16 | Sing me to Sleep

813 64 2
                                    

"I like your shirt, I like your fingers, love the way that you smell."

Mendendangkan lagu itu diiringi petikan gitar di pangkuan, Arkala sedang mengingat seseorang.

"To be your favorite jacket, just so I could always be near. I loved you for so long, sometimes it's hard to bear. But after all this time, I hope you wait and see."

Cowok itu tersenyum di sela nyanyian. Masih terekam jelas di memori peristiwa langka kemarin malam.

Arkala baru pulang dari pekerjaan paruh waktunya dan menemukan ada Sera di rumah. Gadis itu tengah bersama Luis, berbaring telungkup di lantai rumah mereka.

Sera datang untuk memberikan buku gambar, pensil warna, krayon dan alat gambar lainnnya. Sebagai ganti, katanya, Luis mengajari cewek itu menggambar si kucing oren gendut alias Garfield.

Kegiatan itu biasa saja. Jika saja Sera tak tiba-tiba terbahak karena gambarannya sendiri.

"Bukan kucing. Ini kayak babi gendut, Luis."

Sambil menunjukkan gambarnya yang memang lebih mirip buntalan aneh daripada kucing, Sera memamerkan tawanya yang cantik itu.

Tidak tahu yang lain, Arkala fokus pada tawanya Sera daripada gambar gadis itu. Ini pertama kalinya ia mendengar Sera tertawa demikian. Terlihat lepas, terdengar bagus dan manis.

Arkala belum pernah menemukan orang yang tawanya bisa ia ingat dan terbayang-bayang hingga sekarang.

Sambil bernyanyi, Arkala terus memutar kenangan itu di kepala.

"Ka."

Hingga sosok yang sejak tadi mengisi pikiran muncul di depan mata.

"Tidurin gue, Ka."

Nyanyiannya dan petikan gitar raib, Arkala berdiri dengan wajah terkejut. Ia memegangi kepala gitar, mengambil sikap seakan ingin membanting alat musik itu ke wajah Sera.

"Mulut lo kurang diajar, ya?"

Sera? Jangan ditanya. Cewek itu duduk di bangku, lalu melempar tatapan heran pada Arkala. "Apa yang salah?"

"Tidurin, tidurin. Itu maksudnya apa? Isi kepala lo itu sebenarnya apa? Heran gue. Ngomong aneh-aneh terus."

Cewek itu mengangguk paham. Arkala salah paham lagi. "Maksud gue, bikin gue tidur. Gue ngantuk, dari semalam nggak bisa tidur."

Arkala kembali duduk dan memangku gitar. "Tidurkan. Bukan tidurin." Ia membenarkan.

Mengangguk asal, gadis itu membaringkan tubuh di bangku. Menyamping, kepala di dekat paha Arkala. "Nyanyiin coba. Siapa tahu gue bisa tidur. Ngantuk banget, Ka."

"Mau dinyanyiin apa?" Arkala mencoba beberapa kunci.

"Katty Perry, Unconditionally. Bisa?"

Ada jeda beberapa sekon untuk Arkala bisa mengingat kunci dan lirik lagu yang Sera minta. Saat pemuda itu mulai bernyanyi, Sera juga mulai memejam.

Come just as you are to me
Don't need apologies
Know that you are worthy
I'll take your bad days with your good
Walk through the storm I would
I do it all because I love you, I love you.

Acceptance is the key to be
To be truly free
Will you do the same for me?

Bagian awal hingga akhir chorus selesai Arkala bawakan, ia malah melihat Sera mengubah posisi tidur. Gadis itu telentang, matanya terbuka. Menatap lurus ke atas.

First (Touch Your Heart) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang