46.

367 34 9
                                    

"Jangan mengangkat nya sendiri Jisoo, itu cukup berat" Seulgi bergegas mengambil alih koper peralatan medis milik Jisoo dang memanggul nya dengan sendiri, semua tahu Seulgi yang paling kuat di antara mereka semua,

Hari ini captain sudah memerintahkan mereka untuk segera mengemasi barang-barang, mereka akan melakukan misi penting yang belum di ketahui apa itu,

Jisoo melangkah kembali ke dalam tenda masih harus mengorganisir seluruh barang barang nya dan suami, entah Minhyun dimana dia seperti tidak peduli,

Semenjak pembicaraan mereka di panti kala itu, mereka tidak berbicara jika tidak ada sesuatu yang penting dan mendesak, Minhyun sendiri juga tidak bertanya apa gerangan yang membuat Jisoo diam, jangankan bertanya, merasa juga mungkin tidak,

Seingat Jisoo selama mengenal Minhyun dia adalah laki-laki yang begitu peka, dia diam saja karena ngantuk pun Minhyun mengetahui nya, namun tidak lagi sekarang, seperti badai salju membekukan suasana dalam rumah tangga nya,

Grepp

Minhyun terkekeh ketika tangan Jisoo spontan memukul kepalanya, ia pikir itu Lisa karena akhir-akhir ini dia selalu mengganggu nya, dan tidak pernah berhenti bertanya,

'Bagaimana rasanya hamil? '

Seperti nya dia mulai menyukai anak anak,

"Calon mamaku"

"Minhyun lepas, aku masih banyak urusan!" entah apa yang membuat Minhyun tiba-tiba bersikap manja seperti ini, bergelayut di punggung Jisoo, mengusap usap perutnya yang mulai berubah,

"Apa? Aku merindukan bayi ku apa tidak boleh? "

"Ya tapi tidak sekarang, aku sibuk kau tidak melihatnya? " Jisoo kesal mendorong Minhyun agar menjauh darinya namun karena Minhyun memeluk perutnya hal itu membuat Jisoo berbaring di atas dada suami,

"Sudahlah, kita harus cepat sebelum captain memang,,,"

"Aku mencintaimu Jisoo" Jisoo mendongak melihat Minhyun yang kini juga menatapnya dari atas,

Tampan, satu kata untuk suaminya hari ini, meskipun mereka semua belum punya kesempatan untuk mandi,

"Kenapa diam saja hm? Kau tidak mencintai suamimu ya? " Jisoo terdiam dengan kabut kemarahan kembali menyelimuti kedua matanya,

Benarkah itu ungkapan cinta? Atau hanya omong kosong saja? Jisoo berontak dan kembali menata barang-barang setelah terlepas dari pelukan,

Sementara Minhyun hanya tersenyum dia kembali memeluk sang istri dari belakang, menghirup harum lavender dari baju yang di pakai Jisoo,

"Aku suka melihatmu cemburu, semakin cantik dan gemas,, kau berpikir aku tidak peka lagi ya? " Jisoo melotot, tangannya berhenti aktivitas menata nya tertunda,

'Apakah Minhyun bisa membaca pikiran orang? '

"Bukan karena aku bisa membaca pikiran mu sayang, itu karena kau istriku "

Darimana datangnya kata-kata mendebarkan itu, ia harus berpegang teguh pada hatinya, tidak boleh mudah percaya lagi,

"Jisoo, kau salah paham"

"Apanya Minhyun? Bukankah Wendy cinta pertama mu? " Minhyun tersenyum, mengecup sekilas bibir Jisoo sembari menatap nya dalam,

"Jisoo, lebih dari cinta pertama aku menganggap nya seperti saudara, jika kau bertanya apa perbedaan kau dan Saunghwan aku akan menjawab, aku menyayangi Wendy seperti saudara yang harus ku jaga, sedangkan aku menyayangimu seperti seorang gadis yang ingin aku miliki, dan ku pilih sebagai tempat berbagi cinta untuk selamanya" Jisoo menatap mata Minhyun dengan sendu,

𝙽𝙸𝙽𝙴 𝚂𝙴𝚇𝚈 𝙳𝙰𝙽𝙶𝙴𝚁𝙾𝚄𝚂 𝙱𝙻𝙰𝙲𝙺𝚅𝙴𝙻𝚅𝙴𝚃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang