lanjutan 12.

615 107 10
                                    

"apa kau tidak bertanya padanya, kenapa dia ingin kau menikahinya?bagaimana jika kekasihnya sudah menghamilinya dan dia lari dari tanggung jawab, huh?"

"Aku tidak sedang hamil!"

Heol! Ku kira Alexa dan Dita berada di dalam rumah. Aku tidak berfikir bahwa mereka akan menyusul kami di taman. Dan sekarang situasi menjadi semakin canggung.

Aku melihat Dita menatapku dengan marah. Kurasa kepalaku bisa berlubang jika mata Dita bisa mengeluarkan sinar laser seperti di film fiksi.

Aku menelan ludahku kasar.

"Aku benar- benar tidak sedang hamil. Aku bersumpah padamu, Kim seokjin. Aku belum pernah melakukannya dengan siapapun. Kim seokjin, kau adalah orang yang cukup baik. Aku tidak akan pernah melakukan hal buruk padamu. Maafkan aku, karena aku telah melibatkan mu dalam keegoisanku. Mungkin kau akan marah, tapi aku harus mengatakannya padamu."

Alexa berjalan mendekat kearah kami. Dia mengambil tempat duduk tepat di depan kami berdua. Dia terlihat gugup, dan tangannya saling bertaut. Sementara itu Dita duduk mendampinginya.

"Kemarin adalah hari ulang tahun kekasihku, aku terbang dari Boston ke Seoul untuk merayakan bersamanya. Aku pergi ke golden sky secara diam-diam tanpa memberitahunya. Aku ingin memberinya kejutan, namun yang terjadi malah sebaliknya. Aku melihat dia pergi dengan seseorang. . ."

Alexa mulai menangis, dan sesekali dia mengusap air matanya dengan tangannya yang gemetar menahan amarah.

"Kau tidak perlu menceritakannya jika kau tidak bisa. Jangan paksakan dirimu. Seokjin oppa adalah orang yang sangat baik. Dia pasti mengerti tanpa kau menceritakannya. kau tidak perlu melakukannya. . ."

"Tidak! Aku harus. Maafkan aku, Kim seokjin. Aku sangat kacau. Kupikir dia adalah orang yang berbeda, dia sangat menghormati wanita, karena dia tidak pernah berlaku tidak sopan padaku. Kupikir dia tulus mencintaiku. . . . Aku terlalu naif. Tidak ada hal semacam itu dunia ini. Aku mempercayainya. Aku begitu membanggakannya. Aku bahkan melakukan segalanya hanya untuknya. Keluargaku selalu menentang hubunganku, mereka selalu menyudutkan Myung-soo. Dan aku selalu berada dipihaknya. Tapi sekarang. . . . Aku terlihat begitu bodoh. Aku sangat bodoh. Ini terasa konyol untuk ku, dita-ssi. Semua yang ku lakukan terdengar seperti lelucon. Semua orang menertawakan kebodohanku yang begitu gila dengan satu pria brengsek."

Eoh ayolah tidak semuanya seperti priamu. Oke anggap aku salah satu dari mereka, tapi kau tidak bisa memasukan nama Kim seokjin didalamnya. Dia jenis yang berbeda, oke! Seokjin hyung tidak bisa kau katagorikan kedalam golongan kami para pria brengsek.

Aku menatap Seokjin Hyung. Berharap dia sependapat denganku namun wajahku seketika beku, begitu melihat wajah sendu seokjin Hyung.

Heol! Apa dia menangis? Eoh ayolah! ISTRIMU MENANGIS UNTUK KEKASIHNYA DAN KAU BERSEDIH BERSAMANYA? DIMANA KAU MENINGGALKAN OTAKMU KIM SEOKJIN?!

"Jangan menangis. Dia tidak layak. Kau tidak pantas bersama sampah sepertinya. Jangan kau buang air matamu hanya untuk seorang bajingan."

Aku melihat seokjin Hyung berdiri menghampiri Alexa. Dia menyamakan tinggi tubuhnya dengan posisi duduk Alexa. "Gunakan margaku. Aku memberimu kuasa untuk menghancurkan siapapun yang melukai hatimu. Tidak ada siapapun. Di dunia ini yang diijinkan untuk melukai wanita seorang Kim seokjin. Bahkan jika itu seorang Kim Taehyung sekalipun aku akan melindasnya dengan ban mobilku."

Aku tersedak ludahku sendiri. Kenapa aku yang selalu terseret ke genangan air comberan? Tidak bisakah dia menggunakan contoh lain, Suga Hyung misalnya. Kenapa harus aku?

Tanganku terasa gatal ingin memukul kepalanya namu niatanku terhenti saat penglihatanku menangkap gambaran Dita yang sedang  tertawa geli. Dia merasa puas dengan aku yang tertindas. Dan aku merasa senang akan hal itu.

terimakasih untuk waktumu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang