Suasana kota kembali kacau balau, Kejadian kejadian ini sama seperti beberapa tahun lalu saat Blackvelvet masih di atas tahta mafia, penembakan pada oknum polisi, pencurian data perusahaan negara, dan masih banyak lagi,
"Aku sudah katakan itu bukan Blackvelvet!, tingkat akurasi penyerangan tidak se banyak Blackvelvet dulu, berarti ini bukan anggota ku ataupun Bthirteen, kami sudah menjalani hidup dengan baik jadi jangan lagi lagi membawa kami dalam masalah ini"
Brakk, Irene membanting ponselnya keras ke dinding kamar, emosi mulai memenuhi kepalanya, ketenangannya selama ini mulai di usik oleh orang yang mengatasnamakan dirinya dan anggota,
"Irene, appa mendengar suara barang jatuh di kamar mu? "
"Tidak appa, ponselku tidak sengaja terjatuh, jangan khawatir"
"Kau membanting nya? " sulit memang berbohong pada Ayahnya, tapi niat Irene baik, dia hanya ingin ayahnya tidak khawatir, mengingat kondisi kesehatan tuan Bae cukup mengkhawatirkan,
Irene sudah melakukan apapun untuk bisa kembali bersama ayahnya, dia tidak mau berpisah lagi,,,
"Selesaikan nak,,, jangan khawatir pada appa"
Irene menggeleng tegas,
"Tidak Appa, semua sudah selesai, dan para anggota sudah memiliki kehidupan terbaik mereka" tuan Bae tersenyum mengusak rambut anaknya,
"Kau sudah dewasa Irene, kau sudah hampir 30 tahun, kau pasti mengerti apa maksud ku " setelahnya Tuan Bae pergi meninggalkan Irene yang masih merenung,
"Appa benar, aku tidak seharusnya seperti ini,,, ini menyangkut tentang Blackvelvet, aku yakin anggota yang lain juga terusik dengan pelaku pengeboman ini" Irene bergegas menutup pintu kamarnya, mengambil ponsel memanggil nomor milik Seulgi,
Tuutttt,,,
Namun sialnya nomor itu sudah tidak lagi aktif, mungkin sang pemilik sudah lama mengganti nya, mengingat dia tidak pernah lagi berhubungan dengan anggota Blackvelvet lainnya,
"Apa aku harus kembali ke Seoul? "
Sementara di distrik Gwangju Seulgi tengah menghadapi suatu masalah, ya! Song Minho menghubunginya agar ia datang cepat karena polisi menyebalkan itu terluka,
"Huft,, huft,, huft,, Mino! Kau bilang kau terluka? " sial, Mino malah tertawa, sia-sia dia berlari pontang panting secepat kilat menuju klinik tempat dimana Mino berada,
Namun nyatanya laki-laki itu malah tertawa juga meringis di depan ruang tunggu,
"Kau lupa rasanya pukulan ku? "
"Ampun maaf, tapi aku tidak bohong, aku benar-benar terluka, kau tidak lihat ini? " Seulgi melotot, menyesali kebodohan nya sendiri,
Seharusnya ia tak percaya pada Mino, ya memang Mino terluka tapi hey luka se kecil 2 cm itu apa perlu membuatnya berlari hingga hampir kehabisan nafas,
"Kau kenapa bodoh? "
"Aku terluka saat mengupas apel"
"Aku tidak peduli dasar kurang ajar, aku seharusnya ke makam ayah sekarang namun sandiwara mu menggagalkan semuanya! " Seulgi menangis, entah ini air mata untuk yang ke berapa, yang jelas ini adalah alasannya Mino berbohong,
Ia tak suka melihat Seulgi terus menerus meratapi kepergian ayahnya,
Ayah Seulgi memang telah pergi satu tahun yang lalu karena sakit, Seulgi yang dulu kejam tanpa belas kasih menjadi Bear Blackvelvet, sekarang mulai tau, jika nyawa seseorang begitu berharga, dulu bahkan ia tak segan membunuh satu persatu musuhnya, melubangi jantung jantung orang lain dengan peluru sniper miliknya,
"Sssttt,, ayolah jangan lagi, aku tidak suka melihatmu menangis, paman Kang sudah bahagia disana, jadi kau jangan menangis lagi Bear"
"Aku sudah katakan kan, bahwa kau masih punya aku, ayolah aku sudah meninggalkan agensi ku di tangan Jimin demi siapa? Demi dirimu paboya, aku akan menjadi keluarga mu" ucap Mino membawa Seulgi ke dalam pelukannya,
"Hey jangan peluk peluk aku ya, kita ini bukan kekasih! "
"Ya bukan, itu karena kau selalu menolak ku! "
💐💐💐💐💐
"Park Jimin,,, ohhh jiminaaa" Jimin kembali menunjukkan senyum dan lambaian tangan untuk para penggemarnya dulu,
"Jungkook oppa jadilah kekasihku!! "
"Apa? Tidak aku sudah punya pacar! "
Penggemar tertawa dengan kejujuran Jungkook, ya meskipun sampai saat ini mereka tak tahu jelas siapa kekasih idol mereka, yang mereka tau adalah Jungkook selalu mengatakan bahwa ia memiliki kekasih,
"huft,, bertemu penggemar membuat aku sangat bahagia" ucap Jungkook memasuki ruang wardrobe untuk berganti baju dan membersihkan sisa make up untuk konsernya,
Ya Jungkook kembali ke industri musik menjadi seorang solois, sementara Jimin di percaya Mino untuk menggantikan nya sebagai CEO MS entertainment, agensi idol besar yang Mino bangun dari 0,
Jimin tidak bisa menjadi idol seperti impiannya dulu, karena kondisinya yang kurang memungkinkan,
Masih ingat penawar racun Flower Blackvelvet?
Ya, Jimin masih sering pingsan jika sedikit saja kelelahan ataupun shock karena sesuatu,
"Kau sudah dengar berita? " alis Jungkook menukik, berita apa, yang ia tahu televisi dan seluruh media hanya terdapat posternya saat ini, poster comeback album ke 3 Jungkook yang sangat di tunggu oleh masyarakat,
"Blackvelvet,, dia kembali mengacaukan kota" ujar JiMin membuat Jungkook tersedak Coke yang ia minum,
"Ahh sialan sakit sekali perpotongan hidung dan tenggorokan ku!!! " bugh,, bukannya iba, Jimin malah melemparkan sebungkus ciki di hadapannya pada Jungkook,
"Ini, tersedak ini sekalian lebih bagus"
"Uhuk uhuk uhuk uhuk, apa? Blackvelvet comeback? "
"Yang benar saja kau bodoh mereka mafia bukan idol"
"Sama saja, nyatanya mereka comeback,, ah syukurlah dia kembali" Jungkook girang bukan main, jika saat ini semua orang khawatir dengan isu comeback Blackvelvet, Jungkook sebaliknya, dia bahagia bukan main seperti anak kecil, Jungkook bahkan tak segan melompat lompat di atas sofa beludru di samping Jimin,
"Hey bodoh apa yang kau lakukan? Itu hanya isu kau tau? I-S-U"
"Tidak peduli yang jelas aku punya harapan dia kembali, aku akan menghubungi menegerku untuk membatalkan jadwal 3 hari ke depan"
"Hey apa yang kau lakukan? Kau baru saja comeback Jungkook!! "
"Aku? Tentu saja untuk menemui nya" ucap Jungkook berlalu meninggalkan Jimin yang saat ini shock hingga nyaris kesadarannya hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙽𝙸𝙽𝙴 𝚂𝙴𝚇𝚈 𝙳𝙰𝙽𝙶𝙴𝚁𝙾𝚄𝚂 𝙱𝙻𝙰𝙲𝙺𝚅𝙴𝙻𝚅𝙴𝚃
Action𝙳𝚎𝚗𝚍𝚊𝚖 𝚔𝚎𝚓𝚊𝚍𝚒𝚊𝚗 𝚍𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚕𝚞 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚖𝚋𝚒𝚕𝚊𝚗 𝚐𝚊𝚍𝚒𝚜 𝚙𝚘𝚕𝚘𝚜 𝚋𝚎𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚖𝚊𝚏𝚒𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚝𝚊𝚔𝚞𝚝𝚒, "𝙿𝚎𝚛𝚐𝚒𝚕𝚊𝚑 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚗𝚊𝚙𝚞𝚗 𝚔𝚊𝚖𝚒 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛...