37.

437 52 2
                                    

Baku tembak yang terjadi membuat Rose dan Suga terjebak, belum lagi mereka memikirkan nasib Sean bagaimana, saat ini Suga hanya dapat membawa Rose bersembunyi untuk sementara, mereka berdua terkepung dengan banyaknya polisi yang lalu lalang di Koridor lantai 2 ,

"Aku mencintaimu Rose, apapun yang akan terjadi aku mencintaimu, tolong jangan marah pada Sean, dia tidak bersalah ini salahku" Rose segera memeluk Suga dengan erat, ia tidak menyukai Suga berbicara begitu di saat seperti ini, ia teringat saat-saat tertangkap Sehun di penjara pusat dulu, dimana kejadian itu ia hampir meregang nyawa, trauma itu tercipta dan sulit di hilangkan,

"Jangan katakan itu, kumohon" bisik Rose di telinga suaminya,

mereka bertahan di bawah bad seorang pasien yang mengalami koma di ICU,

Mereka berdua hanya dapat memeluk satu sama lain, pistol yang mereka bawa kehabisan amunisi, Rose sudah tidak se berbahaya dulu,

Julukan si gadis beracun tidak lagi melekat padanya, tidak ada bagian tubuhnya yang sengaja di olesi racun seperti dulu, itu karena dia telah memiliki Sean dan Suga sebagai suaminya, dia tidak ingin melukai kedua orang yang selalu memeluknya kapanpun itu,

"Bagaimana dengan Sean?" bisiknya lagi,

"Sehun akan melindunginya,,, dia pasti berjuang untuk anaknya, anak kita" memikirkan Sean membuat air mata Rose tak terbendung, entah bagaimana nasibnya di luar sana,

Apakah Sean telah berhasil selamat?
Apa Sehun benar-benar melindunginya?

"Sepertinya sudah aman Rose,,, aku akan melihatnya terlebih dahulu" Suga keluar lebih dulu untuk memastikan keadaan,

Setelahnya ia meminta Rose untuk keluar dari tempat persembunyian mereka,

'Titt,, titt,,, tittt' bunyi alat alat penopang kehidupan orang yang berbaring di brankar sempat membuat mereka terkejut, atensi berpindah pada seseorang yang tertidur brankar,

Seorang laki-laki muda, wajah bersih dan tampan mungkin saja dia seumuran dengan Jimin,

"Kita perlu sesuatu untuk pertahanan diri" ucap Suga membuat Rose kembali fokus,

Suaminya benar, setidaknya mereka perlu sesuatu sebagai alat pertahanan diri,

"Apa yang bisa kita gunakan disini? " tanya Suga kebingungan ia menatap tajam ke sekeliling, terkadang menatap pintu dengan waspada barang kali seseorang yang akan menyakiti mereka datang,

"Tidak ada hal lain selain jarum suntik"

Rose berjalan mengikuti telunjuk suaminya, beberapa alat medis seperti jarum suntik, dan tabung tabung berisi cairan berbagai warna tersedia disana,

Suga bergerak secepatnya mengambil beberapa ml cairan yang ia ketahui menggunakan jarum suntik, terdapat berbagai macam obat obatan anti depresan yg mungkin saja dapat mereka gunakan untuk mempertahankan diri,

Sebuah map berwarna coklat membuat Rose penasaran, ia membukanya dengan secepat kilat, sedikit mengerti tentang catatan medis dari pria yang terbaring di brankar,

'Kehilangan kendali fungsi motorik? Kesulitan bernafas,,,, '

"Sayang, tidak ada waktu, oke, kita perlu menyelamatkan diri dari sini, pria itu aman, dia di rawat dengan baik, ayo kita pergi" ajak Suga setelah membawa banyak jarum suntik yang sudah terisi ke dalam saku jaketnya,

"Suga,,, sepertinya dia terkena racun bunga mawar yang ku buat, kondisinya sama persis seperti Jimin" bisik Rose pada telinga Suga, jelas Suga tahu maksud istrinya, berarti pria yang berbaring di sana adalah anggota kepolisian,

𝙽𝙸𝙽𝙴 𝚂𝙴𝚇𝚈 𝙳𝙰𝙽𝙶𝙴𝚁𝙾𝚄𝚂 𝙱𝙻𝙰𝙲𝙺𝚅𝙴𝙻𝚅𝙴𝚃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang