«Satu»

42K 2.1K 26
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote dan komen selagi gratis

Happy Reading♡

.

.

"Ha? Apa? Dijodohin? Nggak! NO, BIG NO!"

Alex menolak keras, menggelengkan kepalanya tegas sembari menatap papanya tak percaya.

"Tapi sayangnya, kamu kalah main catur dan aturannya emang selalu yang kalah harus nurutin yang menang."

"Kamu ingat, nggak? Waktu kamu menang kemarin, kamu minta apartemen sama mobil Papa beliin," lanjut Dion sudah mulai nyolot. "Yang adil, dong!"

"Lagian, ya. Papa udah terlanjur bikin janji sama temen Papa itu buat jodohin anak-anak kita."

Alex menganga, masih jelas kaget dan tak percaya di waktu bersamaan.

"Papa gila, ya? Kenapa main jodoh-jodohin coba! Kayak nggak ada mainan lain," gerutu Alex.

"Bahkan Alex aja masih SMA, bukannya disuruh fokus belajar kayak orang tua tetangga, tapi malah dijodohin."

Untuk di waktu bersamaan, Alex bersorak dalam hati sebab akhirnya bisa membandingkan orang tuanya dengan orang tua tetangga. Sebab papanya itu juga kerap sekali membandingkannya dengan anak tetangga.

Sebaliknya, Dion malah mencibir. "Halah, kamu kalau disuruh fokus belajar juga nggak nurut sama Papa."

"Nggak, pokoknya Alex nggak mau!"

"Ada apa, sih, ini? Kayak kuburan rame banget."

Suara wanita terdengar dari arah pintu yang lalu melangkah mendekat, menghampiri anak dan suaminya yang sedang berdebat.

Merasa mendapat bala bantuan, Alex langsung mengadu, "Ma, lihat Papa! Masa katanya dia mau jodohin Alex! Apalagi cuma gara-gara Alex kalah main catur. Marahin, Ma! Ayo marahin!"

Dion dengan santainya mengorek telinga, seolah meledek ucapan anaknya itu.

Sarah memukul bahu Dion. "Jangan gitu, ngomong yang baik kalau mau dia nerima," bisiknya heboh juga geregetan.

Alex hanya mengerutkan kening penasaran melihat itu.

Sarah kembali tersenyum menatap Alex, sempat menepuk pundak anaknya singkat sebelum akhirnya kembali masuk rumah.

Alex menatap ke arah perginya Sarah denganmata membulat tak percaya. Biasanya mamanya itu akan membelanya? Lalu, ini apa? Membiarkannya begitu saja?

Sementara Dion, untuk kedua kalinya menyeringai senang melihat wajah nelangsa anaknya.

"Pokoknya Alex nggak mau," ujarnya, lalu meraih kunci motor dan jaketnya, melangkah pelan menuju motornya.

"Yaa, curang! Kabur, padahal udah tau kamu nggak akan bisa kabur dari Papa." Dion berujar santai melihat Alex yang sudah menghidupkan motor.

"Cemen, mainnya kabur!"

Alex mendengkus, lalu menarik gas pergi menjauh dari rumah.

Ya, beginilah keseharian seorang Alex jika bersama papanya.

*
* ALEXON *

Suara riuh ramai dan teriakan di sekitar terdengar, disertai dengan deru motor yang seolah sengaja dikeras-keraskan.

Alex menyeringai melihat Rafael si cowok yang suka cari masalah dengannya itu datang mendekat begitu ia membuka helm.

"Napa? Mau tanding?"

ALEXON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang