45.

314 30 0
                                    

"Daddy,,, daddy hiks hiks, daddy " Sean berlari ke dalam pelukan Suga dan Rose, tangis anak itu terdengar memilukan, bersamaan dengan tangis Suga dan Rose yang ikut meluruh,

"Sean tidak mau susu, Sean mau daddy hiks,, hiks, aku tidak mau daddy pergi, mommy marah padaku, pantas saja mommy marah, Sean nakal! Sean anak nakal! " Suga menggeleng memeluk erat anak yang sejak kecil ia rawat,

"Sean tidak pernah nakal, mommy yang nakal karena sudah marah pada Sean"

"Aku tidak suka melihat orang dewasa bertengkar tapi aku sudah membuat daddy dan Papa bertengkar, dan juga membuat mommy menangis,,hiks hiks"

"Aku tidak suka susu, aku tidak ingin daddy menyuruhku dan mommy pergi! Tidak mau daddy, huwaaaa"

"Kau menginginkan nya nak, kau ingin Papa dan mommy menikah kan? Kau akan mendapatkan nya sayang, kau akan mendapatkan keluarga mu dengan utuh" Rose memeluk erat punggung suga mencoba menghentikan suaminya mengatakan hal menyakitkan itu,

"Look, mommy menangis, aku tidak suka, dan aku yang membuat mommy menangis, dan sekarang aku tidak menginginkannya, aku tidak akan memaksa lagi, aku menyayangi daddy, daddy ayahku, meskipun darah kita berbeda, daddy menyanyangi ku dengan tulus " Sean mengatakan nya dengan menangis, hidung nya memerah, memohon ampun atas kesalahannya,

Sementara di luar tenda Sehun mendengar nya sendiri, meskipun tidak begitu jelas, tapi Sehun mengerti jika putra nya sudah luluh dengan bujukan Suga,

Sangat cerdik dan tamak ia pikir laki laki itu, bagaimana bisa Suga yang sudah mendapatkan Rose menginginkan Sean juga untuk tetap di samping nya, sementara Sehun sendirian! Itu tidak adil,

Sehun pergi dengan amarah memenuhi kepalanya, melampiaskan kekesalan dengan apapun yang ia jumpai,

Sementara kembali ke tenda, Sean sudah tertidur di samping kanan Suga, sementara Rose masih terisak berbaring di samping kirinya memeluk erat, Suga tak berhenti mengusap rambut harum sang istri,

Sejak permintaan maaf dari Sean, pasangan suami istri itu belum ada yang membicarakan apapun,

Rose takut Suga pergi dari nya, bagi Rose Suga adalah suami sempurna, yang bisa melengkapi kekurangan nya, bagaimana ia bisa rela Suga menyuruhnya kembali pada Sehun?

"Wajahmu bengkak sayang, berhenti menangis"

"Kau menyakiti ku dengan mengatakan itu!" bisikan Rose terdengar memilukan, andai ia bisa mengeluarkan suaranya, entah sebanyak apa suaranya akan habis?

Ia selalu berbisik saat wajahnya bersembunyi di ceruk leher sang suami,

"Itu kenyataan nya Rose" Rose kembali menangis menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher suaminya, ia berpikir tega sekali Suga mengatakan itu,

"Kenapa aku tidak mati saja? Kenapa aku tidak mati saja dengan membawa Sean bersamaku, dengan begitu hidup kalian tidak akan serumit ini"

"Kalau kau mati saat itu, aku juga akan mati Roseanne! Aku mati dengan tersiksa rasa bersalah ku, kau sudah berjuang banyak untuk sembuh, dan berjuang keras untuk memaafkan ku, bagaimana aku melupakan budi baikmu itu?"

"Kalau begitu jangan katakan apapun, ini hanya soal waktu, kau mampu! , kau sudah membuktikan nya hingga saat ini, aku hidup, kita hidup bahagia, tidak ada yang berharga mahal selain kebahagiaan! "

"Kita saling mencintai kan? Kau bilang kita saling mencintai tapi kau memintaku untuk pergi? Cinta semacam apa itu? Kau berbohong? "

"Tidak, aku minta maaf, aku berjanji tidak akan mengatakannya lagi, aku hanya emosi saja, kau benar tidak ada yang berharga mahal selain kebahagiaan, terimakasih Rose kau sudah merasa bahagia bersamaku"

🐳🐳🐳🐳🐳

"NamJoon,,, " panggil Wendy lirih, mereka memang tidur bersama dalam tenda yang sama, namun NamJoon berubah begitu banyak, dia tidur dengan memunggungi Wendy, tidak banyak bicara, dan hanya diam ketika mereka bersama,

"Sayang, aku tau kau belum tidur, jangan berpura-pura tidak mendengar ku ya! " Wendy kesal NamJoon masih tetap diam saja, ia bangkit dan mengguncangkan bahu kokoh NamJoon beberapa kali,

Kenapa sulit sekali merindukan seseorang meskipun orang itu sangat mudah di gapai, seperti ada tembok besar yang NamJoon bangun di antara mereka,

"NamJoon kau kenapa? Aku salah apa? " baru kali ini NamJoon menjaga jarak dengannya jika saat itu Wendy lah yang menjaga jarak, kini giliran NamJoon, namun sampai sekarang masih belum diketahui apa penyebab kemarahan NamJoon,

"NamJoon kau tidak merindukan ku? "

Tidak Wendy sangka, NamJoon melepaskan pelukan Wendy dari tubuhnya, padahal biasanya laki-laki mesum itu yang tangan nya selalu gatal bila tidak menyentuhnya,

"Kau tidak merindukanku ya? " sekarang giliran NamJoon yang bergerak tidak nyaman, dua buah gundukan menggoda dan menempel pada punggung, dia akui sendiri bahwa dia adalah pria yang bernafsu besar, namun itu hanya berlaku kepada Wendy,

"Aku lelah Wen, aku ingin tidur"

"Gotcha, kau marah, biasanya kau tidak pernah menolak ku, kau ini sebenarnya kenapa? " mati-matian menahan sesuatu dari dalam tubuhnya, NamJoon bangkit duduk bersila dan meletakkan bantal di pangkuannya, gengsi dia jika Wendy menyadari sesuatu yang ia tutupi,

"Tidak ada, aku hanya memikirkan sesuatu" alis Wendy menukik, rambut pendeknya mengembang dan itu sungguh terlihat begitu seksi,

"Apa yang kau pikirkan? "

"Kenapa ya, Pikachu menangis saat melihat kau berpelukan dengan Minhyun? "

Deg,,

Wendy ingat sekarang, jadi Jisoo dan NamJoon memergoki mereka dan berakhir salah paham? Oh tidak seharusnya ia berpikir jauh sebelum ini semua terjadi,

Jisoo sensitif, ia tahu itu karena efek kehamilannya tapi terlepas dari itu ia tetap bsalah, seharusnya ia menolak saat Minhyun ingin menghibur nya,

"Kau salah paham NamJoon, Minhyun hanya menghibur ku saat itu, kau ingatkan aku anak pemilik panti yang dulu kalian tempati, kau juga pasti tahu aku dekat dan bersahabat dengan Minhyun! "

"Iya aku mengerti, tapi tidak semua bisa berpikir dewasa seperti ku Seunghwan" dewasa apanya? NamJoon hanya berpikir dewasa ketika urusan ranjang,

"Kau masih marah? "

"Tidak, tapi satu hal yang perlu kau ketahui ya, tidak ada sahabat yang memandang mu dengan tatapan ingin memiliki, seperti tatapan Minhyun padamu, aku keluar cari kopi" Wendy di tinggal sendirian, dia mencoba mencerna semua hal yang terjadi, Jisoo melihatnya, apakah Jisoo juga salah paham ? Jika begitu ia harus segera menjelaskan ini pada Jisoo,

Ia tidak ingin sahabat nya itu berpikir macam-macam dan berakhir mempengaruhi kondisi kandungnya.

𝙽𝙸𝙽𝙴 𝚂𝙴𝚇𝚈 𝙳𝙰𝙽𝙶𝙴𝚁𝙾𝚄𝚂 𝙱𝙻𝙰𝙲𝙺𝚅𝙴𝙻𝚅𝙴𝚃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang