«Lima puluh sembilan»

15K 759 9
                                    

Happy Reading♡


.

.

Adel mengikat rambutnya menjadi satu, merapikannya sejenak lalu menatap pantulan wajahnya di cermin. Senyum kecilnya terbit saat mengingat kejutan-kejutan kecil tak disangka hari ini. Sungguh, ia tak pernah menyangka akan bertemu Alex di sini setelah sekian lamanya hanya melihat cowok itu menutup mata.

Tok, tok!

Adel menoleh selepas mengikat rambutnya, lalu melangkah membukakan pintu.

"Kita mau pergi beli makan. Mau ikut nggak?"

Dia cewek yang baru Adel kenal beberapa hari lalu karena juga tinggal di kos yang sama. Kos-kosannya terdiri dari beberapa petak berjejer.

Beruntung orang-orang sekitar ramah. Lihat saja, baru beberapa hari, Adel tiap pagi selalu mendapat ketukan pintu. Entah itu mengajak pergi makan keluar, atau malah ada yang membawakan makanan untuknya cuma-cuma. Padahal Adel tak begitu pandai bergaul.

Adel tersenyum, menggeleng kecil menolak secara halus. "Nggak, deh. Kalian duluan aja."

Nia dan Putri, temannya itu mengangguk paham. "Ya udah, kita duluan ya!"

"Iya, hati-hati."

Adel menutup pintu saat kedua temannya itu sudah menjauh. Ia mengambil handuk yang tergeletak di atas ranjang begitu saja, lalu ia tempatkan di tempat seharusnya. Juga membereskan beberapa bukunya yang berserakan membuat sakit mata.

Di tengah-tengah kesibukannya membersihkan, pintu kembali diketuk untuk kedua kalinya. Mau tak mau Adel menunda pekerjaannya, lalu melangkah membuka pintu.

"Kenapa? Kok balik lagi?" tanya Adel saat menyadari yang mengetuk pintu adalah Nia dan Putri.

Kedua temannya itu saling lirik dengan kerlingan menggoda, membuat Adel mengernyit.

"Ada yang nyariin, tuh."

Adel mengerutkan kening. "Siapa, ya?"

Nia dan Putri malah terkekeh. "Cowok," ujar mereka kompak menggoda Adel

"Hm? Yang sering ke sini, kan? Si Langit?" tebak Adel, karena memang hanya Langit teman cowok yang dekat dengannya di sini. Lagipula, hari ini ia ada janji dengan cowok itu, meski agak siangan.

"Oh, kalau itu, mah, kita kenal. Yang kali ini beda, lebih ganteng hehe." Putri dan Nia kompak tertawa.

Berbeda dengan mereka, Adel malah semakin dibuat kebingungan. "Hah? Siapa emang?"

"Mana kita tau, coba temuin dulu."

Kedua teman Adel lalu beranjak pergi saat niatnya sempat tertunda. Sementara Adel, melangkah menemui seseorang yang dimaksud temannya tadi.

"Pagi!"

Adel menghela napas panjang. "Udah gue duga itu lo."

Alex merapatkan bibir, ekspresi riangnya mengendor sesaat. "Kok kayak nggak seneng banget gue ke sini."

Alex tahu di mana tempat kos Adel karena kemarin ia sempat mengantarkan Adel sampai depan kos setelah puas dengan agenda 'jalan-jalannya'.

"Mau ngapain emang?"

Alex mengangkat plastik di tangannya. "Martabak seperti yang gue janjikan setahun lalu," ujar cowok itu dengan senyum tipis.

Bibir Adel setengah terbuka, bahkan saat Alex menariknya untuk duduk di kursi luar, Adel masih menatap tak percaya cowok di depannya itu.

ALEXON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang