14

980 117 50
                                    

Dynamite Blackvelvet berdiri mematung menghadapi deburan ombak yang menggulung apapun benda benda kecil di depannya, dengan gaun putih panjang yang ujungnya mulai basah, ia bersimpuh mengabaikan air yang semakin mebasahi ujung bawah gaun nya,

Hari ini tepat satu bulan kepergian Rose,

setelah pelepasan bunga yang selalu menjadi favorit adiknya, Dynamite menangis tersedu-sedu tanpa peduli orang lain melihatnya, lagipun pantai ini adalah tempat yang terpencil, tidak ada orang lain disini, mungkin hanya Olaf dan NamJoon yang mengantarnya menuju posisi tempat dimana Rosie kecilnya di buang,

Benar-benar Bajingan! Umpat Dynamite dalam hati, mereka membuatnya sekarat dan membuat jasad Rose tak bisa di temukan, maka jika di pikir saudara mana yang akan rela jika satu satunya anggota keluarga yang tersisa di habisi dengan cara licik dan menjijikkan seperti itu,

Olaf sangat tau jika pada akhirnya Dynamite akan membalas dendam, membuat para pembunuh adiknya pergi dengan penyiksaan yang lebih kejam, tapi dengan berat hati ia harus mengubur keinginan itu terlebih dahulu, ia punya banyak cara selagi ia masih bernafas,

Olaf juga sudah berjanji akan diam, ia juga tak peduli dengan orang orang yang akan menjadi target Dynamite selanjutnya,

"Temanmu masih lama? " tanya NamJoon menghampiri Olaf yang juga berdiri mematung jauh dari posisi Dynamite,

"Mungkin, kau bisa pergii, aku dan Dynamite bisa pulang sendiri, ingat kan? Kami adalah Blackvelvet" mendengar nada dingin itu sikap NamJoon tidak tersinggung ia malah menggeleng dengan ramah tersenyum sembari menatap lurus ke arah Dynamite menangis,

"Aku mengerti rasa sakit yang kalian rasakan,,, "

"Anda tidak berada diposisi kami tuan!, jangan menjadi sok akrab hanya karena Captain mu dan Queen ku sedang dalam hubungan kerja sama"

"Aku jelas merasakannya, bagaimana rasanya saat pertama kali mulai mengerti tak punya apapun yang akan menjadi pelindung mu,, " Olaf tertegun sesaat memikirkan perkataan laki-laki di sampingnya,

"Kami ber dua belas adalah anak panti asuhan kecil yang tak memiliki keluarga, kau jelas sangat mengetahuinya kan? Mengingat tempat tinggal kami adalah yayasan milik keluarga mu, Jimin yang di temukan di tumpukan barang bekas, Jungkook yang di tinggalkan di sebuah taman hiburan,atau aku,,, anak dari hasil hubungan terlarang dan tidak di inginkan,kehadiran kami di benci semua orang, mereka menganggap kami adalah tikus kotor, namun semua berubah semenjak Captain Daesung membawa kami semua ke kota ini, tak ada yang tau akan jadi apa nasib kami sebelum bertemu orang baik sepertinya, kami juga tidak punya identitas keluarga, semua hal di lakukan sendiri, Captain Cris yang paling tua di antara kami, menggantikan Captain Daesung yang telah gugur saat tugas ke delapan kami di mulai, kami melalui segalanya, rasa sakit dan seolah olah kau berada di titik terendah dalam hidup, mengais sisa makanan orang kaya, sekarang tidak lagi, karena meskipun kita kehilangan sosok petunjuk seperti captain Daesung, kita tetap berjuang bersama untuk terus berjalan"

jadi mereka tau siapa Olaf sebenarnya? Apakah Minhyun yang menceritakan pada mereka?

"Aku tidak sejahat itu dengan tidak mengakui kejahatan Sehun dan Suga, aku hanya bisa menjelaskan bahwa yang mereka lakukan hanya untuk melindungi Jimin yang sejak kecil memang sering sakit sakitan"

Gerimis perlahan turun, seolah ikut menangis mendengar cerita NamJoon barusan,

Kisah hidup mereka tak jauh berbeda, dan mungkin Blackvelvet lumayan beruntung karena masih ada ibu Unicron yang merawat mereka, juga masalah financial yang tidak pernah membebani pikiran mereka, tapi B-Thirteen berbeda, kehidupan di jalan sangat keras,

"Setelah kedua orang tuamu meninggal, panti asuhan tempat kami tinggal di hancurkan, ibu panti dibunuh, dan semua anak,,,,, "

"Maaf aku sok akrab, aku hanya ingin bersikap baik" NamJoon berbalik pergi, Olaf melirik nya sekilas lalu berjalan menyusul Dynamite,

Hari sudah mulai malam, mereka harus segera kembali,

******

Di depan ruangan pribadi milik Queen, Bunny berjalan gelisah berniat mengetuk pintunya, sebelum telinganya menangkap tangisan lirih dari dalam ruangan,

Queen menangis? Setelah bertahun-tahun lamanya, nada putus asa yang terdengar dari suaranya jelas Queen merasa bersalah, tentang keputusan ini, tidak ada yang benar-benar bahagia disini,

"Kau sudah membangunkannya? " tanya Lion, Bunny menggeleng ia menunduk takut bahkan tangannya tak henti bergetar,

Tidak ada yang berani berbicara pada Joy , bahkan hanya sekedar untuk berbasa-basi, Joy kembali menjadi orang asing yang di paksa patuh pada aturan permainan ini, Lisa mengerti saat ini situasinya sangat tidak baik, tapi jika mereka mengendalikan emosi dan berjalan sesuai rencana yang di sepakati sebelumnya, Lisa yakin semua akan baik-baik saja,

"Ingat tujuan kita kembali kesini? Untuk mengembalikan nama baik kedua orang tua kita, jika kalian berhenti aku akan kembali ke Thailand, menjaga ibu ku, hanya dia yang tersisa dan membiarkan rezim ini menang "

Brakk,,,, kalimat Lisa memancing Queen Irene untuk keluar, dia menatap Lisa dengan sorot tak terbaca,

"Mimpi buruk apa yang membuatmu berpikir seperti itu? "

"Queen,, sadarkah? Jika kita sudah bagaikan kursi yang hanya memiliki 3 kaki, aku tidak meremehkan kepergian Rose, tapi bukan ini yang Rose inginkan, kesalahan mereka cukup membuat Joy tak bisa menerimanya, tapi bisakah kita tetap berjalan tak peduli itu musuh atau kawan, musuh dari musuhmu adalah kawanmu" tak mereka sadari Joy dan Wendy telah tiba dan memiliki cukup waktu untuk mendengarkan semua, mulai dari Lisa yang ingin kembali ke Thailand mengurus ibunya yang sudah sakit sakitan, juga tentang betapa tidak kooperatif nya mereka bekerjasama sebagai Tim,

Semua terpecah, Blackvelvet berhasil di hentikan hanya oleh ego sendiri, tidak ini tidak benar,

"Aku setuju dengan Lisa, hubungi B-Thirteen sekarang dan rencanakan target selanjutnya" Wendy sedikit ragu, ia melirik Queen yang masih diam meskipun ini adalah keinginan pribadi dari Joy,

"Kau yakin Joy? " Joy mengangguk semangat, ia tidak akan melewatkan kesempatan dimana ia bisa menghancurkan pembunuh adiknya dengan cara yang halus,

"Baiklah, kita lanjutkan pembicaraan ini di ruang tengah"

𝙽𝙸𝙽𝙴 𝚂𝙴𝚇𝚈 𝙳𝙰𝙽𝙶𝙴𝚁𝙾𝚄𝚂 𝙱𝙻𝙰𝙲𝙺𝚅𝙴𝙻𝚅𝙴𝚃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang