha.

"Boleh juga otak lo!"

Tistha hanya memutar bola matanya malas.

"Mulai hari ini lo harus sama gue terus"

"APA!!"

"Kenapa?"

"Gak cukup apa lo udah nyiksa gue seharian"

"Gak, gak cukup emang, besok dateng ke perpus sekolah, fokus sama olimpiade!"

"Harusnya gue yang bilang gitu, lagian lo kayaknya yang gak serius, sibuk nge-geng"

Saat menatap vano, tistha dibuat takut karena vano sedang menatapnya tajam.

DEVANO [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang