Aku berjalan kearah ruangan paman Park, tidak jauh dari pintu masuk seseorang ku yakini sebagai sekertaris paman Park tengah berdiri bersiap untuk menungguku. Kulihat dahinya berkerut dalam saat melihat kedatanganku. Ada sedikit kepanikan disana dan aku tidak perduli.
"Selamat pagi, tuan jeon!" Sapanya padaku ramah.
Aku berdeham memberi tanggapan padanya.
Sedikit ragu dan gugup, namun wanita dihadapanku kurasa tengah gatal ingin mengatakan sesuatu.
"Katakan!" Ucapku singkat.
Dia menundukkan wajahnya. "Maafkan saya tuan jeon. Tapi rambut anda se. . Sedikit. . . Apa yang terjadi?"
Eoh sial! Aku lupa merapikan rambutku lagi.
Aku berdecih wajahku terlihat jelek saat aku mulai kesal. " Salah satu karyawan disini baru saja melecehkan ku. Kau puas?"
Dari mataku aku dapat melihat keterkejutan diwajahnya. Mulutnya terbuka akan mengatakan sesuatu, namun aku memberinya isyarat untuk diam dan tidak menggangguku. Aku melanjutkan perjalananku kearah ruang paman Park. Saat aku membuka pintu, aku dapat melihat Dita disana, gadis yang pernah menjadi teman sepermainan ku dimasa kecil. Dia sudah banyak berubah, namun dia tetap terlihat mempesona sama seperti sebelumnya. Dan. . . . Bolehkah aku mengutuk sekarang? Gadis bar- bar yang kutemui sebelumnya berdiri tepat didekat Dita juga paman Park.
Eoh tuhan! Rasanya aku ingin mengubur diriku sendiri. Awalnya aku ingin membuat kehebohan saat bertemu dengan pamanku dan Dita hari ini namun semua tertelan begitu saja. Bagaimana tidak, gadis itu menatapku dengan wajah datarnya.
Kurasa pesonaku sudah mulai berkarat. Sebelumnya wanita akan berteriak seperti orang gila saat melihatku, namun gadis itu mencela ketampanan ku dan me'lebeliku dengan sebutan pria cabul?!
Aku berusaha mati-matian untuk tetap terlihat tenang. Aku menghampiri Dita juga paman Park dengan senyuman terbaikku.
"Apa kau merindukanku, nona Kim?" Tanyaku menggoda Dita.
"Tidak!" Aku tersedak ludahku. Aku bertanya pada Dita, namun gadis bar- bar yang menjawabnya?! Ada masalah apa antara dia dan aku? Apa aku benar- benar pernah mencabulinya? Kenapa aku tidak dapat mengingatnya.
"Aku bertanya pada nona Kim, nona!"
Dia menatapku dengan satu alis terangkat. "Hanya ada satu nona Kim disini, tuan jeon Jungkook. Dan itu adalah aku."
"Yang ku maksud adalah Dita ke. . "
"NYONYA KIM!"
Eoh sial! Hanya masalah nona dan nyonya kenapa bisa menjadi semakin panjang.
"Ya! Apa kau tidak merindukanku nyonya Kim?" Kataku mengkoreksi apa yang ku katakan sebelumnya.
"Eoh tidak, terimakasih. Satu pria sudah cukup untuk ku. Jangan membuatku terdengar seperti memiliki seorang simpanan tuan muda jeon." Dita tertawa geli saat mengatakan semua itu.
"Kau sangat kejam! Aku datang dari jauh hanya untuk menemuimu dan sekarang kau mencampakkan ku?"
Demi tuhan aku benar- benar tidak bisa melakukan hal ini. Jiwaku seolah hilang. Gadis Kim terus menatapku dengan datar. Seolah dia tengah melihat dinding. Tidak ada senyum atau apapun itu di dalam raut wajahnya.
Aku menghela nafas panjang dan mendaratkan tubuhku di sofa tidak jauh dari Dita.
"Paman Park, bagaimana kondisimu?" Tanyaku kemudian.
"Lebih baik. . ." Jawabnya singkat. Paman Park tersenyum ramah padaku namun aku bisa melihat ada kesakitan disana.
Aku bisa mengerti hal itu, sepanjang hidupku, aku cukup mengagumi paman Park. Dia sosok ayah dan suami terbaik. Dia begitu mencintai istrinya. kemanapun dia pergi, kalian akan melihat istrinya berdiri mendampinginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
terimakasih untuk waktumu
Fanfictionjika orang berfikir menikahi seorang CEO tampan, pendiam dan sempurna adalah hal terbaik sepanjang hidupmu, tapi tidak denganku. aku begitu mencintai suamiku, aku melakukan segala hal agar aku bisa bersanding dengannya. namun hal ini menjadi semakin...