bagian 31

329 76 26
                                    


"Permisi! Bisakah aku bertemu dengan adik ku, Dita Kim?" Tanya Suga pada salah seorang petugas kepolisian.

Wajah petugas terlihat begitu pucat saat mendengar nama Dita Kim. "Maafkan aku tuan. Sesuatu yang buruk terjadi padanya tidak lama saat dia berada disini. Tuan Mino dan istrinya membawa nona Kim kerumah sakit."

"Apa yang telah terjadi?" Jinny menuntut penjelasan.

"Aku tidak yakin apa yang telah terjadi. Nona Kim terlihat kehilangan keseimbangan, dan mobil petugas tidak sengaja menabraknya."

Penjelasannya membuat Jinny semakin gila. Tubuhnya bergetar hebat. Kakaknya baru saja jatuh dalam kondisi yang buruk, dan kecelakaan yang menimpa-nya belum lama ini semakin memperburuk keadaan. 

"Ya Tuhan! Kenapa semua menjadi seperti ini. . . ." Isaknya memikirkan nasib Dita.

"Kemana mereka membawanya?!" Tanya Suga lagi pada petugas.

"Dirumah sakit S tidak jauh dari tempat ini." Jelasnya singkat.
.
.
.
.
Suga memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sedangkan Jinny masih terus terisak. "Tenanglah. Aku yakin dia akan baik-baik saja. dita, dia. ."

"Semua tidak akan baik-baik saja." Sergah Jinny menghentikan ucapan Suga.

Mendengar hal tersebut suga merasakan sedikit rasa geram pada sifat Jinny yang mudah pesimis. "Tidak bisakah kau berfikir hal yang baik, hum?! Dia kakak mu. . Pikiranmu hanya akan mengutuknya." Ucap suga, dengan suara terlampau dingin.

Jinny membuang pandangannya ke sisi luar jendela mobil. Menatap kosong pemandangan hiruk pikuk orang-orang di sekitar. Buku jarinya terkepal, menggenggam erat serat-serat kain celana yang dikenakannya. Matanya sesekali terpejam, menahan tangis yang siap meledak kembali. Jinny berusaha menyembunyikan kesaktiannya, dia berusaha menyembunyikan segalanya, segala yang telah kakaknya sembunyikan selama ini.
.
.
.
.
.
"Bagaimana kau bisa bertemu dengan-nya?" Lea bertanya pada wanita anggun yang tengah duduk menyilangkan kaki dihadapannya. Wanita itu tidak datang seorang diri, dia bersama dengan suami yang setia mengekorinya sepanjang hari.

"Aku berencana menjemput suamiku di tempat kerjanya, aku tidak yakin apa yang telah terjadi. Aku bersumpah padamu, Lea. Aku tidak menabraknya. Dia jatuh pingsan sebelum aku bisa menabraknya. Dan untuk darah itu. . . Aku benar-benar tidak mengerti." Jelas wanita tersebut berusaha meyakinkannya dan juga suaminya. "Mino, aku yakin tidak menabraknya. Dia terjatuh sebelum aku nyaris menabraknya." Ujarnya lagi memelas kepercayaan dari suaminya.

Lea mendesah pelan. "Aku percaya padamu, jisoo-ya. Kau tidak menabraknya. .Aku tau akan hal itu, jauh lebih baik darimu.."

Jisoo berdiri meraih tangan Lea. Matanya berbinar seolah ribuan bintang dengan berkumpul disana. "Kau percaya padaku?! (Jisoo kembali duduk dan beralih meraih tangan Mino) Mino, kau dengar itu, bukan? Bahkan Lea percaya padaku. Aku benar-benar tidak melukainya."

"Jisoo-ya! Apa aku meragukan mu, hmn? Kau terlalu banyak berpikir. Aku diam hanya karena memikirkan beberapa solusi jika hal ini akan menjadi besar, itu saja." Suara berat Mino terdengar begitu bersahaja, tenang dan lembut. Siapapun yang mendengarnya akan merasa bahwa dia adalah orang yang dapat dipercaya untuk kehidupan mereka. Tidak heran jika jisoo begitu menggilai-nya.

"Aku takut kau tidak akan mempercayai ku. Dan aku akan menyeretmu kedalam masalah besar. . . Dan. . . Dan aku akan mencoreng nama baikmu. . ." Jelas jisoo sembari terus menundukkan kepalanya.

Tangan Mino terulur, dengan lembut jari-jari panjang Mino membalai Surai rambut istrinya. "Kau terlalu banyak berfikir. Kau istriku, kami berjanji akan menghadapi segalanya bersama, benar?" Tanya Mino memastikan janji yang telah mereka ucapkan sebelumnya di altar pada jisoo.

Tidak ada adegan intim disana. Mereka hanya saling memandang kedalam perasaan yang tergambar dari mata masing-masing. Namun entah mengapa, dimata Lea hal tersebut membuat-nya merona dan sedikit tidak pantas untuk dinikmati... Didalam lubuk hatinya yang terdalam, Lea ingin sekali menghilang dari muka bumi, detik itu juga.

"Ekhmm. . ." Lea berdeham keras berusaha menyadarkan pasangan yang tengah larut dalam suasana akan keberadaannya di sana.

Mino dan jisoo panik. Mereka segera menjauhkan dari masing-masing. "Maafkan aku." Ucapnya memelas.

"Tidak masalah. . . ."

"Nona Ogawa, aku menemukan berkas-berkas ada pada teman mu. Dan maaf, aku tidak sengaja melihatnya."

"Berkas?" Kedua alis Lea bertaut dalam.

Mino menganggukan kepalanya pelan. "Ya. Itu seperti surat perjanjian dengan seseorang untuk bertukar posisi. Dan ada juga bukti penarikan dana dengan jumlah besar atas nama Jeon Somi. . . . . Emm aku tidak mengerti kenapa seseorang masih mencari insiden kecelakaan yang sudah lama berlalu. Kudengar saat itu, anak dari kedua korban memutuskan untuk berdamai tapi kenapa, teman mu datang membawa surat-surat perjanjian itu lagi ke kantor kami." Ujar Mino menjelaskan.

"Apa? Apa dia sudah memberikannya? Apa semua sudah terlambat?" Wajah Lea memucat.

"Belum, dia lebih dulu bertemu dengan jisoo sebelum sampai ke kantor ku."

Lea menghela nafas lega. "Syukurlah. . . Dia menderita penyakit mematikan. Nyawanya sendiri sedang diujung tanduk. Belum lama ini, anaknya pergi dengan penyakit yang sama. Dia juga baru saja mengadopsi seorang anak. Jika Dita dihukum dan mati, aku tidak tau akan seperti apa dunia ini Pada akhirnya." Gumam Lea sembari menitikkan air matanya.

"Aku tidak bermaksud mempersulitnya, hanya saja seseorang mendatangi ayahku sebelumnya. . . Dia memintanya untuk menyelidiki kasus yang sama dengan apa yang dibawa teman mu. . . Jika benar. . . Dia adalah salah satu keluarga dari mendiang korban pihak pria. . . . Untuk itu, bisakah aku berbicara dengan temanmu ketika dia telah sadarkan diri, hmm?"

Lea ingin mengumpat dan mengutuk jisoo. Bagaimana dia begitu beruntung memiliki suami yang begitu lembut dan perhatian. Bahkan dari segi fisik sudah tidak dapat dimasukkan dalam katagori manusia.

Brakk

"Kau bisa berbicara dengan ku. . . . Aku akan membantumu, dia kakak ku. Perjanjian itu, adalah ayahku, kakak ipar ku dan somi yang membuatnya. Kakak ku kehilangan ingatan secara permanen pada titik kecelakaan, kau tidak akan mendapatkan apapun. Tapi aku. . .Aku mengetahui perjanjian itu." Jinny muncul secara tiba-tiba dan membuat jisoo dan yang lainnya terkejut.
.
.
.
.
Maaf kemarin mau up tetiba ketiduran😄😄😄😄
Sebentar lagi 7 bujangku bakalan ketemu uri Princesse di tokped dongggggggg. . . Ayo alam tunjukan kekuatanmu. Beri kami kode-kode halu😂😂😂😂 semoga bener ya. SN ketemu BTS di tokped

terimakasih untuk waktumu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang