chapter extra

367 64 19
                                    

Vote dan komentar nya jangan lupa.





Hari mulai gelap, jam menunjukan waktu dimana tidak ada siapapun yang akan membuka mata mereka. Menidurkan tubuh yang lelah setelah padatnya aktivitas di siang hari.

Begitupun dengan keluarga kecil Kim. Baik Taehyung juga anak-anak mereka telah lelap menyelam dibawah alam kesadaran.

Brak. . . Brak. .  Brak. . .

Suara Gedoran pintu kayu yang keras dari depan rumah mereka. Ini sangat menjengkelkan, ada bel yang terpasang namun orang dengan tidak tau sopan santun memilik menggedornya dengan tidak manusiawi.

Taehyung merasa terganggu, dia menendang selimutnya dengan jengkel sementara Dita sudah bersiap untuk meninggalkan ranjang yang nyaman.

"Aaagggghhhhh siapa yang mengganggu tidur malam kami." Gerutu Taehyung menghentakkan kakinya.

Taehyung mengamati istrinya tengah duduk di tepi ranjang, merapikan rambut panjang-nya yang tergerai.

Dita hanya mengenakan baju tidur sutra tipis warna maroon dengan kerah yang sangat rendah dan tali tipis di kedua pundaknya. Ini tampilan yang sempurna dan hanya dapat dinikmati oleh dirinya sendiri. Saat melihat dia bersiap untuk pergi, suara dalam Taehyung menghentikan langkahnya.

"Biar aku yang melihat keluar. Tetap disini atau gunakan beberapa lapis pakaian jika ingin keluar." Kata Taehyung memperingatkan istrinya.

Dita menganggukan kepalanya, dia tau betul apa yang harus dilakukan-nya. "Ya. . . Aku akan mengambil mantel ku di almari."

Setelah mendengar hal itu, Taehyung bergegas keluar dari kamar dan menuju pintu depan.  Kegaduhan sudah membuatnya marah. Melihat siapa pelaku kegaduhan, Taehyung semakin jengkel. Dia Min Yoongi, dengan segala kekalutan yang ada di wajahnya.

"Hyung! Apa kau sadar dengan apa yang kau lakukan?! Jam 1 pagi kau menggedor pintu tetanggamu dengan brutal."

Yoongi mengabaikan keluhan Taehyung, dia dengan cepat menyambar tubuhnya. "Dimana kakak ipar?!" Tanya Yoongi mencengkram kerah piyama Taehyung.

Belum sempat Taehyung memberikan jawaban, Dita lebih dulu menanggapi pertanyaan Yoongi. "Suga. Apa yang terjadi?!" Tanya Dita menuruni anak tangga sembari merapikan mantel hitam panjang menutupi tubuhnya.

Yoongi berlari kearah Dita dia meraih tangan Dita. "Jinny akan melahirkan. Dia terus berteriak kesakitan aku tidak tau apa yang harus kulakukan. Aku terlalu kalut dan panik." jelas Yoongi menyeret lengan Dita, membawanya menuju kediaman mereka.

Taehyung tertegun bagaimana Yoongi bisa begitu lancang menarik paksa lengan istrinya. Dengan jengkel Taehyung mengekori mereka.

"Apa air ketubannya pecah? Apa kau sudah menelpon rumah sakit?" Tanya Dita tidak kalah khawatir.

"Aku sudah melakukannya. Dia sangat kesakitan. Aku tidak tega melihatnya." Ujar Yoongi masih berjalan dengan cepat.

"Jika kau tidak tega berhenti membuatnya hamil." Sergah Taehyung sarkas.

Yoongi ingin memukul kepala Taehyung namun waktunya benar-benar penting untuk saat ini.  "Aku akan melepaskan mu kali ini. Saat anak ku lahir aku akan menendang pantatmu, brengsek."

Dita tidak tau harus menangis atau tertawa. Jinny dalam situasi darurat dan dua pria di sekitar mereka hanya melakukan hal-hal yang konyol.

"Taehyung ambil kunci mobil Yoongi, siapkan mobilnya, aku akan membantu berkemas dan kau (menunjuk Yoongi) bawa Jinny ke mobil. Kita tidak memiliki cukup banyak waktu."

terimakasih untuk waktumu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang