LO SIAPA

654 34 0
                                    

Terlihat beberapa anak memakai seragam putih abu abu mulai memasuki ruangan yang di penuhi bau obat itu.

Vano yang terlihat baik baik saja sedang membalasi pesan dari nyokapnya. Kemudian kembali bermain game.

"Hai brader!" Sapa yoga ketika masuk ke ruangan vano.

Vano langsung tersenyum merekah. Mereka lalu melakukan salaman dengan gaya mereka.

"Gimana van, udah baikan?" Tanya savi

"Udah bang!"

"Udah gue bilang lo jangan dateng, seharusnya gue temenin tadi malem van!" Ujar axel.

"Udahlah, udah terjadi juga!"

"Jadi emang savana yang nikam lo?" Kini bryan yang penasaran.

"Iya, tapi bang kayaknya ada yang aneh, waktu gue di tikam daniel sempet bilang kemarin malem kita nyuruh orang buat nyerang mereka, apa salah satu dari kita ada yang ngasih perintah?"

"Perintah? Buat nyerang? Kita di markas cuma caturan doang kok, dan itupun cuma beberapa anak!"

Mereka mulai beradu tatap satu sama lain.

"Gue yakin ada yang mau jatuhin kita bang!" Ujar axel.

"Ya setuju, kita diadu domba, itu sebapnya mereka sampai lakuin hal kayak gini ke vano!" Ujar Bryan.

"Udah udah pikirin nanti, van lo istirahat ya!"

"Mau bolos kalian!" Keempatnya mengangguk setuju, sementara savana menggeleng Tak percaya.

"Makannya otak kalian tuh gitu gitu aja nggak ada maju majunya!"

"Sekali lah, toh kan harus ada yang jagain vano bang!" Jawab yoga.

"Iya lah terserah kalian! Duluan ya van" Savi lalu pergi dari ruangan itu dan pergi ke sekolahan.

"Tistha mana? Pulang?" Tanya axel.

"Iya gue suruh pulang! Dia juga baru sembuh kan"

"Tapi salut gue van, bela belain dia kesini cuma buat nungguin lo sadar, gue si yakin dia mulai suka sama lo!" Ujar bryan panjang lebar, sementara orang yang berkaitan hanya tersenyum sambil bermain hp.

"Gini nih, kebiasaan, orang lagi ngomong malah cengengesan nggak jelas!"

Bryan tidak sengaja menabok luka vano.

"Aw, sakit!"

"Eh eh, maaf ya allah nggak sengaja astaughfiruloh hilap maap!"

Tam lama wanita memakai seragam putih abu abu datang, membawa tempat makanan. Matanya membelalak kaget saat melihat semua orang yang berada di ruangan itu menatapnya aneh.

"Ekhemm, e hai hihi" sapanya canggung.

Ketiga temannya lalu menatap vano yang tak memanglingkan matanya.

"Ekhemmm, pepet teros!" Ledek bryan.

"Jangan sampe lolos!"

"BRISIK!"

Axel yang mengerti lalu mengajak teman temannya untuk keluar.

"Udah tha, lanjut lah, kita keluar dulu, sukses pokoknya!" Ujar yoga.

Tistha hanya melirik sambil tersenyum masam. Setelah teman temannya keluar tistha mulai berjalan ke arah vano.

"Mbolos?" Tanya vano.

"Nggak! Gimana keadaan lo?"

"Well, lo bawa kan!"

"Yes, as you ask for!"

DEVANO [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang