bagian 15

545 91 4
                                    

Taehyung pov

Aku merasa jengkel. Tentu! Siapa pria yang baik-baik saja saat pria lain berusaha mendekati istrimu, huh?! Tidak ada! Hanya orang sakit yang akan membiarkannya.

Aku sangat terkejut saat membuka pintu yang kulihat seseorang seolah tengah mencium istriku. Eoh ya Tuhan tanganku gatal ingin mencekiknya sampai mati. Dengan kasar aku menarik lengan istriku yang sedikit lemah dan nyaris limbung oleh tindakanku. Merasa bersalah? Tentu! Namun aku harus menjaga kewibawaan ku, aku ingin Dita menghormatimu dan tidak menjadi murahan karena suaminya adalah orang yang terhormat. Aku tidak ingin siapapun menyentuh istriku, bahkan jika Veron masih ada, aku akan berkelahi dengannya jika dia berani menempel seperti kutil pada istriku.

Selama ini aku selalu menyentuh istri dan anakku didalam kegelapan tanpa seorang pun mengetahuinya. Namun semua sudah berubah menjadi seperti ini. Aku semakin menggilai Dita istriku, dia hanya boleh dimiliki olehku.

Aku egois?! Ya aku egois. Aku membelenggunya dalam kuasaku. Dia tidak akan pernah bisa meninggalkanku apapun yang terjadi.

Dan kembali di awal. Aku tidak menyukai pria jeon yang menurutku tidak lebih tampan dariku. Dia sangat biasa saja. Dia memang tampan namun dia berada di level yang berbeda dengan ku. Aku jauh- jauh berada diatas dari levelnya.

Aku cukup senang saat Dita mengambil inisiatif untuk menciumku tepat dihadapan pria jeon yang brengsek. Haruskah aku berterimakasih kepadanya, huh?! Jangan bermimpi. Kata itu sangat berharga dan dia tidak pantas untuk mendapatkannya.

"Kenapa kau datang kemari, hum??" Suara lembut Dita menyadarkan ku dari pikiranku yang busuk.

Aku memicingkan mataku dan menatapnya dengan geram. " Bukankah kita memiliki perjanjian, sebelumnya, Huh?!"

Aku melihat Dita mendesah pelan. " Kau belum pulih, Taehyung. Aku tidak ingin kondisimu semakin buruk karena terlalu kecapekan."

"Benarkah? Bukan karena kau ingin berduaan dengan Jeon-Jeon itu, huh?!"

"Apa kau melihat kami hanya berdua, hmm? Tidakkah kau melihat Denise bersama kami?"

Aku salut pada istriku, semenjengkelkan apapun diriku, dia tetap berbicara dengan lembut padaku.

"Bagaimana jika Denise harus membuat minuman dan lain sebagainya, sehingga dia harus pergi dan meninggalkan kalian berdua didalam ruangan ini. Apa kau pikir aku akan terima?" Inilah aku. Taehyung yang posesif.

"Kau berfikir terlalu jauh, Tae. Kau dan aku sudah menikah. Apa yang kau takutkan. Apa aku pernah melakukan hal belok selama ini, huh?"

"Bukan kau, tapi aku." Ucapku lirih yang aku yakini Dita masih dapat mendengarkannya.

Dita tertawa geli mendengar perkataan ku. " Oke. . . Jadi kau tau bahwa kau yang berselingkuh, namun kenapa aku yang menjadi orang yang kau curigai, hmm? Apa kau takut aku membalas perbuatannya, huh?" Aku hanya mendengarkan perkataan dita yang sialnya adalah kebenaran. " Jangan berfikir terlalu jauh, Tae. Aku tidak akan melakukan hal itu. Kau sudah sangat cukup untuk ku. Percayalah, bahkan jika kau sekarang bersama somi, kau bisa memegang perkataan ku. Aku tidak akan mengacaukan apapun itu."

Hatiku berdenyut sakit mendengar ucapan Dita. Kenapa kau tidak berulah? Kenapa dia akan membiarkannya. Aku suaminya bagaimana bisa dia begitu rela membiarkan aku bersama dengan wanita lain?

"Apa kau sudah tidak mencintaiku? Apa kau sangat membenciku? Kenapa kau tidak perduli lagi dengan hal ini, huh?!"

Dita menarik sudut bibirnya. " Aku hanya lelah. Jika somi adalah sumber kebahagiaan mu, maka biarkan tetap seperti itu. Aku ingin kau bahagia Tae. Terlepas dari siapapun yang akan menjadi alasan kebahagiaan sejatimu. Aku akan ikut bahagia."

terimakasih untuk waktumu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang