"Maafkan aku, nyonya Kim. Dengan sangat terpaksa aku harus menyampaikan ini." Wanita di depanku terus menundukan kepalanya, dia fokus pada hasil tes kesehatanku. " Kau mengidap kanker sama dengan putramu.""Apa?" Ini gila! Aku tau putraku mengidap kanker tapi aku tidak berfikir bahwa aku juga akan mengidap penyakit mengerikan seperti ini. Sekujur tubuhku terasa membeku, keringat dingin mulai menyebar. Hatiku berdenyut nyeri dengan kenyataan ini, namun aku benar- benar tidak bisa mengelaknya.
"Be_ berapa lama waktu yang tersisa?" Meskipun sulit untuk di terima, aku tetap ingin mengetahuinya.
Aku melihat Lea menghembuskan nafas panjang. " Kau mengenalku dengan sangat baik. Aku tidak ingin mendahului kehendak Tuhan. Bagaimanapun kita tidak tau rencana apa yang ingin tuhan berikan pada kita, jadi. . . .maafkan aku, aku tidak bisa mengatakan apapun selain kondisimu, dan mengkhianati prinsipku."
Ya! Kata- kata ini sudah pernah ku dengar sebelumnya saat dia memvonis vereon dengan penyakit yang sama, dan sekarang dia kembali mengatakan hal yang sama. Aku tidak tau harus senang atau sedih saat aku tidak tau sampai kapan waktuku tersisa namun aku akan melakukan yang terbaik disisa hidupku. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan memberi akhir yang indah untuk putraku.
.
.
.
.
Aku sampai di mansion Kim sekitar tengah hari, kulihat putraku sedang bermain dengan salah satu pengurus keluarga kami. Setiap kali aku melihat Sandeul hatiku sedikit getir. Aku dan putraku memiliki kekayaan, kami bisa membeli semua yang kami inginkan, namun tatapan Dimata Sandeul kepala pelayan di keluarga kami benar- benar tidak bisa di tutupi. Dia menatap putraku dengan penuh rasa kasihan.Tentu hal itu akan terjadi, tidak ada yang tidak mengetahui bagaimana perlakuan suamiku, Kim Taehyung kepada kami.
Aku dan vereon seperti lintah baginya. Melihat kami disekitarnya dan menghirup udara yang sama terasa seperti kutukan baginya.
Apakah itu salah? Tidak! Dia tidak salah, akulah yang memulainya. Aku begitu mencintainya hingga kadar gila. Aku melakukan banyak hal untuk dapat memilikinya namun aku tidak pernah berfikir bahwa apa yang aku lakukan akan melukaiku juga pada akhirnya.
Dia benar- benar tidak menganggap ku ada di dunia ini. Jika kalian bertanya kenapa ada vereon jika dia tidak menganggap ku ada maka jawaban yang akan ku berikan adalah kesalahan.
Kedua mertuaku begitu menutut seorang pewaris dariku. Mereka secara sengaja menjebak kami agar terlibat dalam hubungan intim.
Aku tau, bahwa Taehyung akan marah jika dia tau aku tengah mengandung anaknya, namun aku tidak memiliki pilihan. Selama periode pertama aku masih diam. Di semester kedua aku masih tidak mengatakan apapun. Dan di trisemester ketiga, Taehyung mulai menyadari perubahan tubuhku.
Seperti yang sudah aku duga, dia begitu murka. Memiliki keturunan denganku adalah aib untuknya meskipun kami sudah menikah secara sah secara hukum maupun agama.
Aku masih mengingat bagaimana Taehyung dan somi kekasihnya berusaha memcekokkan obat penggugur kandungan padaku.
Aku marah? Tentu! Tapi aku tidak benar- benar bisa membencinya. Aku mencintainya hingga kadar gila. Ingatlah! Kadar gila. Seperti apapun Taehyung memperlakukanku, aku masih tetap bisa menerimanya. Hanya satu hal yang tidak bisa aku terima saat itu. Aku tidak ingin Somi menikah dengannya.
Setelah kejadian itu, aku masih bersyukur, tuhan tidak mengambil putra didalam kandunganku, dia adalah harapanku satu-satunya. Anak didalam rahimku kala itu adalah milik Taehyung yang ku cintai. Aku akan tetap menjaganya.
Saat kelahiran vereon aku kembali tertampar oleh kenyataan. Obat yang diberikan Taehyung padaku tidak merenggut nyawanya. Tapi Putraku terlahir sedikit istimewa. Dia menderita Scholar syndrome.
KAMU SEDANG MEMBACA
terimakasih untuk waktumu
Fanfictionjika orang berfikir menikahi seorang CEO tampan, pendiam dan sempurna adalah hal terbaik sepanjang hidupmu, tapi tidak denganku. aku begitu mencintai suamiku, aku melakukan segala hal agar aku bisa bersanding dengannya. namun hal ini menjadi semakin...