Happy Reading♡
.
.
"Duh, bentar, ya. Pacar gue nelpon," ujar Geo lalu bangkit beranjak menjauh.
"Kayaknya dia nggak pernah nggak punya pacar, ya. Tiap hari selalu ganti, udah kayak baju aja tiap hari ganti," celetuk Keano di sela-sela menyesap rokoknya.
"Emang elo, korban friendzone!" balas Radit sengit.
"Daripada elo, naksir cewek kehalang kaca tv sama layar handphone. Jisoo tau Lo hidup aja kagak!"
Radit menurunkan ponselnya, melotot lebar sembari bangkit dan berkacak pinggang. "He berani Lo sama gue, ha!"
Alex menatapi itu geleng-geleng kepala, lalu menunjuk Davin. "Daripada dia, pacarannya sama buku paket fisika," sahutnya mengompori, memperpanas keadaan membuat Davin hanya melirik sejenak dan fokus kembali pada buku.
Radit dan Keano langsung berbinar. "Waaaah, berarti masih mending gua!"
Davin mendengkus sebal, menolehkan kepala. "Apa kabar sama lo yang tunangan sama orang yang Lo benci? Katanya nggak mau, nggak ada menarik-menariknya sama sekali, eh nyatanya diterima juga."
Alex tersentak, melotot kecil membalas tatapan Davin. Cowok itu hilang kendali dan maju meraih kerah baju Davin, membuat suasana di meja itu memanas seketika.
"Eh, jangan berantem, Anying!" Radit sudah panik sendiri.
Sementara Keano yang jaraknya lebih dekat dengan kedua orang itu langsung menjauhkan melerai. "Santai, Bang," ujarnya pada Alex tak lupa menepuk-nepuk pundak Alex.
Memang pada dasarnya Alex saja yang emosian. Padahal ucapan Davin tadi tak salah, tak juga memakai nada yang memancing keributan.
Namun, Alex juga heran kenapa orang seperti Davin yang biasanya acuh tak peduli kini membalasnya.
Alex menepis tangan Keano yang menengahi keduanya, Alex juga melepas cengkeramannya pada kerah baju Davin. Ia kembali duduk dengan tenang.
Alex mengembuskan napas panjang, dia sadar dirinya terlalu berlebihan. Namun, ya, beginilah dirinya.
Keano berdehem mencairkan suasana, berharap dalam hati semoga Geo cepat datang.
"Eum ... Lex." Radit mengerling takut. "Beneran udah tunangan Lo?" ujarnya hati-hati.
"Hm." Alex bersandar pada tembok, memainkan sedotan di genggamannya.
"WAAAAH! ASIK, DONG!"
Radit dan Keano kompak heboh menyoraki Alex, membuat cowok itu menjauhkan telinganya.
Radit bahkan sudah berdiri, menumpukan sebelah kakinya di atas meja, menggoyang-goyangkan lengannya. "MAJIMAK COROM MAMAMAJIMAK COROM! ASEK ASEK JOSS!"
Keano yang melihat Radit tampak asik pun mengikuti, menggoyang-goyangkan kepalanya heboh. Seolah tidak terjadi apa-apa barusan.
"CIANJUR DIGOYANG, YOOOW!"
Davin melihat itu jadi melengos lelah, membereskan bukunya dan bangkit meninggalkan mereka.
Begitu pula dengan Alex, ia bangkit, tak lupa menyambar plastik es dari tangan Radit, lalu membawanya pergi begitu saja.
Bersamaan dengan Geo yang datang, ia terkejut melihat Davin dan Alex pergi begitu saja, lebih terkejut lagi saat melihat Radit dan Keano yang tampak seperti orang gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXON [END]
Teen Fiction"Lo jadi milik gue." "Sesuai permainan kita. Lo baper, Lo kalah dan harus mundur dari pertunangan ini. Gue baper, Lo jadi milik gue dan nggak akan bisa pergi." "Gue nggak pernah baperin Lo." _______ Ketika tak saling cinta, tapi dipaksa bersatu oleh...