Bagian 32

444 75 35
                                    


"aku akan menceritakan detail perjanjian itu padamu. Tapi, aku mohon, berikan keadilan untuk kakak ku. Dia tidak bersalah, Somi berusaha mencelakai kedua orang tuanya. Dan kakak ku hanyalah orang lewat yang terseret di dalam konflik mereka." Jinny dengan penuh keyakinan mengutarakan segalanya.

Mino memicingkan mata. "Bagaimana kau bisa begitu yakin, hmm?! Gadis kecil, berbicara tanpa bukti sama seperti tuduhan atau pencemaran nama baik. Kau akan dihukum atas tindakan tersebut." Jelas Mino mengusap pucuk kelapa Jinny.

Plak!!

"Singkirkan tangan mu dari tunanganku!" Geraman Suga membuat punggung Mino berkeringat dingin.

Mino mengangkat kedua tangan-nya tinggi diatas kepala. "Eoh, maaf. Kukira dia masih seorang pelajar."

"Ya! Dia memang masih seorang pelajar, ada apa dengan itu. lantas apa? Apa itu masalah untuk mu?!" Jawabnya sarkas.

Jisoo menelan ludahnya kasar. Eoh ya Tuhan, dia seorang pedofil?! Dahinya berkerut tajam, matanya terus menilai Suga dengan horor, mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud buruk. Aku ha. . .  "

Dering ponsel Suga berbunyi.

"Hyung!"

"Yoongi-ah! Aku tidak menemukan Taehyung dimana pun." Kata suara diseberang telpon

"Lupakan. Dia sudah dewasa. Sebaiknya kau cepat datang ke rumah sakit S, kita harus mendiskusikan sesuatu. . . ."

"Rumah sakit?! Ada apa dengan rumah sakit. .?" ____seokjin.

"Terlalu memakan waktu, sebaiknya kau cepat datang. Kami semua menunggu mu." Suga memutuskan panggilan telepon secara sepihak.

"Sebaiknya kita tunggu seokjin Hyung. Karena Taehyung lebih dekat dengan-nya."

Semua sepakat untuk menunggu kehadiran Seokjin.

Tidak lebih dari 30menit, dia sudah hadir bergabung dengan diskusi sebelumnya.

Lea, Mino, Jinny, menjadi narator secara bergantian. Lea menjelaskan kondisi Dita yang sebenarnya, Mino menjelaskan perihal penyelidikan yang dilakukan oleh ayahnya, sedangkan Jinny menjelaskan apa yang telah didengar dari Vereon dan Justin.

"Menurutmu, apa yang membuat Taehyung kacau seperti saat ini, eoh?" Tanya namjoon pada Seokjin selaku teman dekat Taehyung.

"Aku yakin ini ada hubungannya dengan kehamilan Somi." Lea mengutarakan apa yang ada di dalam pikirannya.

Jin merasa geram saat mendengar nama wanita mengerikan tersebut. " Wanita ular itu benar- benar mengerikan. Eoh ya tuhan . . . Aku tidak dapat membayangkan betapa Taehyung sangat muak dengannya." Seokjin bertolak pinggang. Wajahnya memerah, dia terus mengutuk Somi sebisa yang ia lakukan.

Sementara itu istrinya hanya terdiam larut didalam pemikirannya sendiri. Alexa termasuk dalam jenis wanita yang ceria namun saat itu tidak ada suara yang keluar dari bibirnya. Seokjin beralih menatap Alexa, alis bertaut merasakan keheranan. "Apa kau baik-baik saja Alexa?" Tanya seokjin sembari memberi pijatan lembut di bahu istrinya.

Tindakan seokjin menarik perhatian Alexa, pandangan Alexa tidak lagi kosong. Dia menatap mata tulus seokjin dan memberinya senyuman kecil. "Tidak! Aku hanya sedikit berfikir. . . Benarkah anak dalam kandungan Somi milik Taehyung?"

Semua yang berada disana Penasaran begitu pertanyaan Alexa terlontar. "Kenapa kau bertanya seperti itu?" Tanya Lea menatap lekat padanya.

Alexa menghela nafas pelan. "First, aku mengenal Kim Taehyung, meskipun belum lama tapi secara kasar aku bisa melihat bahwa dia tidak akan bisa melakukannya. Dan second. . ." Alexa meraih ponsel dari sakunya dan menunjukkan sesuatu disana.

Mata semua orang nyaris keluar dari rongganya. Tahan seokjin siap terjatuh hingga ketanah. Sementara Suga sibuk menutup mata Jinny. Alexa menunjukan video Rate M  tanpa sensor dimana mantan kekasihnya Myung-soo Tengah menunggangi Somi.

Lea dan Namjoon bertukar pandangan. "Usia kandungan!" Pekik mereka secara bersamaan.

"Apa?!" Tanya Suga tidak mengerti.

Lea mengambil tempat sebagian center, dia akan menjelaskan apa yang ada di dalam otak cerdasnya. "Kita harus memastikan, berapa usia kandungan Somi yang sebenarnya. Akan lebih baik jika kita dapat membajak data milik rumah sakit tersebut. . ."

"Dan hotel  atau dimanapun mereka melakukannya, kita harus bisa melacaknya." Kata Namjoon mengimbuhi ide Lea.

Kedua alis seokjin saling bertaut. " Dapatkah kita melakukannya?"

"Aku akan mengambil bagian ini." Bukan Suga maupun Namjoo, melainkan Mino dengan suara beratnya yang menawarkan jasa pada mereka.

Mata jisoo berbinar "awesome! Akankah kita bertindak seperti agent dalam mission impossible the movie, huh?! bisakah?!" Tanyanya antusias.

Seketika semua menjadi hening. Pandangan mereka tertuju pada jisoo.

Satu tangan Mino terulur menepuk pelan pucuk kepala istri yang dicintainya. "Kita akan melakukannya saat berada dirumah." Kata Mino pelan dan pasti.

Wajah Seokjin penuh dengan cela'an dan hina'an yang tertuju pada Mino. " Menjijikan." Celetuknya.

Alexa menangkap celetukan seokjin. Dia menatapnya dengan horor dan sedikit rasa malu. " Jangan lupa cuci apronmu." Bisik Alexa pada Seokjin. Namun hal itu benar- benar tidak seperti sebuah bisikan pada umumnya, karena faktanya tidak ada siapapun yang tidak dapat mendengarnya.

Mino tersenyum miring dengan puas. Dan terlihat mimik mencela diwajahnya.
.
.
.
.
TBC. . .

terimakasih untuk waktumu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang