31

527 61 0
                                    

"Tidak bisa tidur? " Irene mengangguk, dia memang tidak bisa menahan sesuatu dalam hatinya hingga ia merasa sulit terlelap, ingin hari segera pagi,

Cristian mengambil tempat di sebelah Irene, membawa sekaleng soda untuk teman ngobrol mereka, jika di pikir sudah sangat lama mereka tidak berbicara dari hati ke hati, mengingat pertemuan mereka lebih banyak membahas masalah internal BlackVelvet,

"Crish, apa kau senang dengan keputusan ku? " Tanya Irene ragu, sejujurnya tadi ia berpikir tidak ingin melibatkan Bthirteen dalam misi menuntut keadilan untuk orangtua mereka, sepertinya ia lupa jika 3 orang anggota Bthirteen telah memiliki ikatan untuk selamanya,

"Sangat puas, dan senang, kau membuat kami berkesempatan untuk menemukan siapa pembunuh Captain Daesung sebenarnya, kau tau aku tidak yakin jika orang yang di maksud perdana menteri adalah pembunuh yang asli, aku tidak melihat ketakutan di mata orang itu, melainkan sorot pasrah yang terlihat, maka dari itu aku memilih melepaskannya pergi! " Irene tersenyum manis,

dia cukup lega, karena keputusan yang ia buat dapat di terima langsung oleh Captain Bthirteen,

"Aku menyesal telah meninggalkan mereka, seharusnya BlackVelvet tetap bersama, bertahan, bukan malah aku pergi dengan kekalahan, aku seperti seseorang yang bersembunyi dari kenyataan, kenyataan jika aku gagal dan menyerah! "

"Kau hanya pergi untuk menikmati waktu bersama ayahmu, itu tidak salah, sekarang kita semua kembali, kau tidak perlu merasa bersalah, berterimakasihlah pada Joy dan Wendy, berkat secawan dendam dalam hati mereka, jiwa BlackVelvet berkobar kembali"

"Hanya saja aku memikirkan kondisi Lion dan Flower, Sebentar lagi Lion akan melahirkan, dan Flower harus menjaga putranya, aku khawatir jika mereka di tinggalkan di Basecamp ketika kita pergi bertarung, dan aku semakin khawatir jika mereka ikut"

"Mereka punya suami, suaminya kan memikirkan hal itu, Sean bahkan memiliki Sehun dan Suga untuk menjaganya" Irene mengangguk, ia kembali mendesah lega, akhirnya setelah sekian lama, BlackVelvet dan Bthirteen kembali utuh, bahkan memiliki anggota baru yaitu Nayeon, Sean dan Calon anak Jennie,

"Irene,,, aku yakin kau tau sesuatu yang coba aku sembunyikan sejak lama, sesuatu yang sulit untuk di lihat tapi sangat mudah untuk dirasakan, aku tahu kau tidak akan menjawab ku karena tanggung jawab besar yang kau emban di pundakmu, aku akan menunggumu, juga membantu mu menyelesaikan tanggung jawab, kau tidak perlu sungkan" wajah Irene tersipu, ia sangat paham arah pembicaraan Crishtian, namun seperti yang dia katakan tadi, tanggung jawab nya sangat berat untuk dia bersikap santai dan menikmati indahnya kisah cinta,

Waktunya tidak terlalu santai untuk itu, dan syukurlah jika Crishtian paham, setidaknya ia tidak di cap sebagai wanita pemberi harapan yang palsu,

Irene beruntung memiliki orang terdekat seperti Crish, meskipun dulu adalah musuhnya, dan sekarang malah menjadi sosok teman yang selalu ia cari,

Teman yang selalu membantunya mempertimbangkan keputusan keputusan yang akan menentukan hidup nya, nasibnya dan juga nasib saudara saudara nya,

"Kita sama Irene, hanya saja kau lebih beruntung karena masih memiliki orang tua, tapi aku tidak iri dengan mu, kau berhak mendapatkan kebahagiaan di seluruh dunia ini, mengingat sebanyak itu pengorbanan mu untuk orang lain, aku bangga itu" mengorbankan perasaan yang sudah lama tumbuh di hati masing-masing,

Crishtian juga seorang Captain, ribuan kegagalan pernah dilalui nya, maka dari itu ia sama sekali tidak heran dengan cara Irene menolaknya, mungkin bukan menolak, tapi ia perlu waktu yang tepat, dan Crishtian punya banyak waktu untuk menunggu,

"Hanya saja, kelak jika waktumu tiba, tolong katakan jika kau adalah milikku, aku akan selalu menunggu itu keluar dari mulutmu"

Cup,,,

Tubuh Irene membeku, netranya nanar menatap lurus punggung Crishtian yang semakin berlalu jauh di depan sana, dalam hati ia ingin berteriak dan mengatakan dengan tegas kepada Crishtian jika 'aku adalah milikmu' tapi ia tidak bisa, masih banyak hal yang harus ia selesaikan, sebelum waktunya ia menjemput bahagia.

💐💐💐💐💐

"Akhh,,,, nak, kau benar-benar jagoan, menendang perut ibumu dengan begitu keras! "

Jennie meneguk segelas air hingga tandas di sela-sela kegiatannya mengiris jamur, sudah malam, suaminya bahkan sudah menjemput mimpi, tapi ia sama sekali tidak merasa mengantuk, matanya justru semakin cerah ketika suara dengkuran keras dari Vernon menganggu nya bermain game ponsel,

Jennie memilih berjalan jalan di sekitaran rumah Sehun untuk menghilangkan rasa bosan nya dan berakhirlah disini, berkutat dengan berbagai peralatan masak, jika bisa tega ia akan membangunkan Vernon untuk menemaninya memasak makanan,

Tapi melihat wajah Vernon yang begitu lelap membuat ia urung melakukannya,

"Ah Jennie, kau ternyata? Aku pikir siapa"

"Hey Jim, kau belum tidur? " Jimin menggeleng, memang kenyataan nya begitu jika sudah tidur mustahil Jimin akan sampai di dapur kecuali dia memiliki riwayat Sleep Walker,

"Bagaimana kondisi mu, setelah mendapatkan penawar dari Rosie? "

"Aku jauh lebih baik, tidak pernah pingsan mendadak lagi" jawabnya jujur,

Jennie menoleh untuk melihat kegiatan Jimin, laki-laki dengan Hoodie abu-abu gelap itu terlihat membuka kulkas,

"Kau cari apa?"

"Sosis untuk membuat ramen instan"

"Hey, jangan makanan instan, aku sedang membuat tumis jamur dan sosis, kau mau? Sebentar lagi matang"

"Boleh kah? " tanya Jimin ragu, Jennie mengacungkan jempolnya menandakan bahwa ia setuju, Jimin bergerak membantu Jennie mengambil dua piring nasi dari rice cooker, cukup tau diri sudah merepotkan Jennie,

"Akhhh,,, "

"Ada apa? Kau baik-baik saja? " seru Jimin terlihat panik, bagaimana tidak panik jika tiba-tiba saja Jennie mengaduh, menjatuhkan spatula sembari memegang perutnya yang buncit,

"Tidak, aku baik baik saja, anak ku memang suka menendang sangat keras" Jimin tertawa kecil tanpa sadar tangannya bergerak menyentuh perut buncit Jennie dan benar saja, Jimin merasa sesuatu berdetak kencang dan berubah menjadi tendangan kuat dari dalam perut Jennie,

"Haha, kau nakal rupanya? " sepersekon berikutnya dia sadar akan sesuatu,

sadar akan ke lancangan nya ia menarik tangannya secepat kilat, mengagetkan Jennie yang masih melihat perutnya yang terus bergerak,

"Kenapa? " tanya Jennie, ia melihat raut wajah Jimin yang berubah memerah, Jimin segera menggeleng dan pergi duduk untuk menyembunyikan kegugupan nya,

"Ayo makan, aku sudah sangat lapar"

"Bagaimana rasanya? " Jimin memuji tangan Jennie, tangan Jennie yang begitu lihai dengan masalah penerbangan, ternyata tak kalah lihai dengan masalah per dapuran,

"Enak, terimakasih"

"Ya ya, kau sudah mengatakan terimakasih berulang kali" gummy smile itu benar-benar mengalihkan segalanya, sangat manis dan cantik,

"Jangan tersenyum di depanku Jenn,, atau kau akan melihat aku terjatuh"

𝙽𝙸𝙽𝙴 𝚂𝙴𝚇𝚈 𝙳𝙰𝙽𝙶𝙴𝚁𝙾𝚄𝚂 𝙱𝙻𝙰𝙲𝙺𝚅𝙴𝙻𝚅𝙴𝚃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang