"sekarang sudah larut, Kim Taehyung. Kembalilah ke kamarmu."
Wajahku mulai masam saat Dita mengusirku seperti itu. Dengan enggan aku berjalan menuju pintu kamar Dita.
" Tidak bisakah aku tidur disini bersamamu?" Tanyaku memelas."Cara tidurku sangat buruk, aku tidak ingin mengacaukan istirahatmu. Kau belum sepenuhnya pulih. Ingat?"
Aku menghela nafas panjang. Aku berbalik dan berniat meninggalkan kamar Dita, namun beberapa kali aku terus menoleh, berharap Dita memintaku untuk kembali dan tidur bersamanya, namun yang ada hanya tawanya penuh rasa geli melihat tingkah kekanakan ku.
Aku menutup pintunya. Dan detik berikutnya aku membukanya kembali. " Apa kau yakin tidak ingin ku temani?"
"Tidak, Kim Taehyung. . . .!!"
"Oke!" Kataku pasrah. Aku berjalan menjauh, namun detik berikutnya aku berbalik ingin memastikan kembali dan sial. . . . Dita sudah lebih dulu mengunci pintunya. Aku tidak tau harus menangis atau tertawa. Bagaimana dia bisa begitu kejam padaku.
.
.
.
.
.
Keesokan paginya aku bangun terlambat. Baik ayah Park maupun Jinny, sudah pergi ke tempat seharusnya mereka berada saat ini. Aku menyusuri setiap ruangan dimension park. Mencoba untuk menemukan keberadaan istriku namun hasilnya nihil. Dia tidak terlihat dimanapun juga."Bibi Dita pergi bersama kakek Park ke perusahaan. Hari ini ada pertemuan penting dengan Golden JK. Jika paman mencarinya."
Tubuhku membeku mendengar Justin. " Apa? Golden JK? Kau menyebut Golden JK?"
"APA paman mulai tuli? GOLDEN JK! PAMAN DENGAR? GOLDEN JK. SEKALI LAGI GOLDEN JKKKKKKKKKKKKKKKKKK. . . ."
Heol! Darimana datangnya anak ini? Gendang telingaku nyaris pecah mendengar teriakannya. Tanganku gatal ingin sekali melakban mulutnya yang menyebalkan.
Aku malas untuk berdebat dengannya. Aku kembali ke kamar dan mengganti pakaianku. Aku bergegas pergi meninggalkan Mension Park dan melakukan perjalanan ke Park Hua Sky.
.
.
.
.
Other Side.Jungkook POV.
Aku ingin mengutuk diriku sendiri karena ceroboh. Aku lupa memasang alarm di hari penting penandatanganan proyek kerjasama dengan Park Hua Sky.
Aku bangun terlambat dan berakhir dengan adegan mengejar waktu atau kalian bisa menyebutnya buru-buru. Semua benar- benar berantakan. Aku lupa dengan sarapanku bahkan aku tidak sempat untuk mandi. Entah kesalahan apalagi yang sudah kulakukan namun tidak ku ketahui.
Aku berlari mengejar waktu, tidak perduli dengan sekitar. Lift terlihat cukup penuh, aku tidak mungkin menjejalkan diriku didalamnya, itu terlihat tidak berkelas. Aku memutuskan untuk pergi dengan tangga darurat.
Langkahku terhenti saat suara berkarisma memasuki pendengaranku. suara itu terdengar berasal dari lantai di bawahku. Aku sangat penasaran dengan pemilik suara yang begitu khas. Entah kenapa otakku seperti buntu. Mengejar waktu yang menjadi tujuanku di awal seketika lenyap begitu saja seperti embun. Aku menuruni anak tangga dan berjalan mengikuti sumber suara.
"Ibu, aku masih sangat muda. Bahkan jika aku sudah bekerja sekarang, faktanya aku masih 17 tahun ibu. Kau tidak bisa memaksaku melakukan hal konyol seperti itu."
17tahun? Berkerja? Apa dia gila? Apa paman Park kehilangan akalnya memperkerjakan anak dibawah umur, eoh?
Berada didalam area tangga darurat membuat suara terdengar menggema seperti berada di dalam gua. Tidak perduli sekecil apapun suara diseberang telpon itu, aku bisa mendengarnya.
"Aku hanya berusaha menyelamatkan mu sayang. Ayahmu tidak waras. Dia menjual omong kosong pada teman-teman idiotnya. Hanya karena uang mahar, ayahmu sudah seperti orang gila. Dia menjanjikan pernikahan pada anak dari teman-teman nya dan ibu tidak menginginkan hal itu. Mereka sangat buruk sayang. Mereka sama seperti ayahmu. Denise! Ibu tidak ingin kau terjerumus sepertiku. Carilah pria yang baik sayang. Ibu tidak ingin masa depan mu hancur hanya karena ayahmu yang buruk. Temukan seseorang dan bawa dia kehadapan ayahmu. Buat dia berhenti menjual omong kosongnya lagi. Keluarga Park sangat baik Mereka mau menebusmu, jadi kumohon jangan sia-sia kan kebebasan yang sudah tuan Park berikan padamu Denise."
Aku melihat punggung gadis itu bergetar. Kurasa dia sedang menahan tangisnya. Apakah ayah gadis itu sudah menjualnya? Dan paman menebusnya?!
Benar dugaan ku, gadis itu menangis. Terbukti dari tangannya yang terangkat dan mengusap wajahnya pelan.
"Ibu jangan khawatir, aku tidak akan menyia-nyiakan kebebasanku. Aku tidak akan membiarkan ayah mengacaukan hidupku lagi."
Aku penasaran dengan wajah gadis yang tengah memunggungi ku. Tanpa kusadari kakiku melangkah lebih dekat kearahnya dan. . . . .
Heol! Dia berbalik tepat di hadapanku. Jantungku seakan berhenti berdetak saat matanya memancarkan permusuhan yang begitu kuat padaku. Aku menelan ludahku kasar.
"Bukankah menguping pembicaraan seseorang adalah tindakan yang kurang sopan, tuan jeon?" Eoh sial suara gadis itu terdengar begitu seksi di pendengaranku. Tidak hanya suara. . . Gadis dihadapanku tidak kalah berkarisma seperti suara yang ku dengar sebelumnya.
Tanpa kusadari aku melakukan tindakan yang cukup membuat gadis itu mengernyit jijik padaku. Kalian tau apa? Aku menjilat bibir bawahku sendiri dan menggigitnya menyembunyikan kegugupanku karena tertangkap basah telah menguping.
Ingin sekali kulempar diriku sendiri kedalam jurang.
"Seperti yang kudengar, kau seperti pervert pada umumnya. Tidak heran kau begitu tidak tau malu."
Eoh ayolah, kami baru bertemu dan dia sudah berkomentar sarkas tentang diriku? "Nona! Bukankah kau sedikit keterlaluan. Kita baru bertemu dan kau sudah menilai ini itu tentang ku tanpa mau mengenal diriku lebih dulu?! Oke, aku salah karena telah menguping pembicaraanmu, tapi tidak tau malu dan cabul itu terdengar sedikit riskan untuk kudengar dengan telingaku. Apa kau salah satu korban pencabulan ku? Darimana datangnya label itu, huh."
Apa dia mengabaikan ku? Kenapa dia tetap diam? Gadis chubby di depanku mengambil satu langkah lebih dekat ke arahku, dan itu sangat dekat. Aku bisa merasakan hembusan nafasnya di dada bidangku yang terbalut kemeja dan jas.
Heol! Aku merasakan sesuatu menyentuh bagian selakanganku.
Srettt. . .
Dan Suara itu mengalihkan perhatianku. Mataku nyaris keluar dari rongganya. Aku beralih menatap gadis yang menatap datar padaku.
"Lain kali, pastikan resleting celenamu tertutup rapat, sebelum kau meninggalkan rumahmu atau itu akan berakhir sangat memalukan."
Aku menelan ludahku. Gadis itu berlalu melewatiku tanpa mengatakan hal lainnya. Dan itu bagus. Demi tuhan aku berharap ini adalah kali pertama dan terakhir untukku bertemu dengannya. Ini sangat memalukan. Aku membenturkan kepalaku Kedinding dan mengacak- acak rambutku yang semula telah tertata rapi.
Dengan enggan aku berjalan keruangan paman Park. Aku yakin mereka telah menungguku namun, demi tuhan aku sudah tidak bergairah untuk tetap berada di tempat ini. Sedikit khawatir, tentu saja. Aku yakin gadis itu memiliki peran cukup penting di perusahaan itu dan itu buruk. Golden JK dan Park Hua Sky akan bekerjasama, tidak menuntut kemungkinan aku akan lebih sering bertemu dengan gadis berang yang kutemui sebelumnya.
.
.
.
.Ayo. . . Ayo. . . Ayo. . . Vote and komennya. . . Biar diriku bersemangat🤣🤣🤣🤣
Cast baru. Rose, Luhan, Lee daehwi.
Lee daehwi bakalan jadi pesaing Suga.
Pesaing buat dapetin hati Park Jinny gitu.🤣🤣🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
terimakasih untuk waktumu
Fanfictionjika orang berfikir menikahi seorang CEO tampan, pendiam dan sempurna adalah hal terbaik sepanjang hidupmu, tapi tidak denganku. aku begitu mencintai suamiku, aku melakukan segala hal agar aku bisa bersanding dengannya. namun hal ini menjadi semakin...